AS Taruh Rudal di Ukraina, Rusia Ancam Kirim Militer ke Amerika Latin

AS nilai itu hanya gertakan dalam komentar publik

Jakarta, IDN Times - Ketegangan antara Ukraina dengan Rusia, yang dikhawatirkan dapat memicu perang besar, juga merembet ke persoalan lain. Kremlin, yang merasa terancam dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, kemungkinan bisa membalas dengan mengirim aset militer ke Amerika Latin.

Ketegangan di Eropa Timur hari ini disebabkan Rusia yang merasa terancam dengan aktivitas AS dan NATO. Rusia tidak ingin negara-negara pecahan Uni Soviet menjadi anggota NATO.

Selain itu, jika negara-negara yang berbatasan langsung dengan Rusia dapat ditempati rudal AS, hal itu dapat memberikan ancaman langsung bagi keamanan Moskow. Rusia juga bisa membalas dengan melakukan aktivitas militer di negara-negara Latin yang dekat dengan AS.

1. Kemungkinan pengerahan aset militer Rusia ke Amerika Latin

AS Taruh Rudal di Ukraina, Rusia Ancam Kirim Militer ke Amerika LatinSistem senjata misil Rusia. (Twitter.com/Минобороны России)

AS dan Rusia jadi aktor utama dalam pembahasan proposal jaminan keamanan yang diajukan oleh Moskow. Dalam membahas proposal itu, dua belah pihak melakukan tiga tahap diplomasi. Terakhir, mereka bersama Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE) bertemu di Wina, pada Kamis (13/1/22).

Dalam pertemuan itu, tidak ada kesepakatan yang dihasilkan. Tapi masih ada kemungkinan diplomasi akan dilanjutkan kembali pekan depan, meski belum ada tanggal pastinya. 

Di tengah kebuntuan diplomasi, secara garis besar Rusia merasa keberatan dengan aktivitas militer AS dan sekutu di dekat perbatasannya.

Dilansir Euro News, diplomat top Rusia ketika ditanya apakah negaranya memiliki kemungkinan pengerahan militer ke Kuba dan Venezuela, dia menolak mengesampingkan kemungkinan tersebut.

Sergei Ryabkov, yang memimpin delegasi Rusia dalam diplomasi di Wina, mengatakan bahwa dia tidak bisa mengonfirmasi atau mengesampingkan kemungkinan Rusia mengirim aset militer Moskow ke Amerika Latin.

"Itu semua tergantung pada tindakan rekan-rekan kami di AS," kata Ryabkov.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebelumnya telah memperingatkan bahwa Moskow dapat mengambil langkah teknis militer, jika AS dan sekutu gagal memperhatikan tuntutan mereka dari proposal yang sudah diajukan.

Baca Juga: Dialog AS-Rusia Buntu, Polandia Peringatkan Ancaman Perang di Eropa

2. Gertakan dalam komentar publik

Diplomasi AS-Rusia pekan ini adalah upaya meredakan ketegangan yang terjadi di dekat perbatasan timur Ukraina. Rusia telah menumpuk sekitar 100 ribu tentara dan dituduh oleh Kiev akan melancarkan invasi.

Rusia membantah tuduhan tersebut dan menolak memindahkan pasukannya. Mereka beralasan bahwa penempatan pasukan di manapun di bagian negaranya adalah hak negara berdaulat.

Dilansir Associated Press, penasihat keamanan Gedung Putih Jake Sullivan tidak mau ambil pusing soal wacana Rusia menempatkan pasukannya di Amerika Latin 

"Saya tidak akan menanggapi gertakan dalam komentar publik. (Namun), jika Rusia bergerak ke arah itu (Amerika Latin), kami akan menghadapinya dengan tegas," ujar dia. 

Amerika Latin pernah menjadi titik ketegangan antara AS dan Soviet. Saat itu, terjadi peristiwa bernama Krisis Rudal Kuba 1962. Soviet mengerahkan rudal ke Kuba dan AS memberlakukan blokade laut di pulau tersebut.

Masalah itu berakhir ketika Presiden AS John F. Kennedy dan pemimpin Soviet Nikita Khruschev menyepakati keputusan Moskow menarik rudal, sebagai imbalan atas janji Washington tidak menyerang Kuba serta menghapus rudal AS dari Turki.

3. Rusia menilai mendapat ancaman provokatif

AS Taruh Rudal di Ukraina, Rusia Ancam Kirim Militer ke Amerika Latinilustrasi jet tempur (Pixabay.com/12019)

Pengaruh Rusia di Amerika Latin cukup kuat, khususnya di Kuba dan Venezuela. Dua negara itu secara historis memiliki hubungan yang erat dengan Soviet di masa lalu, dan dengan Rusia di masa kini.

Moskow merasa kegiatan yang dilakukan oleh AS dan sekutu NATO di dekat negaranya telah menimbulkan ancaman keamanan. Dilansir ABC, Ryabkov menggambarkan pengerahan dan latihan militer AS dan NATO di dekat wilayahnya adalah hal yang sangat tidak stabil. Dia mengatakan bomber strategis berkemampuan nuklir AS terbang hanya 15 kilometer dari perbatasan Rusia.

"Kami terus-menerus menghadapi tekanan militer provokatif yang dimaksudkan untuk menguji kekuatan kami," kata dia. 

Ekspansi AS dan NATO untuk melanjutkannya ke wilayah baru, khususnya ke negara-negara yang berbatasan langsung dengan Rusia, telah membuat Moskow semakin terancam. Rudal-rudal AS bisa dipasang di negara tersebut dan dapat mencapai Moskow hanya dalam waktu lima menit.

Ryabkov menegaskan, saat ini Rusia tidak memiliki opsi kecuali meloloskan proposal jaminan keamanan. 

Seruan kepada Rusia agar menarik pasukannya yang berada dekat perbatasan timur Ukraina juga ditolak. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, "hampir tidak mungkin bagi NATO untuk mendikte kami di mana kami harus memindahkan angkatan bersenjata kami di wilayah Rusia."

Baca Juga: Rusia: Pembicaraan dengan AS tentang Ukraina akan Sulit

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya