Australia: 267 Demonstran Anti-Lockdown Ditangkap Polisi

Menurut polisi, demonstran tidak ingin protes tapi berkelahi

Jakarta, IDN Times - Polisi Australia yang bertugas menjaga dan mengamankan kota dalam penerapan aturan pencegahan COVID-19, menangkap 267 orang demonstran anti-lockdown. Penangkapan itu dilakukan ketika dua kelompok terlibat bentrokan pada Sabtu (18/9).

Negara Kanguru telah bergulat dengan wabah virus corona varian Delta. Sejak pertengahan Juni lalu, kota-kota besar di Australia mengalami penguncian ketat selama berminggu-minggu. Meski masyarakat Australia memiliki kepatuhan tinggi dalam menaati aturan, ada beberapa kelompok yang menentang penguncian (lockdown) tersebut.

1. Sekitar 700 orang di Melbourne melakukan protes dan 235 orang ditangkap

https://www.youtube.com/embed/0h4F7uH0g8g

Australia adalah salah satu negara yang banyak dipuji karena mampu menahan sebaran infeksi virus corona di negaranya pada tahun 2020 lalu. Tapi ketika varian Delta menyerang, negara tersebut kini harus menghadapi serangkaian aturan ketat penguncian karena infeksi COVID-19 yang terus melonjak.

Kota-kota besar seperti Melbourne, dan ibu kota Canberra dalam penguncian ketat selama berminggu-minggu demi mencegah penyebaran infeksi. Di Sydney, banyak polisi dikerahkan untuk menegakkan aturan pencegahan penularan COVID-19.

Namun beberapa kelompok masyarakat yang menentang penguncian, telah melakukan serangkaian demonstrasi dalam beberapa bulan terakhir. Dalam demonstrasi yang terbaru pada hari Sabtu, ratusan orang berkumpul tanpa izin untuk menyuarakan protes mereka. 

Sekitar 700 orang di Melbourne, menurut Reuters, berhasil berkumpul di beberapa bagian kota. Mereka protes karena pusat kota menjadi zona larangan bepergian, dan angkutan umum di kota tersebut juga ditangguhkan. Sekitar 2.000 petugas telah mendirikan pos pemeriksaan serta barikade untuk mengatur aktivitas masyarakat.

Polisi akhirnya menindak para demonstran sehingga terlibat bentrokan. Sebanyak 235 orang berhasil diamankan oleh petugas. Tapi sebanyak 10 petugas juga dilaporkan terluka dan tiga di antaranya harus dirawat di rumah sakit.

2. Lebih dari 1.000 kasus baru tercatat ketika demonstran anti-lockdown protes di Sydney

https://www.youtube.com/embed/FRUsO8_gxmI

Baca Juga: Hubungan Memanas, Prancis Tarik Duta Besarnya untuk AS dan Australia

Selain di Melbourne, demonstrasi lain juga digelar di negara bagian New South Wales (NSW), khususnya di kota Sydney. Jumlah demonstran yang melakukan protes tidak sebanyak di Melbourne. Namun karena mereka melanggar aturan penguncian, polisi telah menahan 32 orang. 

Tim petugas anti huru-hara yang bekerja dengan patroli jalan raya, polisi umum, dan detektif telah dikerahkan ke jalan-jalan agar dapat mencegah pertemuan dalam skala besar.

Menurut The Guardian, protes anti-lockdown itu terjadi ketika negara bagian NSW mencatat 1.331 kasus baru dan enam kematian akibat infeksi virus corona.

Rencananya, protes akan digelar di Sydney Park. Namun karena upaya pencegahan yang telah dilakukan oleh otoritas yang berwenang, acara itu hanya dihadiri oleh segelintir demonstran.

Menurut ABC, selain menangkap 32 orang, polisi Sydney juga menjatuhkan denda kepada dua orang karena tidak mengenakan masker.

Di wilayah Far North Coast, ada sekitar 200 hingga 300 orang yang tanpa masker melakukan protes lockdown. Protes yang dilakukan itu sebagian besar berlangsung damai, dengan beberapa orang meneriakkan dan membawa pesan "Kebebasan dari Lockdown."

3. Menurut polisi, demonstran tidak ingin protes tapi hanya ingin berkelahi

Protes anti-penguncian lainnya juga terjadi di Queensland, Perth, Brisbane, juga di Adelaide. Tapi sebagian besar berlangsung damai. Hanya di Melbourne saja para demonstran terlibat bentrokan dengan polisi dengan parah.

Batu, botol atau benda lain seperti traffic cone dilemparkan oleh demonstran ke arah polisi. Polisi Victoria yang melakukan pengepungan terhadap demonstran, mendapatkan perlawanan keras.

Mark Galliott, komandan kepolisian, mengatakan "apa yang kita lihat hari ini adalah sekelompok pengunjuk rasa yang berkumpul bukan untuk memprotes kebebasan, tetapi hanya untuk melawan dan berkelahi dengan polisi," ujarnya dikutip dari The Independent.

Polisi, baik pria atau wanita menjadi korban yang terinjak-injak. Beberapa di antaranya dilaporkan mengalami patah tulang akibat bentrokan tersebut.

Baca Juga: Menlu Australia Minta Taliban Tepat Janji soal Afghanistan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya