Biden Undang Putin dan Jinping di KTT Perubahan Iklim

KTT Perubahan Iklim jadi tantangan ambisi nol emisi karbon

Washington DC, IDN Times - Pertemuan puncak para pemimpin dunia dalam membicarakan perubahan iklim akan berlangsung pada 22 dan 23 April mendatang. Acara tersebut akan dilaksanakan secara virtual.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengundang saingannya yakni Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut. Biden menganggap dua negara pesaing Amerika Serikat itu dapat membantu mempercepat upaya global dalam memangkas polusi.

Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah selama pertemuan perubahan iklim kali ini. Ini juga jadi ejawantah Biden untuk menepati janji yang digembar-gemborkannya ketika kampanye pemilu tahun lalu.

1. Menguji janji Biden untuk menempatkan perubahan iklim sebagai prioritas utama

Joe Biden sedang merajut kembali sebuah forum ekonomi dunia untuk memperbaiki iklim yang telah digunakan oleh mantan Presiden Bush dan Obama. Namun ketika Amerika Serikat dipimpin oleh Donald Trump, forum tersebut telah dibiarkannya merana.

Dalam kampanye pemilihan Presiden AS, Biden menjanjikan bahwa kebijakan untuk membahas perubahan iklim akan menjadi prioritas utama ketika nantinya dia terpilih sebagai Presiden. Kini ketika Biden telah resmi menjadi pemimpin AS, maka pertemuan puncak bulan depan akan menguji janji Biden tersebut.

Melansir dari laman Associated Press, dalam sesi pertemuan kali ini akan menjadi ujian yang sangat publik apakah para pemimpin Amerika Serikat, dan Biden pada khususnya, masih dapat mendorong pengambilan keputusan global dalam perhatiannya kepada isu perubahan iklim.

Selama Amerika Serikat dipimpin oleh pemerintahan Donald Trump, dia secara sepihak menarik diri secara global dan mengguncang aliansi yang telah lama ada. Berbagai kritik tajam telah dilontarkan kepada Trump karena keputusannya tersebut.

2. Biden undang Putin dan Xi Jinping untuk ikut serta dalam pertemuan

Baca Juga: Sesumbar Joe Biden Amerika Tak Bisa Dikalahkan Tiongkok

Acara KTT perubahan iklim akan menempatkan Amerika Serikat sebagai tuan rumah. Dalam kesempatan tersebut, AS ditantang untuk menjelaskan bagaimana negara tersebut akan mengurangi emisi karbonnya untuk memenuhi tujuan global tahun 2030.

Namun dalam kesempatan tersebut, melansir dari laman Al Jazeera, Biden juga mengundang pesaingnya yakni Vladimir Putin dan Xi Jinping yang masing-masing memimpin Rusia dan Tiongkok. Dua negara tersebut termasuk dalam 40 negara yang diundang.

Di depan para wartawan, Biden mengatakan dia belum berbicara dengan kedua pemimpin tentang hal itu, "tetapi mereka tahu mereka diundang," katanya pada hari Jumat (26/3). Dalam salah satu pernyataan dari Gedung Putih, KTT perubahan iklim atau juga disebut sebagai KTT Hari Bumi itu, akan menggalang upaya global untuk menjaga agar membatasi pemanasan planet bumi hingga jangkauan 1,5 derajat Celcius.

Undangan telah dikirimkan pada hari Jumat dan menurut Gedung Putih, "dalam undangannya, presiden (Joe Biden) mendesak para pemimpin untuk menggunakan KTT sebagai kesempatan untuk menjelaskan bagaimana negara mereka juga akan berkontribusi pada ambisi iklim yang lebih kuat."

3. Ambisi nol emisi Amerika Serikat dalam janji Joe Biden

Biden Undang Putin dan Jinping di KTT Perubahan IklimProtes atas krisis iklim yang melanda bumi. Ilustrasi (Pexels.com/Markus Spiske)

Ketika Joe Biden mencalonkan diri sebagai Presiden AS dan bersaing dengan Donald Trump, Biden menggunakan isu perubahan iklim sebagai salah satu tema sentral kampanyenya. Biden berambisi untuk membuat Amerika Serikat mencapai nol emisi karbon dioksida pada 2050 mendatang.

Melansir dari laman The Guardian, dalam kampanyenya, Biden menjanjikan dana 2 triliun dolar AS atau setara dengan Rp28,8 kuadriliun untuk memenuhi ambisi nol emisi karbon tersebut.

Biden mengundang negara-negara yang dianggap bertanggung jawab atas 80 persen emisi global dan PDB global. Selain itu, meski terlibat bentrok secara diplomatik dengan Rusia dan Tiongkok, dua negara itu juga tetap diundang. Tiongkok adalah penghasil polusi terbesar di dunia yang merusak iklim. AS adalah No. 2 sedangkan Rusia adalah No. 4.

Nigel Purvis, yang bekerja pada diplomasi iklim di masa lalu dengan pemerintahan Demokrat dan Republik mengatakan “tidak memasukkan negara-negara ini karena mereka tidak berbuat cukup akan seperti meluncurkan kampanye anti-merokok tetapi tidak mengarahkannya pada perokok.”

Namun sejauh ini belum diketahui bagaimana tanggapan Rusia dan Tiongkok yang menurut AS telah ikut diundang dalam KTT Hari Bumi bulan depan.

Baca Juga: Biden: Penarikan Penuh Prajurit AS dari Afghanistan 'Sulit'

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya