Biden akan Cabut Label Teroris Kelompok Houthi

PBB menyambut baik keputusan tersebut 

Washington D.C., IDN Times – Kelompok Houthi yang memiliki nama resmi Ansharallah di Yaman, pada masa akhir jabatan Donald Trump dimasukkan ke dalam daftar organisasi terlarang. Lewat Mike Pompeo, Houthi dianggap memiliki afiliasi dengan Iran dan membuatnya masuk dalam daftar kelompok teroris.

Keputusan Donald Trump itu telah membuat banyak aktivis Hak Asasi Manusia khawatir karena di Yaman, para penduduk sipilnya tergantung dengan dunia luar, baik itu makanan atau obat-obatan. Dengan status sebagai kelompok teroris, maka secara otomatis kelompok tersebut tidak bisa mendapatkan bantuan kemanusiaan dari dunia luar.

Kini ketika Joe Biden terpilih sebagai presiden AS, dia memutuskan untuk membalik keputusan Trump. Beberapa keputusan sebelumnya sudah dicabut dan saat ini Biden juga mencabut label teroris bagi kelompok Houthi di Yaman. Keputusan dibuat sehari usai AS memutuskan tidak akan membantu Arab Saudi dalam perang di Yaman.

1. PBB menyambut baik keputusan Biden

Biden akan Cabut Label Teroris Kelompok HouthiPBB telah menyerukan gencatan senjata kepada Abiy Ahmed namun belum. Ada tanggapan. (pixabay.com/padrinan)

Perang di Yaman telah menyebabkan lebih dari 230.000 orang meninggal dunia. Perang juga membuat sebanyak 1,8 juta anak-anak di Yaman mengalami malnutrisi. Ribuan anak-anak lainnya menjadi korban perang dan banyak anak-anak dari usia 13-17 yang direkrut menjadi anggota militer. Para perempuan yang menjadi pengungsi, rentan terhadap penyelundupan dan perdagangan manusia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkritik keputusan Donald Trump ketika memasukkan Houthi ke dalam daftar teroris. Menurut PBB, Yaman adalah negara yang mengalami kriris kemanusiaan terburuk di dunia. Sebanyak 80% rakyatnya membutuhkan bantuan dari luar. Memasukkan Houthi dalam daftar kelompok teroris akan semakin membuat krisis kemanusiaan di Yaman makin parah.

Keputusan Joe Biden yang akan mencabut status Houthi dari daftar teroris, disambut baik oleh PBB. Melansir dari laman The Guardian, Stephane Djuarric mengatakan “Kami menyambut baik niat yang dinyatakan pemerintah AS untuk mencabut penunjukkan (teroris) itu.” Pencabutan akan membuat aliran bantuan besar kepada jutaan rakyat Yaman sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.

2. Atas dasar pertimbangan kemanusiaan

Biden akan Cabut Label Teroris Kelompok HouthiKelompok Houthi di Yaman akan dimasukkan dalam daftar teroris oleh AS. Ilustrasi (twitter.com/Arab News)

Meskipun kesengsaraan melanda Yaman tapi sejauh ini memang belum ada laporan mengenai krisis makanan atau kelaparan meski indikatornya semakin memburuk. PBB merasa bahwa sanksi dengan memasukkan kelompok Houthi dalam daftar teroris akan semakin membuat penduduk Yaman menderita.

Pada hari Jumat (5/2), pejabat dari Departemen Luar Negeri AS mengatakan “Tindakan kami sepenuhnya karena konsekuensi kemanusiaan” katanya seperti dikutip dari laman US News. Keputusan dibuat berdasarkan pertimbangan yang diserukan dari PBB dan organisasi kemanusian internasional akan ancaman krisis kemanusiaan yang kian parah.

Selain PBB yang menyambut baik keputusan Biden, kelompok bantuan kemanusiaan Yaman juga menyambut langkah baik itu. Tapi Pejabat Houthi, Muhammad Ali al-Houthi mengatakan telah mendengar pernyataan AS tersebut namun belum melihat apa pun terjadi.

Baca Juga: Kanada Masukkan Kelompok Proud Boys dalam Daftar Teroris

3. Harapan bagi penduduk Yaman

Biden akan Cabut Label Teroris Kelompok HouthiBantuan untuk penduduk Yaman. (Twitter.com/Human Relief Foundation)

Yaman adalah negara termiskin di Timur Tengah. Sekita 29 juta penduduknya saat ini di ambang kelaparan. Keputusan Biden dianggap sebagai keputusan yang memberikan harapan kepada penduduk Yaman.

Ketua Komite Penyelamat Internasional, David Miliband mengatakan “Ini adalah keputusan yang jauh lebih penting, dan benar membawa harapan bagi penduduk Yaman yang dilanda krisis,” katanya seperti dikutip dari laman Associated Press.

Miliband merencanakan langkah lanjutan untuk mengalirkan bantuan dan menegosiasikan ulang gencatan senjata permanen, serta proses diplomatik untuk membangun penyelesaian konflik yang berkesinambungan.

Dewan Pengungsi Norwegia juga mengatakan “Pemerintahan Biden memiliki kesempatan bersejarah untuk mengubah peran AS di Yaman, dari perantara senjata di bawah pemerintahan sebelumnya, menjadi pembuat perdamaian,” katanya.

Kelompok milisi Houthi di utara Yaman berhasil merebut ibukota Sanaa pada 2014 tapi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ikut terjun dan membantu pemerintah Yaman pada 2015. Sedangkan posisi AS sebelumnya adalah pemasok senjata ke Arab Saudi yang mana telah dikritik banyak pihak karena Saudi menggunakan senjata tersebut untuk perang di Yaman.

Baca Juga: Kanada Masukkan Kelompok Proud Boys dalam Daftar Teroris

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya