China Perbanyak Pembangunan Silo Rudal Nuklir

Silo rudal berpotensi bawa 875 hulu ledak nuklir

Beijing, IDN Times - Pada bulan Juni lalu, James Martin Center for Nonproliferation Studies menjelaskan bahwa dengan pemantauan satelit, China diduga telah membangun ratusan silo (peluncur rudal balistik) di provinsi Gansu. Kini, tabir lain diungkap bahwa China telah mulai membangun silo lain di provinsi tetangga, Xinjiang.

Di Gansu, letak silo rudal balistik berada di dekat kota Yumen dan kali ini, ladang silo rudal balistik kedua yang dibangun terletak 380 kilometer barat laut dari yang pertama, yakni berada di dekat kota Hami, di Xinjiang timur.

Pembangunan silo rudal China adalah proyek terbesar yang pernah dilakukan dalam proyek serupa setelah Soviet dan AS. Meski pembangunan silo rudal tersebut melebihi kepemilikian ICBM (rudal balistik), tapi dimungkinkan China dapat menambah hulu ledak nuklir dalam rudal-rudal terbaru yang akan diproduksi.

1. Wilayah tempat pembangunan silo rudal terbaru seluas 800 kilometer persegi

Temuan mengejutkan untuk proyek pembangunan silo rudal oleh China dilakukan oleh Matt Korda dari Research Associate for the Nuclear Information Project at the Federation of American Scientists. Sebuah pemindaian satelit berresolusi tinggi, menangkap gambaran konstruksi pembangunan silo rudal di Xinjiang bagian timur.

Menurut laman resmi Federation of American Scientists (FAS), berdasar gambaran citra satelit, silo rudal yang bakal selesai di bangun di Xinjiang itu sebanyak 110 buah. Konstruksi dan tata letak pembangunan silo baru di Hami, Xinjiang tersebut, sangat mirip dengan apa yang ada di Yumen, Gansu.

Menurut perkiraan, antara satu silo dan silo lainnya berjarak tiga kilometer dan lahan yang dipakai untuk pembangunan tersebut mencakup area seluas 800 kilometer persegi.

Melansir Military Times, Kementrian Luar Negeri China belum mau memberikan penjelasan tentang dua temua pembangunan silo rudal di dua provinsinya. Pada hari Jumat (30/7), ketika ditanya tentang silo rudal yang terbaru, mereka mengatakan "tidak mengetahui situasinya."

Silo rudal tersebut bisa digunakan untuk membawa rudal balistik ICBM yang memiliki jangkauan ribuan kilometer. Rudal juga dapat dipasangi dengan hulu ledak nuklir. Perluasan kekuatan China ini kemungkinan akan menjadi faktor perhitungan AS dalam konfrontasi militer potensial seperti dalam persoalan Taiwan atau Laut China Selatan.

2. Silo rudal China berpotensi membawa lebih dari 875 hulu ledak nuklir

Baca Juga: Gantikan Cui Tiankai, China Kirim Duta Besar Baru ke AS

Dalam pengamatan citra satelit, silo rudal yang sedang dibangun oleh China memiliki basis bawah tanah. Seorang pakar studi pertahanan di Institut Penelitian Kebijakan Nasional di Taiwan yang bernama Kuo Yu-jen, mengatakan sangat sulit untuk mendapatkan penghitungan akurat dari silo bawah tanah negara mana pun, tetapi citra satelit yang baru-baru ini dirilis terlihat “sangat, sangat mirip” ke silo rudal.

Kabar dugaan pembangunan silo rudal tersebut telah menghebohkan beberapa media ternama Barat. Namun, para ahli nuklir China menolak kabar tersebut.

Melansir Insider, Song Zhongping, mantan instruktur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), mengatakan silo nuklir sudah ketinggalan zaman. "China telah menggunakan peluncur bergerak (mobile) dan membuang silo tetap ini, yang memakan waktu, mahal dan rentan untuk diserang serta dihancurkan," jelas Song.

Hans M. Kristensen yang juga menjadi direktur Proyek Informasi Nuklir di FAS memberikan penjelasan kepada Insider bahwa silor rudal memang rentan serangan karena statis tidak bisa bergerak. Tapi, ketika ditanya apakah silo dianggap ketinggalan zaman, "hari ini, beberapa rudal paling modern sebenarnya dikerahkan di silo, jadi sama sekali tidak dianggap tua," jawab Kristensen.

Proyek silo rudal China di Gansu dan Xinjiang tersebut, jika selesai dibangun maka ICBM yang dimiliki oleh China berpotensi "membawa lebih dari 875 hulu ledak (dengan asumsi tiga hulu ledak per rudal)," naik dari sekitar 185 hulu ledak yang sudah ada di ICBM.

Saat ini, China diperkirakan memiliki sekitar 350 senjata berhulu ledak nuklir. Jumlah itu masih dapat dibilang tertinggal jauh di belakang Rusia yang punya 6.225 dan Amerika Serikat yang memiliki 5.550 hulu ledak nuklir.

3. China tegaskan tidak akan memakai senjata nuklir jika tidak diserang lebih dahulu

China Perbanyak Pembangunan Silo Rudal NuklirPesawat bomber H-6N China yang memiliki kemampuan membawa roket nuklir. (Twitter.com/Jimmie Chan)

China sebenarnya sudah sepakat tentang penjagaan tingkat minimum kepemilikan hulu ledak nuklir. Namun dalam 10 tahun terakhir, perkembangan persenjataan China dianggap sangat signifikan dan bahkan penumpukan silo rudal itu disebut menyimpang dari kesepakatan minimum.

Tapi melansir CNN, pejabat China telah berulang kali mengatakan tidak akan menggunakan senjata nuklir kecuali diserang terlebih dahulu. Selain itu, kekuatan nuklir Beijing dijaga pada tingkat minimum yang diperlukan untuk menjaga keamanan nasional.

Pada awal tahun 2021, juru bicara Kementrian Luar Negeri China yang bernama Hua Chunying mengatakan "ini adalah kebijakan dasar konsisten pemerintah China."

Para pengamat melihat kebijakan pencegahan minimum tersebut akan bergeser seiring berubahnya situasi keamanan yang menurut China dianggap mengancam.

Pada 2 Juli, Global Times, media yang disokong oleh partai Komunis China menulis dalam editorialnya yang bertajuk "China’s nuclear deterrence buildup cannot be tied down by the US."

Dalam editorial itu, disebutkan bahwa "begitu konfrontasi militer antara China dan AS mengenai masalah Taiwan pecah, jika China memiliki kapasitas nuklir yang cukup untuk menghalangi AS, itu akan menjadi dasar dari keinginan nasional China."

Drew Thompson, seorang mantan pejabat Departemen Pertahanan AS sekaligus peneliti senior tamu di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Universitas Nasional Singapura memberikan penjelasan atas kemajuan signifikan yang diraih oleh China.

Menurutnya, “postur kekuatan nuklir China telah berkembang dengan mantap selama 10 tahun terakhir dengan peluncur rudal mobile baru-baru ini, bergabung dengan pembom H-6N berkemampuan nuklir, rudal balistik kapal selam baru, dan semakin banyak silo statis, memberikan China sebuah triad nuklir yang semakin kuat dan dapat bertahan," katanya seperti dikutip CNN.

Baca Juga: Delegasi Taliban ke China Bahas Ekonomi, Politik dan Keamanan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya