Bentrok dengan Junta, 25 Warga Myanmar Tewas, Ribuan Mengungsi

Empat pasukan junta Myanmar juga menjadi korban

Naypyidaw, IDN Times - Sejak kudeta militer 1 Februari di Myanmar, kekerasan terus meningkat ketika pasukan rakyat dibentuk untuk berjuang melawan pasukan junta militer Myanmar. Mereka sering terlibat baku tembak menggunakan senjata api tradisional yang kalah modern dengan senjata yang dipakai pasukan Myanmar.

Dalam baku tembak yang terbaru di desa Satpyarkyin, kota Tabayin atau Depayin di wilayah Sagaing pada hari Jumat (2/7), sedikitnya 25 warga sipil tewas ketika diserang oleh pasukan junta militer. Mereka terlibat baku tembak pada pukul 10 pagi, dan berlanjut pada pukul 2 siang. Pasukan warga sipil dipukul mundur pada malam hari dan ribuan penduduk mengungsi ke dalam hutan.

1. Senjata yang digunakan pasukan rakyat tak sebanding dengan pasukan junta

Aksi baku tembak di Myanmar masih sering terjadi di beberapa wilayah. Pasukan pejuang rakyat yang anti-kudeta, masih terus melakukan perlawanan terhadap pasukan junta Myanmar. Pada hari Jumat (2/7), terjadi baku tembak sengit antara pasukan rakyat dan militer Myanmar.

Melansir laman berita Reuters, keesokan harinya setelah bentrok, warga mengumpulkan jenazah dan menemukan 25 warga menjadi korban serangan pasukan junta. "Ada orang sekarat di lahan pertanian dan di dekat rel kereta api. Mereka (tentara) menembak semua yang bergerak," kata warga, yang mengatakan pamannya termasuk di antara yang tewas.

Penduduk desa Satpyarkyin lain yang menjadi saksi dalam konfrontasi tersebut mengaku bahwa The Depayin People’s Defence Force (PDF) yang dibentuk dari pemuda mengambil posisi untuk menghadapi sekitar 150 pasukan rezim yang bersenjata artileri berat. Mereka kalah dalam persenjataaan.

2. Empat pasukan junta Myanmar turut menjadi korban

Para pejuang perlawanan PDF yang hanya dilengkapi dengan senjata api tradisional terpaksa mulai mundur dari pertempuran di Satpyarkyin pada Jumat malam (2/7). Mereka mengatakan bahwa pasukan junta militer 40 peluru artileri ditembakkan ke desa itu, sebut laman The Irrawaddy.

Dalam konfrontasi baku tembak yang terjadi, selain sekitar 25 anggoda warga yang tewas, PDF mengatakan telah berhasil menewaskan empat pasukan junta Myanmar.

"Kami tidak dapat mengambil semua mayat karena serangan rezim terus berlanjut," kata salah satu warga. "Makanan dan obat-obatan sangat dibutuhkan bagi para pengungsi karena mereka tidak dapat mengambil apa pun saat melarikan diri dari rumah mereka."

Sekitar 10.000 penduduk dari 11 desa di kota Depayin telah melarikan diri dari rumahnya sejak pertengahan Juni. Mereka merasa ketakutan karena serangan yang dilakukan oleh pasukan junta. Mereka memasuki hutan-hutan sampai ke dalam, karena pasukan junta disebut juga sempat berpatroli memasuki hutan.

Baca Juga: Pemimpin Myanmar Ming Aung Ultah, Doa Warga: Semoga Cepat Meninggal!

3. Perbedaan jumlah angka korban jiwa

Wilayah kota Depayin adalah salah satu wilayah di Myanmar yang anti-kudeta. Mereka berjuang untuk melawan pasukan junta militer. Sejak April, pasukan junta disebutkan telah sering dikerahkan ke desa-desa di Depayin, Yinmabin, Kani, Taze, Ayataw dan Mingin, yang telah mengalami perlawanan kuat terhadap kudeta militer 1 Februari.

Melansir Myanmar Now, dalam konfrontasi terbaru antara pasukan rakyat dengan junta, mereka menyebutkan angka korban sebanyak 31 orang, berbeda dengan laporan yang diturunkan oleh The Irrawaddy.

Menurut Myanmar Now, penduduk yang kembali pada keesokan hari setelah baku tembak untuk mengumpulkan jenazah mengatakan "mayat-mayat itu ada total 31 orang." Mereka juga menambahkan bahwa sebenarnya tidak jelas berapa banyak orang yang benar-benar tewas dalam pertempuran itu.

Menurut pernyataan dari kelompok PDF, 27 dari mereka yang tewas adalah anggota kelompok tersebut. Sisanya kemungkinan besar adalah warga sipil.

Serang warga desa Satpyarkyin yang tidak mau disebutkan namanya karena masalah keamanan dan menjadi saksi dalam konfrontasi menjelaskan bahwa "satu tertembak di kaki tapi masih hidup. Pasukan (Myanmar) menangkap orang-orang seperti dia yang tidak bisa lari dan menembak mereka semua di kepala dari jarak dekat."

Laporan berbeda juga disampaikan oleh laman berita Global New Light of Myanmar yang dikelola dan didanai oleh pemerintah junta militer. Menurutnya, konfrontasi pada hari Jumat (2/7) hanya menyebabkan satu pasukan junta tewas, dan bukannya empat orang seperti yang diklaim oleh PDF. Mereka menyebutkan menyita beberapa senjata api tapi tidak menyebutkan berapa jumlah warga sipil dan anggota PDF yang menjadi korban dalam bentrokan.

Baca Juga: Militer Myanmar Ancam Hukum Media yang Gunakan kata Junta dan Kudeta

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya