China Janji Tak Biayai PLTU Batu Bara di Luar Negeri

Sekjen PBB menyambut baik langkah tersebut

Jakarta, IDN Times - Xi Jinping dalam pidatonya di Majelis Umum PBB terkait perubahan iklim, ia menjanjikan bahwa Beijing tidak akan biayai proyek pembangunan tenaga listrik batu bara di luar negeri.

China sejauh ini adalah investor terbesar yang memainkan peran penting dalam membantu negara berkembang membangun industri listrik tenaga batu bara. Korea Selatan dan Jepang adalah dua negara lain yang juga berkontribusi.

Janji Xi Jinping tersebut disambut baik oleh banyak kalangan. Para pemerhati lingkungan memberikan perhatian bahwa China tahu masa depan dibangun oleh energi terbarukan, bukan energi fosil yang mencemari lingkungan.

1. Xi Jinping akan bantu negara berkembang dengan energi terbarukan ramah lingkungan

China telah mendapatkan tekanan diplomatik dari banyak negara untuk menurunkan emisi karbon dioksida. Negara itu, adalah negara terbesar penghasil karbon di dunia. Investasi China di negara berkembang juga banyak, termasuk dalam bidang pembangunan tenaga listrik batu bara.

Dalam pertemuan tahunan Majelis Umum PBB pada 22 September 2021, dilansir dari The Guardian, Xi Jinping mengatakan bahwa "China akan meningkatkan dukungan untuk negara-negara berkembang lainnya dalam mengembangkan energi hijau dan rendah karbon, dan tidak akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negeri."

Selain itu, Presiden China itu juga menekankan janji yang telah ia buat tahun lalu bahwa negaranya akan mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan netralitas karbon sebelum 2060.

Joanna Lewis, direktur sains, teknologi, dan hubungan internasional di Universitas Georgetown menilai janji Xi Jinping mengikuti langkah serupa Korea Selatan dan Jepang awal tahun ini.

Tiga negara raksasa ekonomi Asia itu telah dinilai bertanggung jawab atas lebih dari 95 persen dari semua pembiayaan asing untuk pembangkit listrik tenaga batu bara, dengan China menjadi bagian terbesarnya.

2. Sekjen PBB menyambut baik janji Xi Jinping

Baca Juga: Chile Akan Tutup 4 PLTU Batu Bara Hingga 2025

China adalah raksasa ekonomi yang sangat diperhitungkan di dunia. Investasi mereka di luar negeri, khususnya di negara-negara berkembang, valuasinya sangat besar.

Di sektor energi pembangkit listrik batu bara, dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2019, Beijing telah mendanai 13 persen dari kapasitas pembangkit listrik baru bara di luar China. Menurut Kevin Gallagher, pemimpin Pusat Kebijakan Pembangunan Global, jumlah tersebut "jauh dan merupakan pemodal publik terbesar," katanya ditkutip Al Jazeera.

Bank China yang dikelola negara, dikatakan telah menyediakan dana sejumlah 35 miliar dolar atau Rp498,5 triliun untuk membiayai proyek pembangkit listrik batu bara global sejak Perjanjian Iklim Paris pada tahun 2015.

Oleh karena itu, janji Xi Jinping yang tidak akan membiayai proyek batu bara di luar China akan berdampak sangat signifikan. Banyak pihak yang menyambut baik langkah tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga menyambut baik janji tersebut. Katanya tindakan China akan "mempercepat penghentian penggunaan batu bara secara global adalah satu-satunya langkah terpenting untuk menjaga agar tujuan (mencegah kenaikan suhu) 1,5 derajat (global) Perjanjian Paris tetap tercapai."

3. Janji Xi Jinping bukan lonceng kematian bagi batu bara

Sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia, China membutuhkan banyak energi untuk menggerakkan industrinya. Salah satu bahan bakar energi yang murah adalah batu bara. Tapi bahan tersebut sangat kotor karena menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak.

China pada tahun 2020 lalu tercatat mengoperasikan pembangkit listrik tenaga batu bara sebanyak 53 persen dari total jumlah global. Dilansir dari Deutsche Welle, instalasi listrik itu mencapai 38,4 giga watt dan berarti lebih dari tiga kali lipat jumlah yang dibangun oleh seluruh dunia.

Janji Xi Jinping yang tidak akan biayai proyek pembangunan batu bara luar negeri memang dianggap angin segar. Namun menurut Byford Tsang, seorang pakar dari lembaga E3G, sebuah lembaga pemikir perubahan iklim, janji itu bukan berarti lonceng kematian bagi batu bara.

Dilansir dari Associated Press, Tsang menjelaskan Xi Jinping tidak menyebutkan rincian seperti kapan efektif janji tersebut berlaku. Selain itu, menurutnya yang lebih penting adalah China tidak bangun pembangkit listrik baru di dalam negeri dan segera menutup yang lama.

Di masa depan, bauran energi fosil dan energi terbarukan yang ramah lingkungan masih akan terlihat. Itu karena, menurut Chris Field, direktur lingkungan Stanford University, "pembangkit listrik batu bara biasanya beroperasi selama 50 tahun atau lebih."

Baca Juga: Chile Akan Tutup 4 PLTU Batu Bara Hingga 2025

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya