Australia Tuduh Orang Rusia Retas Data Medis di Negaranya 

Peretas minta tebusan Rp155 miliar

Jakarta, IDN Times - Komisaris Polisi Federal Australia (AFP) Reece Kershaw, pada Jumat (11/11/2022), mengatakan bahwa sekelompok penjahat dunia maya bertanggung jawab serangan terhadap data medis di negaranya.

Dalam keterangannya, Kershaw mengaku pihak berwenang telah mengetahui identitas di balik peretasan itu. Namun dia tidak mau menyebutkan namanya. Kelompok itu disebut terkait dengan peretas Rusia.

1. Peretas merilis data pelanggan yang aborsi

Australia Tuduh Orang Rusia Retas Data Medis di Negaranya Ilustrasi hacker. (pexels.com/Sora Shimazaki)

Data pelanggan medis Australia, terutama pelanggan asuransi kesehatan Medibank yang terbesar di negara itu, telah diretas. Pelaku merilis dan membocorkan data termasuk aborsi para klien.

Melansir Reuters, Medibank telah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mencari file yang dibocorkan yang berisi nama pemegang polis dan bukan pasien. David Koczkaro, kepala eksekutif Medibank, mengatakan rilis data dari peretas dapat membuat orang berhenti mencari perawatan medis.

"Ini adalah orang-orang nyata di balik data ini dan penyalahgunaan data mereka sangat disayangkan dan dapat membuat mereka enggan mencari perawatan medis," kata Kuczkaro.

Baca Juga: Diam-diam Bawa Rendang, WNI Dideportasi dari Australia 

2. Peretas minta tebusan tapi perusahaan menolak

Medibank, perusahaan asuransi kesehatan swasta terbesar di Australia, memiliki jutaan pelanggan. Peretas berhasil mencuri 9,7 juta data pelanggan. Mereka meminta tebusan kepada perusahaan tersebut, kutip Al Jazeera.

Namun Medibank menolaknya, mengutip saran para ahli kejahatan dunia maya bahwa itu tidak menjamin kembalinya informasi pelanggan. Justru hal itu dapat menempatkan lebih banyak orang dalam bahaya, dengan menjadikan warga Australia sebagai target lebih besar.

Tuntutan pertama peretas kepada Medibank sejumlah 10 juta dolar atau sekitar Rp155 miliar. Harga tersebut sekitar satu dolar atau Rp15 ribu untuk data satu pelanggan.

Karena tidak dituruti, peretas merilis informasi sensitif data pelanggan tentang rincian aborsi. Selain itu mereka juga merilis perawatan kecanduan klien, pengakit mental dan HIV.

3. Australia akan hubungi Rusia

Sejauh ini, Reece Kershaw mengatakan bahwa dia telah mengetahui identitas para peretas. Mereka memiliki afiliasi dengan kelompok di Rusia.

"Untuk para penjahat, kami tahu siapa Anda dan terlebih lagi, AFP memiliki beberapa langkah signifikan dalam hal membawa pelaku luar negeri kembali ke Australia untuk menghadapi sistem peradilan," kata Kershaw, dikutip dari Al Jazeera.

Dia mengatakan, otoritas Australia akan mengadakan pembicaraan dengan penegak hukum di Rusia, mengenai orang-orang yang dinilai bertanggung jawab atas serangan peretasan tersebut.

Rusia sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar tentang niat dari kepolisian Australia.

Baca Juga: Uzbekistan Minta Uni Eropa Mencabut Sanksi atas Oligarki Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya