Chad Diterjang Banjir Dahsyat, Terburuk dalam 30 Tahun Terakhir!

Ada provinsi yang sudah terendam banjir dalam sebulan

Jakarta, IDN Times - Musim hujan di Afrika tengah biasanya berlangsung dari Mei hingga Oktober. Tapi, kali ini hujan datang lebih awal, dan lebih deras sehingga membanjiri ibu kota N'Djamena, Republik Chad.

Hujan yang lebih deras itu menyebabkan banjir terburuk di Chad dalam 30 tahun terakhir. Ribuan orang yang terkena dampak kini berjuang untuk bertahan hidup. Ada 10 distrik di ibu kota N'Djamena dan distrik kedelapan merupakan wilayah terparah yang dihantam banjir.

1. Curah hujan terbesar dalam 30 tahun terakhir

https://www.youtube.com/embed/fZi4fTEtJOc

Hujan deras yang mengguyur dari langit telah membuat ibu kota N'Djamena mengalami banjir besar. Peristiwa yang terjadi pada akhir Juli itu dampaknya masih sangat terasa hingga saat ini.

Menurut Reuters, sampai awal September, sebagian ibu kota Chad tersebut hanya dapat dilayari dengan perahu, dan ribuan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka yang terendam air selama 1 bulan terakhir.

"Tidak satu pun dari lingkungan distrik (delapan) yang terhindar dari banjir tahun ini, sungguh menyedihkan melihat begitu banyak orang menderita," kata Hassan Hissein Acheik, salah seorang warga.

Curah hujan tahun ini yang turun sangat tidak biasa. Itu jauh lebih deras daripada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, itu merupakan jumlah curah hujan terbanyak dalam 30 tahun terakhir.

"Negara ini tidak mencatat jumlah air hujan sebanyak itu sejak 1990," kata Idriss Abdallah Hassan, seorang pejabat senior di badan cuaca negara.

Baca Juga: Mali Lanjutkan Rotasi Pasukan Perdamaian PBB, Tapi Ada Syaratnya!

2. Korban banjir butuh bantuan

Kantor kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) melaporkan, lebih dari 342 ribu orang di Chad terkena dampak banjir sampai akhir Agustus.

"Kami tidak punya makanan dan beberapa dari kami menderita malaria. Tidak ada yang berpikir untuk membantu kami, pihak berwenang mengawasi kami dari jauh seolah-olah kami sedang bermigrasi burung," kata Caroline Mossede dikutip dari Al Jazeera.

Mossede merupakan janda berusia 41 tahun dan mengungsi ke sebuah sekolah di distrik sembilan bersama empat anaknya. Dia telah bertahan di tempat pengungsian dalam tiga minggu terakhir tanpa uang.

Pemerintah Chad disebut telah membentuk komite krisis darurat. Makanan, selimut, dan peralatan kesehatan diupayakan untuk dikirim kepada mereka yang terdampak, kata Ali Haroun, wali kota N'Djamena.

3. Lembaga kemanusiaan butuh bantuan Rp77,4 miliar

Dari Afrika Tengah hingga Afrika Barat, dari N'Djamena di Chad sampai Dakar di Senegal, curah hujan telah turun di atas normal dalam satu bulan terakhir. Banyak wilayah di daerah tersebut terendam air.

Chad merupakan salah satu yang paling menderita. Laman resmi PBB mencatat, banjir tersebut berdampak kepada lebih dari 340 ribu orang yang tinggal di 55 ribu rumah tangga.

Akhir Agustus, OCHA melaporkan sungai-sungai telah meluap dan menghancurkan ratusan rumah serta 2.700 hektare tanaman dan lahan pertanian. Hujan selama 1 bulan terakhir mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian.

Kepala Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Chad, Anne Kathrin Schaefer, mengatakan situasi kemanusiaan telah mencapai titik kritis.

Saat hujan terus berlanjut, banyak orang yang mengungsi namun semua lembaga kemanusiaan sudah kehabisan stok darurat untuk membantu orang-orang.

Pemerintah Chad dan lembaga kemanusiaan menyerukan bantuan 5,2 juta dolar atau Rp77,4 miliar untuk bantuan tempat berlindung, kebutuhan dasar, dan perlindungan para pengungsi. 

Baca Juga: 9 Fakta Negara Chad, Negara Afrika yang Memiliki Danau Super Cantik

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya