China dukung Pengerahan Pasukan Pimpinan Rusia di Kazakhstan

Ada tiga kekuatan jahat penyebab kekacauan di Kazakh 

Jakarta, IDN Times - China mendukung pasukan pimpinan Rusia yang berada di Kazakhstan untuk memadamkan protes mematikan di negara tetangganya itu. China juga mendukung penilaian Presiden Kazakhstan, yang mengatakan bahwa sumber kerusuhan adalah aktivitas terorisme.

Gejolak di Kazakhstan yang berawal dari protes damai telah menjadi mematikan. Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan kepada Collective Security Treaty Organisation (CSTO) pimpinan Rusia untuk mengirimkan pasukan guna membantu meredakan protes.

Dalam kabar yang terbaru, Presiden Tokayev menyebut bahwa kerusuhan itu adalah upaya kudeta terhadap dirinya. Aksi protes damai yang berujung ricuh dan mematikan tersebut, juga diduga terkait dengan perebutan kekuasaan di kalangan elit penguasa Kazakh.

1. Tiga kekuatan jahat penyebab kekacauan

https://www.youtube.com/embed/dxfFX8QSyUE

China adalah tetangga dekat Kazakhstan. Dua negara itu berbagi perbatasan sepanjang lebih dari 1.782 kilometer. Meski begitu, terkait kerusuhan mematikan di Kazakhstan, China lebih dinilai melihatnya dari kejauhan.

Tapi China mendukung pasukan CSTO pimpinan Rusia yang telah diminta Presiden Tokayev untuk membantu memadamkan kerusuhan mematikan di negara tetangganya tersebut.

Dilansir Reuters, Menteri Luar Negeri China Wang Yi ketika berkomunikasi dengan Menlu Rusia mengatakan bahwa mereka berdua harus menentang "kekuatan eksternal yang mengganggu urusan internal negara-negara Asia Tengah."

Wang juga menyebut "tiga kekuatan jahat" sebagai penyebab kekacauan. Tiga kekuatan jahat itu adalah ekstremisme agama, gerakan pemisahan diri dan terorisme kekerasan. Tiga kekuatan jahat itulah yang dinilai China membuat Xinjiang atau Kazakhstan tidak stabil.

2. China pastikan akan dukung keamanan dan kelancaran proyek ekonomi Kazakhstan

Baca Juga: Vladimir Putin Disebut Ingin Mendirikan New Soviet secara Paksa

Negara-negara di Asia Tengah adalah negara-negara pecahan Soviet. Pengaruh Barat di blok ini bisa dibilang sangat kurang. Tapi sebagai wilayah yang strategis dan kaya, Asia Tengah dapat dilihat sebagai lahan persaingan geopolitik antara Rusia dan China.

Selama beberapa tahun terakhir, hubungan antara Moskow dan Beijing semakin mesra. Beijing sepertinya juga tidak akan bertindak gegabah dengan melakukan intervensi di Asia Tengah, yang memiliki hubungan kuat dengan Moskow.

Dalam tanggapan terhadap kerusuhan mematikan di Kazakh, yang meluas hampir di separuh negara, Presiden Xi Jinping sempat menyampaikan belasungkawa. Menteri Luar Negeri Wang Yi juga memberi dukungan kepada pemerintah Kazakh untuk stabilitas keamanan.

Dilansir Global Times, dalam panggilan dengan Menteri Luar Negeri Kazakh Mukhtar Tileuberdi, Wang Yi mengatakan bahwa China akan memastikan keamanan dan kelancaran operasi proyek-proyek besar China-Kazakhstan.

Yang Jin, peneliti China yang fokus pada Asia Tengah mengatakan "China bekerja sama dengan Kazakhstan dalam minyak dan gas bahkan lebih awal dari pada dengan Rusia, yang mencerminkan pentingnya kemitraan strategis antara kedua negara."

Meskipun pengaruh Rusia di Kazakhstan sangat kuat, seperti termasuk penggunaan bahasa Rusia sebagai bahasa pengantar, tapi China adalah negara utama yang telah menginvestasikan puluhan miliar dolar untuk proyek minyak Kazakhstan.

Negara-negara di Asia Tengah memiliki ketergantungan terhadap investasi ekonomi yang besar dari Beijing.

Yang Jin mengatakan "poin penting lainnya adalah bahwa China perlu memastikan keamanan personel dan kepentingan China di Kazakhstan, dan kami percaya pemerintah Kazakh akan memperlakukan permintaan ini dengan serius."

3. Presiden Tokayev sebut kerusuhan adalah upaya kudeta

China dukung Pengerahan Pasukan Pimpinan Rusia di KazakhstanPresiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev (Twitter.com/Qasym-Jomart Toqayev)

Protes di Kazakhstan bermula pada 2 Januari 2022 di bagian barat negara. Protes itu terjadi karena pemerintah menaikkan harga BBM sampai hampir dua kali lipat meski negara tersebut kaya akan minyak.

Protes kemudian meluas akan ketidakpuasan pemerintah menyelesaikan persoalan kemiskinan dan pengangguran. Bahkan dalam analisa lain, protes tersebut diduga terkait dengan perebutan kekuasan di kalangan elit penguasa.

Dilansir BBC, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev baru-baru ini mengklaim bahwa protes mematikan yang terjadi adalah upaya kudeta terhadap dirinya.

Dihadapan para pemimpin militer CSTO, Tokayev juga menyebut bahwa kerusuhan itu ditumpangi oleh militan bersenjata yang bertujuan merusak tatanan konstitusional, penghancuran institusi pemerintah serta upaya perebutan kekuasaan.

Tokayev menuduh ada kelompok bersenjata yang terorganisir, pernah mendapatkan pendidikan militer di luar Kazakh, dan sekarang ikut campur dalam kerusuhan tersebut. Klaim itu didukung oleh Rusia dan digaungkan oleh China.

Tapi sampai saat ini, tidak ada kejelasan yang rinci siapa kelompok tersebut dan siapa pemimpinnya. Namun pasukan Kazakh dan CSTO telah melakukan operasi yang disebut kontra-teror secara meluas untuk meredakan kerusuhan, khususnya di kota Almaty, kota paling mematikan dalam peristiwa tersebut.

Baca Juga: Presiden Kazakhstan Sebut Kerusuhan di Negaranya sebagai Upaya Kudeta

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya