Arkeolog Israel Temukan Fragmen Kitab Gulungan Laut Mati

Temuan berusia 2.000 tahun

Yerusalem, IDN Times - Para arkeolog Israel mengumumkan penemuan baru tentang fragmen kitab Gulungan Laut Mati. Fragmen tersebut memuat teks alkitabiah yang ditemukan di dalam gua di sebuah Gurun Yudea. Tempat itu terletak sekitar 40 kilometer sebelah selatan Yerusalem.

Selain fragmen Gulungan Laut Mati, Dinas Purbakala Israel (IAA) juga mengatakan bahwa tim arkeolog menemukan kerangka seorang anak berusia 2.000 tahun pada hari Selasa (16/3). Arkeolog juga menemukan sebuah keranjang anyaman yang masih utuh dengan perkiraan usia sekitar 10.500 tahun. Kemungkinan besar temuan itu adalah temuan yang tertua di dunia.

1. Temuan pertama dalam penggalian arkeologi selama 60 tahun terakhir

Gulungan Laut Mati adalah kumpulan teks-teks alkitabiah Yahudi yang ditemukan pada tahun 1940 hingga 1950an. Kitab klasik itu ditemukan di Qumran dekat dengan Tepi Barat, Palestina. Diperkirakan, Gulungan Laut Mati berasal dari abad ketiga SM hingga abad pertama M. Para penggembala Baduilah yang menemukan benda berharga tersebut.

Teks-teks tersebut termasuk salinan paling awal dari teks alkitabiah dan dokumen yang menguraikan keyakinan sekte Yahudi yang hanya sedikit dapat dipahami. Melansir dari Associated Press, dalam temuan terbaru, para arkeolog menjelaskan bahwa itu adalah temuan pertama selama penggalian arkeologi dalam 60 tahun terakhir.

Fragmen diyakini sebagai bagian dari gulungan yang disimpan di dalam gua selama Bar Kochba Revolt. Bar Kochba Revolt sendiri adalah pemberontakan bersenjata Yahudi melawan Roma dalam pemerintahan Kaisar Hadrian, antara tahun 132 dan 136 masehi.

Mereka mengetahui itu karena dalam temuannya, mereka juga menemukan koin yang dibuat pada masa pemberontakan dan mata panah di gua-gua lain di wilayah tersebut. Koin dan mata panah diidentifikasi juga berasal dari periode itu.

Baca Juga: Artefak Piramida yang Hilang Malah Ditemukan dalam Kotak Cerutu

2. Fakta isi potongan fragmen yang mampu diidentifikasi

Setelah tim arkeolog menemukan potongan fragmen Gulungan Laut Mati, mereka segera mengidentifikasi dan mencoba menerjemahkan teks yang termuat di dalamnya. Fragmen itu diketahui adalah terjemahan Yunani dari kitab Zakharia dan Nahum dari Kitab Dua Belas Nabi Kecil. Akan tetapi nama Tuhan tertulis dengan bahasa Ibrani.

Melansir dari laman The Guardian, salah satu bagian yang mampu diterjemahkan berbunyi: "Ini adalah hal-hal yang harus Anda lakukan: Katakan kebenaran satu sama lain, berikan keadilan yang benar dan sempurna di pintu gerbang Anda."

Penggalian dan eksplorasi purbakala di gua-gua Tepi Barat terus diupayakan oleh IAA. Mereka melakukan itu dengan lindungan Kementrian Pertahanan. Wilayah itu juga termasuk dalam wilayah pendudukan Israel terhadap Palestina yang sangat kontroversial.

Akan tetapi menurut Direktur IAA, Israel Hasson, dia mengatakan "kami harus memastikan bahwa kami memulihkan semua data yang belum ditemukan di dalam gua sebelum para penjarah melakukannya."

Pasukan Israel merebut sebagian Tepi Barat dari pasukan Yordania pada tahun 1967 ketika perang Arab-Isral. Menurut Hukum Internasional, penghapusan kekayaan budaya adalah hal yang dilarang.

3. Persaingan dengan para penjarah 

Meskipun wilayah operasi tim arkeolog dan IAA berada di wilayah pendudukan Israel yang kontroversial, tapi sejauh ini mereka telah bekerja keras untuk melakukan pemetaan dan survei gua-gua di Gurun Yudea tersebut. Mereka melakukan eksplorasi dan survei sejak tahun 2017 lalu secara serius, dan bekerja sama lintas departemen.

Melansir dari laman Times of Israel, hingga saat ini sekitar setengah dari gua-gua di Gurun Yudea telah berhasil di survei. Tim ahli dari Israel melakukan program nasional untuk berpacu dan bersaing dengan para penjarah.

Amir Ganor, kepala Unit Pencegahan Pencurian dari IAA mengatakan “selama bertahun-tahun kami mengejar para penjarah barang antik. Kami akhirnya memutuskan untuk mencegah pencuri dan mencoba mencapai artefak sebelum benda bersejarah itu diambil dari tanah dan gua,” katanya.

Menurut Ganor, ia memperkirakan sekitar 25 persen Gurun Yudea belum disurvei. Arkeolog dan tim sukarelawan dari akademi pra-militer banyak yang sudah mampu mengakses gua-gua yang disurvei. Beberapa di antaranya disebut belum pernah dimasuki oleh manusia selama 2.000 tahun lamanya.

Baca Juga: 11 Artefak ini Ditemukan Saat Ingin Membangun Kereta Bawah Tanah

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya