Badai Tropis Terjang Madagaskar: 30 Tewas, Puluhan Ribu Ngungsi

Puluhan ribu orang mengungsi, ribuan rumah hancur

Jakarta, IDN Times - Madagaskar diterjang badai tropis Cheneso. Saat badai itu melintas, banjir dan tanah longsor menyebabkan puluhan orang tewas dan puluhan lainnya menghilang. Puluhan ribu penduduk Madagaskar juga terdampak badai ini.

Cheneso mendarat di negara-pulau di Samudera Hindia itu pada 19 Januari. Itu merupakan badai tropis pertama di Madagaskar tahun ini. Sekitar 37 ribu penduduk di Madagaskar terpaksa mengungsi akibat badai tersebut.

1. Sekitar 37 ribu orang mengungsi

Badai Tropis Terjang Madagaskar: 30 Tewas, Puluhan Ribu Ngungsiilustrasi dampak badai (Unsplash.com/Marek Studzinski)

Setiap tahun, Madagaskar kerap dilanda oleh badai tropis karena perubahan cuaca yang ekstrem. Badai yang melanda kerap sangat mematikan dan menimbulkan dampak bencana alam lain seperti banjir dan tanah longsor.

Badan Penanggulangan Bencana Madagaskar, dilansiVOA News, pada Senin (31/1/2023) menyebutkan hampir 37 ribu orang mengungsi. Badai Cheneso yang terbaru juga memicu terjadinya banjir dan tanah longsor.

Hampir 89 ribu penduduk Madagaskar terdampak badai Cheneso, yang membawa angin dengan  kecepatan 170 kilometer per jam dan memicu terjadinya hujan yang sangat lebat.

Baca Juga: Teroris Burkina Faso Tembaki dan Bakar Warga, 30 Orang Lebih Tewas

2. Sedikitnya 30 orang tewas dan 20 orang hilang

Menurut Faly Aritiana, pejabat di Badan Penanggulangan Bencana, banyak rumah roboh dan tanah longsor yang menjebak penduduk.

"Orang-orang pada umumnya bereaksi dengan cara yang benar, tetapi beberapa orang belum cukup memperhatikan peringatan kami untuk tidak menyeberangi sungai saat banjir karena arusnya jauh lebih kuat dari biasanya," kata Aritiana dikutip Associated Press.

Selain itu, beberapa infrastruktur publik seperti jalan juga terputus air banjir, jembatan runtuh diterjang air, dan longsor menimpa bangunan. Laporan sementara menyebutkan 30 orang tewas dan 20 orang lainnya dilaporkan hilang.

3. Ribuan rumah hancur total

Program Observasi Bumi, Layanan Manajemen Darurat Copernicus yang dimiliki Uni Eropa, telah diaktifkan untuk memantau serta memberikan penilaian tingkat banjir dan kerusakannya. Layanan tersebut memetakan daerah banjir di Ambatoboeny, Analaiva, Andapa, Belo sur Tsiribihina, Mahajanga, Maintirano, Mampikony, Mananjary, Maroantsetra dan Morombe.

Dilansir Floodlist, sebanyak 26.397 rumah terendam air atau rusak, dan sebanyak 1.073 rumah serta 199 sekolah hancur total.

Usai badai itu melintas dan menyisakan kengerian di banyak tempat, dampak lainnya adalah naiknya harga bahan pokok. Veronique Mamitiana, seorang guru di kota Mahajanga, mengungkap bagaimana harga barang-barang meningkat drastis.

"Harga sayuran dan beras meningkat pesat setelah badai dengan harga tomat naik empat kali lipat. Para pedagang mengatakan itu karena jalan nasional terputus," kata Mamitiana.

Pihak berwenang setempat menjelaskan, pasokan makanan penting saat ini sedang didistribusikan untuk membantu mendukung para korban banjir dan longsor yang sangat membutuhkan.

Baca Juga: 10 Hewan yang Hanya Bisa Ditemukan di Madagaskar, Unik dan Gemas!

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya