Boris Johnson: Jurnalis yang Jadi PM Inggris

Punya ambisi jadi 'raja dunia' sejak masih muda

Jakarta, IDN Times - Sejak tahun 2019, Inggris dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang unik tapi juga dinilai kontroversial. Namanya Alexander Boris de Pfeffel Johnson. Nama itu lebih akrab dikenal sebagai Boris Johnson.

Rekam jejak kehidupannya sangat berwarna. Sejak usia belasan tahun, Boris telah pindah rumah tinggal sebanyak 32 kali di dua benua.

Dia mendapat pendidikan di Universitas Oxford, kemudian menjadi jurnalis dan dipecat karena mengarang kutipan sebuah berita. Boris bermanuver menyelami karir di bidang politik dengan kendaraan Partai Konservatf.

Dia menjadi anggota parlemen, kemudian menjadi walikota London, dan mendapatkan posisi puncak sebagai Perdana Menteri, menggantikan Theresa May.

Berikut ini profil Alexander Boris de Pfeffel Johnson, Perdana Menteri Inggris yang sering tampil di publik dengan gaya rambut acak-acakan.

1. Boris muda memiliki panggilan Al

Boris Johnson: Jurnalis yang Jadi PM InggrisBoris Johnson (Twitter.com/Boris Johnson)

Lahir pada 19 Juni 1964 di Manhattan, New York, Boris Johnson adalah pasangan dari orang tua intelektual liberal bernama Stanley dan Charlotte Johnson. Orang tuanya menikah pada tahun 1963 sebelum kemudian pindah ke Amerika Serikat (AS).

Setelah itu, pasangan itu terus pindah rumah dari benua Eropa ke Amerika, sesuai dengan karir yang dikejar oleh Stanley. Sampai usia 14 tahun, menurut The Guardian, Boris Johnson setidaknya telah pindah rumah sebanyak 32 kali.

Stanley adalah pecinta lingkungan dan mantan politikus sedangkan Charlotte adalah seorang pelukis.

Sebelum dikenal dengan nama panggilan Boris, dia memiliki panggilan Al ketika masa kecil. Dia rajin belajar dan pendiam. Dan dia pernah menderita penyakit gangguan pendengaran yang parah sampai sulit untuk mendengar.

Di Etton College, dia mengubah nama panggilannya dari Al ke Boris, sebuah nama panggilan yang terdengar jauh lebih Inggris dari sebelumnya.

Mendapatkan pendidikan di institusi tersebut, gaya eksentrik yang ia miliki membuatnya terkenal, berkawan dengan teman-teman kalangan menengah dan atas. Sekolah memiliki catatan keluhan tentangnya, yakni dia adalah pemalas dan sering terlambat. Berbeda dengan masa kecilnya yang rajin.

2. Memiliki ambisi untuk jadi 'raja dunia'

Boris Johnson: Jurnalis yang Jadi PM InggrisPM Inggris, Boris Johnson. (Twitter.com/Boris Johnson)

Baca Juga: Boris Johnson Diminta untuk Lanjutkan Tunjangan Tambahan

Sejak muda, Boris Johnson memiliki semacam ambisi untuk menjadi "raja dunia." Fakta tersebut diungkapkan oleh adiknya dan disampaikan kepada CNN. Pada tahun 2019, Boris sepertinya mendapatkan impian tersebut, dengan mendapatkan mahkota sebagai Perdana Menteri Inggris, salah satu negara dengan kekuatan ekonomi paling kuat di dunia.

Setelah dari Etton College, Boris melanjutkan pendidikan di Oxford dengan beasiswa. Di kampus tersebut, ia diterima keanggotaan dalam sebuah klub minum kelas atas yang terkenal karena vandalismenya.

Dan secara mengejutkan, dia juga menjadi Presiden Oxford Union, salah satu klub debat tertua Inggris yang telah banyak menghasilkan politisi dan negarawan serta tokoh-tokoh terkenal dari Inggris.

Pada 1987, lulus dari Oxford, Boris menikahi Allegra Mostyn-Owen, seorang gadis cantik dan kaya yang keluarganya memiliki koneksi dalam jaringan bisnis media. Boris kemudian diterima bekerja di The Times untuk menjadi reporter.

Tapi menurut CNN, dia dipecat dari pekerjaannya pada tahun 1988 karena mengarang cerita kutipan seks dari berita yang ia tulis. Max Hastings, editor The Daily Telegraph kemudian menangkapnya dan mempekerjakannya sebagai koresponden di Brussel, sebuah kota di mana dia dan keluarganya pernah tinggal di Belgia.

3. Boris Johnson dianggap 'bermuka dua'

Boris Johnson: Jurnalis yang Jadi PM InggrisBoris Johnson dalam kunjungannya ke salah satu pusat vaksinasi COVID-19. (Twitter.com/UK Prime Minister)

Karirnya di The Daily Telegraph dan tulisan-tulisannya telah menarik banyak pembaca Inggris. Namun kawan jurnalis banyak mengkritik tulisan tersebut karena Boris terkenal sebagai Eurosceptic atau orang yang meragukan kekuatan kelompok Uni Eropa (UE).

Dari karirnya di media tersebut, dapat dilacak mengapa kemudian Inggris melakukan Brexit. Banyak analis yang menilai, posisi Boris di Perdana Menteri telah memiliki dorongan kuat bagi Inggris untuk memutuskan Brexit atau keluar dari Uni Eropa.

Dari The Daily Telegraph, Boris masih berkutat di jurnalisme dan bergabung dengan Spectator pada tahun 1999. Menjadi editor, Boris juga kemudian memasuki dunia politik dan berhasil menjadi anggota parlemen setelah gagal pada tahun 1994 dan tahun 1997

Di media tersebut, dia tersandung masalah dan berhadapan dengan masyarakat Liverpool.

Menurut BBC, pada tahun 2004 ia melakukan kunjungan ke Liverpool, meminta maaf atas sebuah artikel di majalah Spectator. Saat itu, masyarakat Liverpool sedang berkubang dalam kesedihan karena meninggalnya Ken Bigley, seorang kontraktor yang tewas dipenggal di Irak.

Tapi dalam tulisannya, Boris menilai bahwa masyarakat Liverpool terlalu berlebihan dalam belasungkawa untuk menghormati kematian tunggal seorang kontraktor. Liverpudlian tersinggung dengan artikel tersebut.

"Saya akan pergi secepat mungkin minggu depan untuk meminta maaf secara langsung atas pelanggaran yang saya sebabkan, dan untuk mendengarkan dengan semangat kerendahan hati sepenuhnya kepada orang-orang lokal," kata Boris.

Di Spectator pula, Boris yang mendapatkan tawaran untuk posisi editor sebenarnya menyanggupi sebuah persyaratan, yakni dia harus meninggalkan kepentingan parlemennya. Faktanya, saat dia berada di media tersebut, Boris kemudian terpilih sebagai anggota parlemen pada 2001 dan dia tetap bekerja sebagai editor sampai tahun 2005.

Banyak yang menilai bahwa Boris 'bermuka dua' dengan pilihannya tersebut.

4. Memiliki banyak penggemar

Boris Johnson: Jurnalis yang Jadi PM InggrisBoris Johnson, PM Inggris setelah Theresa May. (Twitter.com/Boris Johnson)

Gaya pribadi Boris Johnson yang unik dan gaya tulisannya yang ofensif, khususnya ketika dia menjadi kolumnis politik, terbukti membuat pria yang juga dikenal memiliki hubungan dengan beberapa perempuan itu, memiliki banyak penggemar.

Itu terbukti pada tahun 2008 ketika ia mencalonkan diri menjadi wali kota London. Bukti bahwa Boris tetap memiliki banyak penggemar dan pendukung adalah ketika pada tahun 2012, ia kembali terpilih untuk jabatan yang sama.

Dilansir Al Jazeera, George Robinson, mantan staf Partai Konservatif, menilai bahwa "Boris membuktikan pada masanya sebagai walikota London bahwa dia mewakili semua orang–apa pun agama, etnis, atau seksualitas mereka."

Profesor Scott Lucas dari University of Birmingham memberikan penilaian mengapa Boris Johnson memiliki banyak penggemar. Itu karena kepribadiannya. PM Inggris itu adalah orang yang ramah media, gemar melontarkan lelucon jenaka, dan membangkitkan Partai Konsevatif dalam jalur politik selebriti.

Pada tahun 2016, secara mengejutkan Perdana Menteri Theresa May memilih Boris Johnson sebagai Menteri Luar Negeri, meski sebenarnya May tidak menyukainya. Boris mengundurkan diri pada 2018 karena persoalan beda pandangan masalah Brexit.

Kemudian pada tahun 2019, Boris Johnson menjadi Ketua Partai Konservatif dan menjadi Perdana Menteri Inggris sampai saat ini.

5. Para perempuan yang pernah bersama Boris Johnson

Ada salah satu hal kontroversial dari Boris Johnson, yakni persoalan perempuan. Saat ini, Boris Johnson setidaknya telah memiliki tiga istri secara resmi, dua lainnya telah diceraikan. Selain itu, dia juga diketahui memiliki beberapa hubungan dengan perempuan lainnya.

Allegra Mostyn-Owen adalah pacar dan istri pertamanya yang dinikahi setelah lulus tahun 1987 dari Oxford University. Pada April tahun 1993, mereka berdua bercerai dan kemudian Boris menikahi Marina Wheeler beberapa hari kemudian.

Pernikahan dengan Wheeler itu bertahan setidaknya selama 25 tahun dengan empat anak. Tapi dalam jangka waktu itu, setidaknya ada beberapa perselingkungan yang telah dilakukan oleh Boris Johnson.

Menurut Mirror, Boris terlibat hubungan dengan Petronella Wyatt, seorang jurnalis ketika berada di The Spectator. Hubungan itu gagal karena Boris tidak bisa meninggalkan Marina. Setidaknya, Boris-Petronella menjalin hubungan selama empat tahun.

Setelah itu, ada relasi yang tumpang tindih ketika Boris memiliki hubungan dengan Petronella. Di saat yang sama, pria berambut pirang yang sering tampil dengan gaya acak-acakan itu, juga menjalin hubungan dengan Anna Fazackerley, seorang jurnalis lainnya.

Pada tahun 2004 ketika menjadi Wakil Partai Konservatif, Boris Johnson mundur dari jabatan karena perselingkuhannya dengan Wyatt tersebut.

Ketika menjadi wali kota London, Boris juga terlibat skandal dengan seorang konsultan seni bernama Helen Macintyre pada tahun 2009. Dari hubungan itu, ada satu anak yang dihasilkan.

Menurut The Sun, Pengadilan Banding Inggris pada tahun 2013 juga mendengar bahwa putri kedua Macintyre juga hasil hubungan gelap dengan Boris Johnson.

Perselingkuhan Boris dengan para perempuannya, membuat Marina Wheeler, istri resmi, mengusir lelaki itu selama dua kali, tapi juga masih mempertahankan hubungan mereka.

Pada tahun 2018, hubungan yang telah dipertahankan oleh Marina Wheeler pada akhirnya selesai juga. Marina bercerai dengan Boris. Perdana Menteri Inggris itu kemudian menikah dengan Carrie Simons.

Carrie Simons adalah seorang putri dari salah satu pendiri media The Independent. Simons pernah bekerja selama dua tahun dalam kampanye sukses Boris dalam pemilihan wali kota London.

Secara resmi, Boris dan Carrie Simons menikah di Katedral Westminster pada 29 Mei 2021. Dan itu menjadi catatan sejarah karena menjadi Perdana Menteri yang menikah ketika menjabat, dalam 200 tahun terakhir politik Inggris.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson akan Nikahi Tunangannya pada Juli 2022

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya