AS-Turki Blokir Jaringan Keuangan Pendukung ISIS

Turki bekukan aset pendukung finansial ISIS

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Turki, pada Kamis (5/1/2023), menjatuhkan sanksi terhadap jaringan keuangan yang diduga memberi dukungan kepada ISIS. AS mengatakan ada empat individu dan dua perusahaan yang terkena dampak sanksi tersebut.

Turki juga telah membekukan aset setidaknya tujuh individu atau badan hukum yang terlibat dalam pembiayaan kelompok militan tersebut. Di antara mereka yang dijatuhi sanksi adalah Brukan al-Khatuni, warga Irak yang tinggal di Turki.

1. Melemahkan kemampuan ISIS untuk beroperasi

AS-Turki Blokir Jaringan Keuangan Pendukung ISISIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Upaya untuk menumpas jaringan ISIS beserta pendukungnya terus dilakukan oleh AS. Pada Kamis, mereka mengumumkan telah bekerja sama dengan Turki untuk menjatuhkan sanksi kepada entitas yang memberi dukungan finansial terhadap kelompok militan.

Dilansir Al Jazeera, kerja sama dengan Turki itu diklaim telah menganggu kemampuan ISIS untuk membiayai operasinya, kata Ned Price, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Langkah pada Kamis itu disebut AS sebagai bagian dari aksi kontraterorisme.

Sanksi yang dijatuhkan akan memblokir transaksi dan membatasi perdagangan untuk kelompok sasaran, baik di AS dan di Turki. Individu di kedua negara juga tidak diperbolehkan terlibat dalam urusan bisnis dengan para pihak yang menjadi target sanksi.

Baca Juga: 8 Anggota ISIS Tewas di Afghanistan Diserbu Taliban

2. Turki bekukan aset entitas pendukung finansial ISIS

Jaringan finansial yang diduga mengalirkan pendanaan ke ISIS itu khususnya berada di Turki. Mereka disebut memindahkan dana dari dan ke Suriah-Irak. Mereka merupakan kelompok kunci dalam pengelolaan uang.

Dilansir Al Monitor, Turki juga segera membekukan aset para anggota jaringan keuangan yang dituduh terlibat dengan ISIS. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, bakkal terus mengambil langkah efektif untuk melawan pendanaan terorisme dan bekerja sama dengan mitra internasional untuk masalah tersebut.

Brian Nelson, Wakil Menteri Keuangan AS untuk intelijen keuangan, mengatakan bahwa tindakan kali ini menegaskan kembali komitmen departemen tersebut untuk menurunkan kemampuan ISIS beroperasi.

“Penunjukan dan pembekuan aset yang menyertainya adalah hasil dari koordinasi dan kolaborasi yang erat dengan mitra Turki kami untuk menargetkan aktivitas (ISIS) di wilayah tersebut," kata Nelson.

3. Warga Irak di Turki yang memiliki peran penting keuangan ISIS

Menurut laporan dari Departemen Keuangan AS, mereka yang menjadi target sanksi itu termasuk Brukan al-Khatuni, dua putranya, dan seorang rekan. Al-Khatuni adalah warga Irak yang disebut tinggal secara ilegal di Turki.

Brukan al-Khatuni menjabat sebagai kepala pembiayaan asing di wilayah ISIS di Irak. Pada 2016, dia masuk ke Turki dan mengelola jaringan keuangan ISIS di negara itu, dengan mentransfer dana dari donor yang berbasis di Teluk Arab ke ISIS. Pada 2018, al-Khatuni juga disebut memiliki peran penting mengelola pembiayaan ISIS di Turki.

Jaringan lain yang terkait Brukan al-Khatuni juga menjadi target sanksi. Mereka termasuk dua putra al-Khatuni, yakni Muhammad Abd Al Hamid dan Umar Abd Al Hamid.

Keduanya disebut fasilitator keuangan ISIS dan memfasilitasi pengiriman uang ke ISIS melalui entitas keuangan yang berbasis di Turki, yaitu Wadi Alrrafidayn for Foodstuffs dan Sham Express. Kedua entitas juga terkena sanksi.

Baca Juga: Libya Temukan 18 Mayat di Kuburan Massal Bekas Benteng ISIS

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya