AS Sepakat Jual Rudal ke Mesir Meski ada Pelanggaran HAM 

Nilai transaksi jutaan dolar AS 

Washington DC, IDN Times – Pemerintahan AS yang saat ini dipimpin oleh Joe Biden menyepakati penjualan rudal ke Mesir. Kesepakatan itu dilakukan dengan alasan bahwa Mesir telah lama menjadi mitra strategis AS di Timur Tengah.

Kesepakatan itu terjadi meski Mesir telah menjadi sasaran kritik atas pelanggaran kemanusiaan seperti penangkapan yang sewenang-wenang dan penyiksaan tahanan. Abdel Fattah el-Sisi yang saat ini memimpin Mesir, memiliki hubungan yang baik dengan Donald Trump. Bahkan Trump memuji el-Sisi sebagai “diktator favorit saya”.

1. Rudal bernilai jutaan dolar AS

AS Sepakat Jual Rudal ke Mesir Meski ada Pelanggaran HAM Rudal yang dijual AS ke Mesir senilai 197 juta dolar AS. Ilustrasi (pexels.com/pixabay)

Kesepakatan pembelian rudal Mesir dengan AS memiliki nilai yang fantastis. Jumlah angka dari kesepakatan tersebut diperkirakan mencapai 197 juta dolar AS atau setara dengan Rp2,7 triliun. Rudal tersebut adalah rudal taktis buatan Raytheon, kontraktor dan perusahaan industri pertahanan utama AS.

Melansir dari laman Anadolu, Departemen Luar Negeri AS menjelaskan bahwa pembelian rudal taktis itu untuk memperkuat Angkatan Laut Mesir. Jumlah total rudal AS yang disepakati dijual ke Mesir sebanyak 168 buah.

Rudal dari Raytheon yang akan dibeli oleh Mesir adalah jenis Rolling Airframe Missile (RAM). Senjata tersebut telah digunakan oleh beberapa negara mitra AS seperti Jerman, Jepang, Yunani, Turki, Korsel, Meksiko, Arab Saudi, dan Mesir. Rudal memiliki fungsi utama sebagai pertahanan melawan rudal penjelajah anti-kapal.

RAM yang dipesan oleh Mesir digunakan untuk mendukung kapal-kapal Fast Missile Craft Angkata Laut. Itu akan memberikan kemampuan peningkatan pertahanan secara signifikan di wilayah pesisir dan di daerah yang berdekatan dengan Terusan Suez.

2. Pelanggaran HAM Mesir

AS Sepakat Jual Rudal ke Mesir Meski ada Pelanggaran HAM Ilustrasi Penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Joe Biden telah berjanji untuk menarik dukungan bagi sejumlah operasi militer ofensif di Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Baru-baru ini, AS mengatakan akan menarik diri dari dukungan ke Saudi dalam operasi militer di Yaman.

Biden juga melakukan peninjauan ulang tentang rencana penjualan sejumlah jet tempunya ke Uni Emirat Arab. Untuk Mesir, Biden telah bersumpah akan mengambil sikap keras tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Mesir terhadap para aktivis dan lawan politik.

Melansir dari laman Al Arabiya, para influencer, komedian, blogger, jurnalis, aktivis dan akademisi telah dipenjara di bawah pemerintahan el-Sisi. Banyak diantara mereka ditahan dalam penahanan pra-sidang. Saat ini diperkirakan ada sekitar 60.000 tahanan politik yang ada di Mesir.

Meski begitu, dengan alasan tunduk pada “peninjauan Kongres yang menganggap Mesir terus menjadi mitra strategis penting di Timur Tengah,” maka kesepakatan penjualan ratusan rudal itu kemungkinan diizinkan.

Baca Juga: Mesir Temukan Pabrik Bir Tertua di Dunia 

3. Penangkapan sewenang-wenang

AS Sepakat Jual Rudal ke Mesir Meski ada Pelanggaran HAM Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi. (Instagram.com/alsisiofficial)

Mesir baru-baru ini dituduh telah melakukan penangkapan sewenang-wenang dan pelecehan terhadap keluarga aktivis bernama Mohamed Soltan, seorang warga negara AS. Pengacara Soltan telah mengajukan tuntutan hukum atas tuduhan penyiksaan di tahanan Mesir atas kliennya.

Melansir dari laman Al Jazeera, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, menjelaskan bahwa pemerintah AS telah mengetahui kasus itu dan sedang “menyelidikinya.” Price mengatakan kepada para wartawan bahwa “Kami menganggap serius semua tuduhan penangkapan atau penahanan sewenang-wenang,” ujarnya.

Soltan adalah seorang putra anggota Ikhwanul Muslimin terkemuka. Ia dulu memiliki kewarganegaraan ganda, Mesir dan AS. Ia ditangkap pada tahun 2013 setelah el-Sisi memimpin penggulingan Presiden terpilih Mohamed Mursi. Pada tahun 2015 dia dibebaskan dan dideportasi ke AS setelah memilih mencabut kewarganegaraan Mesirnya.

Pengacara Mohamed Soltan yang bernama Eric Lewis menjelaskan bahwa saat ini rezim Mesir yang dipimpin oleh el-Sisi “menangkap kerabatnya (Soltan) untuk mencoba mengintimidasi dia agar diam. Taktik seperti itu tidak mendapatkan tempat di komunitas internasional,” jelas Lewis.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Mumi Mesir dengan 'Lidah Emas'

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya