Brutalitas Polisi AS, Warga Kulit Hitam Ditembak Lagi 

Ratusan orang protes dan bentrokan terjadi 

Washington, IDN Times – Belum selesai kasus penembakan warga kulit hitam oleh polisi di Illinois Amerika Serikat, yang menewaskan seorang remaja bernama Stinnette, kini penembakan terjadi lagi di Philadelphia. Philadelphia adalah daerah pesisir Amerika Serikat bagian timur, yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dengan Illinois.

Korban warga kulit hitam penembakan polisi bernama Walter Wallace Jr yang berusia 27 tahun. Penembakan itu terjadi sebelum jam 4 sore waktu setempat, pada hari Senin, 26 Oktober. Wallace dicurigai membawa senjata tajam yakni pisau.

Petugas polisi yang mendapat laporan langsung menuju lokasi dan terjadi insiden penembakan beberapa kali hingga membuat Wallace tersungkur di hadapan orang-orang yang ketakutan melihat peristiwa penembakan tersebut. 

1. Demonstrasi terjadi tak lama setelah insiden

Brutalitas Polisi AS, Warga Kulit Hitam Ditembak Lagi Wallace, korban penembakan polisi di AS, Senin, 26 Oktober. (twitter.com/Ellie Rushing)

Insiden penembakan yang menyebabkan Walter Wallace Jr meninggal berada di wilayah Philadelphia barat, yang didominasi oleh penduduk warga kulit hitam. Insiden penembakan langsung membuat orang-orang protes pada malam harinya. Ratusan orang turun ke jalan dan terlibat bentrok dengan petugas kepolisian setempat.

Penembakan polisi bahkan sempat terekam oleh penduduk dan mengunggahnya di sosial media. Kabar menyebar begitu cepat karena penembakan fatal yang dilakukan dan demonstrasi segera terjadi pada malam harinya.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa beberapa jam setelah insiden, orang-orang turun ke jalan melakukan demonstrasi dan protes atas penembakan fatal yang dilakukan oleh dua orang petugas polisi (27/10). Lebih dari selusin petugas polisi dengan perlengkapan anti huru-hara berbaris untuk mengusir para demonstran.

Bentrokan terjadi antara petugas polisi dan demonstran yang menyebabkan 29 petugas terluka, seorang petugas kakinya patah karena ditabrak oleh sebuah mobil pick up. 91 demonstran ditangkap dalam laporan awal dari pihak kepolisian. Mereka terlibat kerusuhan dan penjarahan ketika demonstrasi berlangsung.

2. Walter Wallace Jr ditembak sebanyak 10 kali

Brutalitas Polisi AS, Warga Kulit Hitam Ditembak Lagi Polisi di Waukegan, Illinois, menembak mati warga kulit hitam. Insiden menambah daftar panjang brutalitas polisi AS. Ilustrasi (unsplash.com/Matt Popovich)

Penembakan fatal dalam insiden tragis tersebut, menambah daftar panjang brutalitas polisi AS dalam memperlakukan warga kulit hitam. Melansir dari laman berita The Guardian, pengacara hak sipil Ben Crum melalui twitter mengatakan bahwa Walter Wallace Jr ditembak 10 kali. Dalam twitnya, dia juga menyayangkan tindakan polisi.

“Dia diduga memiliki pisau tetapi polisi TIDAK melakukan upaya untuk meredakan situasi dalam video ini Mereka langsung membunuh Wallace di depan orang yang dicintainya,” katanya seperti dikutip dari The Guardian (27/10). Walter Wallace Jr jatuh tersungkur dan meninggal di depan ibunya dan keluarganya yang lain.

Walter Wallace Sr, ayah dari korban penembakan memberikan penjelasan bahwa anaknya memang menderita kesehatan mental dan sedang menjalani pengobatan. Namun, satu hal yang disayangkan oleh sang ayah adalah mengapa polisi tidak melumpuhkannya menggunakan pistol kejut (taser) dan langsung menembaknya dengan peluru sebanyak 10 kali.

Para saksi yang berada di lokasi kejadian sudah berteriak kepada polisi untuk jangan menembak karena mereka kenal dengan Wallace. Maurice Holoway, salah satu saksi, menjelaskan bahwa dia dan orang-orang yang ada di sana telah meminta Wallace meletakkan pisaunya. Mengutip dari CNN, “Tembak dia di kakinya, atau jengan tembak sama sekali” katanya mengulangi teriakan yang ia keluarkan (27/10). Wallace meninggal ketika dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga: Protes #EndSARS di Nigeria Rusuh Pasca Terjadinya Insiden Penembakan 

3. Ancaman demonstrasi lebih besar dan luas

Brutalitas Polisi AS, Warga Kulit Hitam Ditembak Lagi Pasukan Garda Nasional AS bersiap menjaga kota dari kerusuhan. (twitter.com/Steve Keeley)

Insiden tragis yang membuat warga kulit hitam Philadelphia meninggal itu, mengingatkan kembali kasus lima bulan lalu, dimana Floyd juga meninggal akibat brutalitas petugas polisi AS. Ketakutan bahwa insiden tersebut akan memicu gelombang demonstrasi seperti lima bulan lalu, ditanggapi dengan kekhawatiran.

Melansir CBS, direktur komunikasi Gedung Putih, Alyssa Farah memberi respon: “Kami memantau situasi dengan cermat. Jika perlu, kami akan bersiap dan siap untuk mengerahkan sumber daya federal, jika perlu” katanya menjelaskan (27/10). Insiden penembakan warga kulit hitam AS oleh polisi terus terjadi di beberapa wilayah meski protes besar seringkali digaungkan.

Jim Kenney, Walikota Philadelphia sudah menonton video rekaman penembakan itu dan mengatakan memiliki pertanyaan yang sulit untuk dijawab atas insiden tragis pada Senin sore. Sebagai walikota yang wilayahnya pernah jadi titik sentral demonstrasi lima bulan lalu, Kenney juga khawatir jika protes besar akan terjadi lagi sehingga, menurut Reuters, dia sudah memanggil Garda Nasional untuk membantu jika kerusuhan terjadi (27/10).

Dua polisi yang bertugas dan menembak Wallace, menurut keterangan sudah diistirahatkan dari tugas untuk menunggu penyelidikan. Akan tetapi, seperti kasus di Illinois, tidak ada rilis keterangan nama dua polisi yang telah mengakibatkan Wallace meninggal tersebut.

Baca Juga: Protes #EndSARS di Nigeria Rusuh Pasca Terjadinya Insiden Penembakan 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya