Azerbaijan Mulai Ambil Alih Beberapa Wilayah Nagorno-Karabakh 

Politik dalam negeri Armenia masih bergolak 

Baku, IDN Times – Perang antara Azerbaijan dan Armenia sudah berhenti. Akan tetapi, para pengamat menilai bahwa gencatan senjata terakhir tidak bisa dipastikan bahwa dua negara tersebut benar-benar akan dapat hidup damai. 

Dalam kesepakatan gencatan senjata terbaru, Azerbaijan dan Armenia “dipaksa” Rusia untuk duduk satu meja melakukan pembicaraan “damai”. Kesepakatan dibuat bahwa gencatan senjata dilakukan dan beberapa wilayah Nagorno-Karabakh dikembalikan ke Azerbaijan.

Beberapa wilayah yang dikembalikan salah satunya adalah kota terbesar kedua di Nagorno-Karabakh, Susha, yang telah jatuh ke tangan Azerbaijan, persis sebelum gencatan senjata dilakukan. Kali ini pasukan Azerbaijan mulai memasuki wilayah Nagorno-Karabakh untuk mengambil alih. Penduduk Armenia yang tinggal di wilayah tersebut, telah berbondong-bondong meninggalkannya.

1. Tiga distrik akan diserahkan ke Azerbaijan hingga 1 Desember mendatang

Azerbaijan Mulai Ambil Alih Beberapa Wilayah Nagorno-Karabakh Distrik-distrik Nagorno-Karabakh sepi karena ditinggalkan penduduk Armenia. Ilustrasi (pixabay.com/Military_Material)

Pasukan Azeri dan konvoi kendaraan-kendaraan lapis baja mulai memasuki distrik Aghdam pada 20 November 2020. Aghdam menjadi distrik yang pertama diambil alih oleh Azerbaijan. Sehari sebelumnya, personel militer Armenia terlihat menghancurkan markas mereka dan para penduduk Armenia keluar dari wilayah itu dengan tergesa-gesa.

Melansir dari laman berita Al Jazeera, Kementrian Pertahanan Azerbaijan menilai distrik tersebut telah diduduki separatis Armenia selama hampir 30 tahun. Kini, “satuan tentara Azerbaijan mulai memasuki wilayah Aghdam pada 20 November” (20/11).

Dua distrik yang lain yang akan diserahkan ke Azerbaijan oleh Armenia adalah distrik Kalbajar pada tanggal 25 November dan kemudian distrik Lachin akan diserahkan pada tanggal 1 Desember. Dalam kesepakatan damai pekan lalu yang ditengahi Rusia, Armneia sepakat menyerahkan kembali 15 hingga 20 persen wilayah Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan.

2. Aghdam menjadi kota hantu

Azerbaijan Mulai Ambil Alih Beberapa Wilayah Nagorno-Karabakh Salah satu pemandangan pegunungan distrik Kalbajar yang akan diambil alih oleh Azerbaijan (twitter.com/turkan_mammadova)

Distrik Aghdam menjadi salah satu daerah yang ramai dan pdat penduduk. Dahulu ketika masih milik Azeribaijan, ada sekitar 130.000 penduduk yang menetap di situ sebelum akhirnya terusir. Namun setelah kesepakatan damai dan Armenia diharuskan mengembalikan wilayah tersebut ke Azerbaijan, daerah tersebut secara tiba-tiba sepi. 

Jurnalis Al Jazeera, Osama bin Javaid yang mendatangi wilayah tersebut menggambarkan daerah itu seperti kota hantu. Banyak orang Azerbaijan yang ingin kembali ke Aghdam akan tetapi mereka mengatakan daerah itu tidak aman. Pemerintah harus memastikan semua kombatan Armenia telah meninggalkan wilayah tersebut, serta membersihkan ranjau dan amunisi.

Sehari sebelum pasukan Azerbaijan memasuki Aghdam, masih ada penduduk yang dengan tergesa-gesa memetik buah delima serta kesemek di wilayah tersebut. Mereka juga membakar rumah sebelum pergi. Melansir dari The Guardian, “Kami (sebenarnya) ingin membangun sauna dan dapur. Tapi sekarang saya harus membongkar semuanya. Dan saya akan membakar rumah ketika saya pergi” kata Gagik Grigoriyan (20/11).

Baca Juga: Warga Armenia Bakar Rumah Sendiri Sebelum Tinggalkan Nagorno-Karabakh 

3. Situasi politik di Armenia masih bergolak

Azerbaijan Mulai Ambil Alih Beberapa Wilayah Nagorno-Karabakh PM Nikol Pashinyan menjelaskan bahwa keputusan yang dia lakukan adalah keputusan menyakitkan. Ilustrasi (twitter.com/Bruno Finel)

Dengan perjanjian damai pada 10 November antara Azerbaijan dan Armenia yang ditengahi oleh Rusia, respon dari peristiwa tersebut adalah demonstrasi besar-besaran. Rakyat Armenia melakukan protes dan menuntut Perdana Menteri Nikol Pashinyan untuk mundur dari jabatannya. Demonstrasi bahkan sampai berujung ricuh, memasuki gedung pemerintah dan merusak beberapa meja dan kursi di dalamnya.

Hingga kini kondisi politik di Armenia masih belum stabil. Menteri Luar Negeri Zohrab Mnatsakanyan mengundurkan diri dari jabatannya. Davit Tonoyan yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Armenia dicopot jabatannya oleh Presiden Armen Sarkissan. Melansir dari kantor berita Reuters, Tonoyan menjabat sejak Mei 2018 dan digantikan oleh Vagharshak Harutyunyan (20/11).

Sebelum pemecatan Tonoyan, dikabarkan bahwa Menteri Pertahanan itu sebenarnya telah mengajukan surat pengunduran diri terlebih dahulu. Nikol Pashinyan hingga saat ini tak mau mundur dari jabatannya meskipun ribuan orang protes dan menuntutnya untuk mundur. Pada hari Rabu, 18 November, Pashinyan meluncurkan program aksi enam bulan untuk merencanakan stabilitas Armenia.

Baca Juga: Situasi Memanas, Putin dan Macron Bahas Konflik Nagorno-Karabakh

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya