AS Amankan Pasokan Energi Eropa Jika Rusia Serang Ukraina

Moskow sebut Barat memicu ketegangan dan memperburuk krisis 

Jakarta, IDN Times - Ketegangan di sekitar Ukraina akibat ancaman dari Rusia, sampai saat ini masih belum mereda. NATO telah menyiagakan pasukannya di Eropa Timur dan Amerika Serikat (AS) mengatakan, mereka juga menyiagakan sekitar 8.500 militer di Eropa.

Siaga pasukan NATO dan AS itu disiapkan ketika Rusia melakukan latihan militer tambahan pasukan sekitar 6.000 personel di dekat Ukraina dan di dalam wilayah Krimea. 

Presiden AS Joe Biden telah mengancam akan menjatuhkan sanksi yang memberatkan Moskow, jika melancarkan invasi ke Ukraina. Baru-baru ini, Biden juga mengatakan akan menjatuhkan sanksi secara personal kepada Presiden Rusia Vladimir Putin ketika pasukan Moskow benar-benar memasuki Ukraina.

Ketegangan di sekitar Ukraina telah menimbulkan ancaman langsung bagi Eropa. Blok tersebut memiliki ketergantungan pasokan energi dari Rusia sekitar sepertiga dari kebutuhan. Pihak AS saat ini telah bergerak untuk mengamankan pasokan energi Eropa jika Rusia menyerang Ukraina.

1. AS dan NATO siagakan pasukan saat situasi di sekitar Ukraina semakin memanas

AS Amankan Pasokan Energi Eropa Jika Rusia Serang Ukrainailustrasi pasukan NATO (Twitter.com/NATO)

Ketegangan di sekitar Ukraina yang belum surut dan diplomasi untuk meredakannya yang tidak menemukan terobosan, telah membuat situasi semakin memanas. Rusia menggelar latihan perang di dekat Ukraina dan di dalam Krimea dengan jumlah pasukan sekitar 6.000 personel.

Rusia telah menumpuk sekitar 100 ribu pasukan di dekat perbatasan timur Ukraina. Mereka juga berencana menggelar latihan tempur bersama Belarusia dengan jumlah pasukan yang tidak diumumkan.

Meski Rusia dituduh merencanakan invasi, tapi Moskow berulangkali menolak tuduhan tersebut. Mereka mengatakan tidak pernah merencanakan invasi ke Ukraina.

Tetapi menanggapi situasi di sekitar Ukraina yang memanas, NATO memberikan respon untuk mempersiapkan pertahanan militernya. Mereka memiliki sekitar 4.000 tentara yang telah siaga, terdiri dari pasukan multinasional batalion Estonia, Lithuania, Latvia dan Polandia. Perlengkapan seperti tank, pertahanan udara dan intelijen juga telah siaga.

Bantuan untuk Ukraina juga telah dikirimkan oleh AS ke Kiev. Dilansir Reuters, pada hari Selasa (25/1/22), pasokan senjata dan amunisi dari AS tiba di Ukraina dengan pesawat untuk menopang pertananan negara tersebut.

Pentagon juga telah menyiagakan sekitar 8.500 tentara AS di Eropa dan AS yang siap dikerahkan ke sayap NATO jika diperlukan.

Tapi karena Ukraina bukanlah anggota NATO, Presiden Biden mengatakan "tidak ada pasukan Amerika yang (akan) bergerak ke Ukraina."

2. Upaya mengamankan pasokan energi untuk Eropa

AS Amankan Pasokan Energi Eropa Jika Rusia Serang UkrainaPresiden AS, Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Baca Juga: Hubungan Rusia-Ukraina Memburuk, AS Siagakan 8.500 Tentara

Ketegangan Ukraina dengan Rusia saat ini telah menimbulkan berbagai dampak, termasuk di dalam bisnis. Rusia sebagai penghasil energi utama, termasuk minyak dan gas, adalah pemberi pasokan ke Eropa.

Rusia memasok sekitar sepertiga dari kebutuhan total negara-negara Eropa. Jika perang terjadi, maka besar kemungkinan pasokan itu akan terputus.

Para pejabat tinggi Washington saat ini telah melakukan pembicaraan kepada para perusahaan penghasil energi terbesar di dunia. Dilansir Al Jazeera, jika Rusia menginvasi Ukraina dan pasokan energi ke Eropa terputus, perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kemauan untuk memberikan suplai ke Eropa.

Seorang pejabat AS memberikan penjelasan dengan syarat anonim, bahwa "kami (AS) telah bekerja untuk mengidentifikasi volume tambahan gas alam non-Rusia dari berbagai wilayah di dunia; dari Afrika Utara dan Timur Tengah hingga Asia dan Amerika Serikat.

"Kami sedang berdiskusi dengan produsen gas alam utama di seluruh dunia untuk memahami kapasitas dan kemauan mereka untuk sementara meningkatkan produksi gas alam dan untuk mengalokasikan volume ini ke pembeli Eropa."

Krisis Ukraina-Rusia secara langsung akan memberikan dampak pada energi di Eropa. Ukraina adalah salah satu negara Eropa timur yang wilayahnya dilewati oleh pipa utama pasokan gas dari Rusia ke Eropa.

Jika krisis semakin parah, maka pasokan energi ke Eropa pasti akan mengalami kekurangan.

Pejabat AS mengatakan "untuk memastikan Eropa mampu melewati musim dingin dan musim semi, kami berharap untuk siap memastikan pasokan alternatif yang mencakup sebagian besar potensi kekurangan (Eropa)."

3. Presiden Ukraina mengatakan invasi Rusia tidak akan terjadi dalam waktu dekat

AS Amankan Pasokan Energi Eropa Jika Rusia Serang UkrainaVolodymyr Zelensky, Presiden Ukraina (Twitter.com/Володимир Зеленський)

Dengan penumpukan sekitar 100 ribu pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina, dan latihan perang pasukan Moskow di beberapa lokasi dekat Ukraina, eskalasi di sekitar wilayah tersebut telah semakin memanas.

Diplomasti tingkat tinggi yang telah dilakukan Rusia dan Barat sejauh ini gagal mengurangi ketegangan. Di tengah situasi yang semakin tidak stabil tersebut, AS, Kanada dan Inggris serta beberapa negara lain telah memerintahkan staf kedutaan untuk keluar dari negara tersebut.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, melansir Associated Press, berusaha meyakinkan untuk tetap tenang. Dia mengatakan "kami cukup kuat untuk menjaga semuanya tetap terkendali dan menggagalkan setiap upaya destabilisasi."

Langkah yang telah dilakukan oleh beberapa negara dengan menarik diplomat dari Kiev menurut Zelensky tidak serta merta memberi tanda bahwa eskalasi militer akan segera terjadi. Baginya langkah tersebut "merupakan bagian dari permainan diplomatik yang kompleks. Kami bekerja sama dengan mitra kami sebagai satu tim."

Dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, Zelensky mengatakan kepada rakyat Ukraina "jangan khawatir, tidurlah yang nyenyak. Tidak perlu mengemasi tasmu."

4. Moskow sebut Barat memicu ketegangan dan memperburuk krisis

Di sisi lain, Rusia berulangkali membantah merencanakan invasi ke Ukraina. Mereka menyebut krisis saat ini didorong oleh tindakan NATO dan AS. Rusia hanya ingin meminta jaminan keamanan dari Barat dalam jangka panjang berdasarkan hukum.

Tuntutan jaminan itu termasuk di antaranya janji NATO tidak memasukkan Ukraina dalam anggota aliansi atlantik utara.

Siaga militer yang dilakukan oleh NATO dan AS saat ini dilihat oleh Moskow sebagai langkah yang memprihatinkan. Dilansir Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuduh Washington memicu ketegangan di Ukraina.

Saat ini, Moskow sedang menunggu tanggapan tertulis dari AS atas daftar tuntutan yang telah diajukan. Beberapa di antaranya telah ditolak oleh Washington.

Peskov menegaskan terus mengamati langkah pergerakan pasukan AS dan menjadi kewaspadaan. Meski begitu, pasukan AS tidak mempengaruhi proses negosiasi karena menurutnya fase pembicaraan diplomasi saat ini telah selesai.

Baca Juga: Imbas Ketegangan Geopolitik Rusia-Ukraina, Rupiah Berpotensi Tertekan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya