AS Tuduh Iran Jadi Markas Baru Kelompok Al-Qaeda

Iran menuduh balik AS menyampaikan kebohongan 

Washington, IDN Times – Pada masa akhir jabatan Presiden Donald Trump, upaya untuk semakin mengunci Iran kian kuat. Salah satu manuver yang terhitung sukses dari lobi diplomatik Amerika Serikat adalah terjalinnya kembali hubungan antara Qatar dan Arab Saudi yang membuat negara-negara teluk kembali bersatu.

Arab Saudi telah menuduh Qatar memiliki hubungan dekat dengan Iran dan pada tahun 2017, Saudi memblokade Qatar baik di jalur laut, udara ataupun darat. Kini blokade itu dicabut dan membuat mereka menjalin kembali normalisasi hubungan.

Iran di sisi lain saat ini semakin terkunci. Kelompok Houthi yang berada di Yaman dan dituduh disokong Iran kini akan dimasukkan oleh AS sebagai kelompok teroris. Manuver lainnya saat ini yang dilakukan oleh pemerintahan Donald Trump adalah, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengklaim bahwa Iran adalah markas baru bagi kelompok teroris al-Qaeda.

1. Klaim tanpa dasar

AS Tuduh Iran Jadi Markas Baru Kelompok Al-QaedaMike Pompeo, Menlu AS (instagram.com/secpompeo)

Nama al-Qaeda telah lama menjulang sebagai kelompok teroris dan menjadi salah satu objek perang yang dilancarkan oleh Amerika Serikat beserta sekutunya. Namun kematian pemimpinnya, Osama bin Laden, rupanya tidak menghentikan para pecahan al-Qaeda untuk membentuk kelompok baru seperti ISIS atau ISIL yang hingga kini masih menimbulkan teror di berbagai negara.

Pada hari Selasa, 12 Januari 2021, sebuah pernyataan kontroversial dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. Melansir dari laman Deutsche Welle, Pompeo mengatakan bahwa al-Qaeda telah mendirikan pangkalan baru di Iran. Dia menuduh kelompok al-Qaeda “bersembunyi” di dalam negeri para Mullah tersebut.

Pompeo mendasarkan klaim tuduhannya pada dugaan pembunuhan pemimpin al-Qaeda, Abu Muhammad al-Masri dalam operasi militer Israel pada Agustus 2020. Namun klaim tersebut dibantah oleh Iran.

Menurut Pompeo, “Kehadiran al-Masri di Iran menunjukkan alasan bahwa al-Qaeda memiliki basis baru: Republik Islam Iran” kata Menteri Luar Negeri tersebut dalam sebuah konferensi pers di National Press Club, di Washington.

2. Al-Qaeda dituduh bersembunyi di balik lindungan Iran

AS Tuduh Iran Jadi Markas Baru Kelompok Al-QaedaIran dituduh lindungi kelompok al-Qaeda. Ilustrasi (twitter.com/IGIHE)

Dalam konferensi pers yang disampaikan oleh Mike Pompeo, Iran dianggapnya sebagai pusat grografis utama jaringan al-Qaeda. Sehingga, dia mengatakan, Iran adalah Afghanistan baru karena dulu kelompok al-Qaeda dituding bersembunyi di pegunungan-pegunungan Afghanistan.

Hanya tersisa delapan hari masa jabatan Donald Trump, Pompeo menuduh bahwa al-Qaeda telah bersembunyi di balik perlindungan cangkang keras rezim Iran. Melansir dari kantor berita Reuters, ada beberapa keraguan di dalam komunitas intelijen dan Kongres AS atas tuduhan Pompeo yang dianggap tak berdasar.

Untuk pertama kalinya, Mike Pompeo mengatakan kematian pemimpin terbaru al-Qaeda, al-Masri, meninggal pada tanggal 7 Agustus 2020. Al-Masri tewas karena operasi militer Israel. Namun Iran tetap membantah pernyataan tersebut. Menurut Iran, tidak ada teroris al-Qaeda yang bersembunyi di wilayahnya.

Baca Juga: Afiliasi Al Qaeda Akui Jadi Dalang Tewasnya Tentara Prancis

3. Iran tuduh Pompeo melakukan kebohongan

AS Tuduh Iran Jadi Markas Baru Kelompok Al-QaedaMohammad Javad Zarif, Menlu Iran (instagram.com/jzarif_ir)

Secara ideologis, al-Qaeda dan Iran jelas bertentangan. Iran adalah negara yang memiliki basis ideologi Syiah terbesar di dunia. Sedangkan al-Qaeda memegang teguh secara konservatif nilai-nilai Sunni. Sedangkan dari dulu, dua kelompok Islam ini seringkali bertempur satu sama lain bahkan sampai berdarah-darah.

Tuduhan Mike Pompeo bahwa Iran menjadi markas baru bagi al-Qaeda tentu saja akan mengernyitkan dahi banyak orang. Kemungkinan kerja sama antara kelompok teroris besar al-Qaeda yang Sunni konservatif dengan Syiah Iran sangat kecil sekali.

Melansir dari laman Al Jazeera, tuduhan yang dilancarkan oleh Mike Pompeo tersebut segera ditanggapi oleh Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif. Melalui sosial media miliknya, Zarif menuduh Pompeo telah melakukan kebohongan. Dia juga mengecam klaim Menteri Luar Negeri AS itu.

Pemerintahan Donald Trump telah mengambil opsi antagonistik ketika menjabat pada tahun 2017. Selama empat tahun berkuasa, Trump seringkali mengeluarkan pernyataan untuk melakukan “tekanan maksimum” terhadap Iran karena negara itu dianggap “penjahat”. Selama Donald Trump menjabat sebagai presiden AS, dua negara tersebut seringkali berada diambang eskalasi militer yang dikhawatirkan dapat memicu perang besar.

Baca Juga: Afiliasi Al Qaeda Akui Jadi Dalang Tewasnya Tentara Prancis

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya