COVID-19 di AS Telan Lebih 500 Ribu Jiwa, Biden Gelar Upacara Hening

Tonggak sejarah keterpurukan akibat wabah

Washington DC, IDN Times - Lebih dari satu tahun yang lalu, virus corona telah muncul dan menyebar secara global ke ratusan negara. Virus telah menyebabkan penderitaan, tidak hanya penderitaan kesehatan manusia tapi juga menghancurkan sendi-sendi ekonomi.

Amerika Serikat adalah negara dengan kasus terbanyak di dunia. Menurut data yang dikumpulkan oleh Worldometers, jumlah total infeksi virus corona di Amerika Serikat telah mencapai 28,7 juta kasus. Jumlah penduduk Amerika Serikat yang meninggal telah melampaui 500ribu orang.

Hal ini membuat Presiden Amerika Serikat Joe Biden berduka secara mendalam. Biden rencananya akan memeringati kesuraman sejarah wabah di Amerika dengan mengheningkan cipta, sebagai sebuah penghormatan kepada mereka yang meninggal.

1. Biden akan pidato untuk menghormati mereka yang meninggal

COVID-19 di AS Telan Lebih 500 Ribu Jiwa, Biden Gelar Upacara HeningIlustrasi virus corona. (Pexels.com/CDC)

Amerika Serikat telah mencapai sebuah tonggak bersejarah. Namun sejarah yang diukir oleh negara adidaya tersebut adalah sebuah sejarah yang kelam. Badai bencana non-alam berupa serangan wabah virus corona telah merenggut nyawa setengah juta warga Amerika.

Sebagai penghormatan atas korban meninggal akibat infeksi virus corona, Joe Biden berencana akan memperingatinya pada saat matahari terbenam pada Senin (22/2) sore. Melansir dari laman Associated Press, Biden juga akan berpidato dalam acara tersebut sambil menyalakan lilin sebagai ekspresi bela sungkawa.

Momen hening sebagai bagian dari upacara penghormatan akan dilakukan. Mereka tidak sedang merayakan keberhasilan tapi merayakan penderitaan yang tak terperi atas hantaman gelombang virus corona.

2. Situasi mengerikan serangan virus corona

COVID-19 di AS Telan Lebih 500 Ribu Jiwa, Biden Gelar Upacara HeningAnthony Fauzi memberikan penjelasan tentang virus corona di White House, 16 April 2020 (Wikimedia.org/The White House)

Dunia sedang menderita. Lebih dari satu tahun sejak kemunculan virus corona di Wuhan, Tiongkok, virus tersebut benar-benar telah menimbulkan banyak kesengsaraan. Jutaan orang meninggal, puluhan juta orang kehilangan pekerjaan dan banyak lagi yang stres karena wabah tak kunjung berakhir.

Total infeksi virus corona selama setahun lebih ini, telah mencapai sekitar 111 juta kasus. Mereka yang meninggal telah mencapai angka 2,46 juta orang. Angka-angka tersebut kemungkinan masih akan bertambah seiring kampanye vaksinasi di berbagai negara yang belum berjalan. Ketersediaan dan distribusi pasokan vaksin COVID-19 sendiri hingga saat ini masih terus menjadi salah satu polemik.

Dr. Anthony Fauci, penasihat medis COVID-19 Gedung Putih Amerika Serikat mengatakan "Belum pernah kami alami selama 102 tahun terakhir ini sejak pandemi influenza pada tahun 1918. Ini benar-benar situasi yang sangat mengerikan yang pernah kami lalui," katanya seperti dikutip dari kantor berita Reuters.

Fauci juga mengatakan bahwa pada tahun 2022 nanti, orang Amerika Serikat kemungkinan masih harus mengenakan masker ketika tindakan lain dalam menghentikan penyebaran virus dilakukan.

Baca Juga: [UPDATE] Awal 2021, Kasus COVID-19 di Amerika Serikat Tembus 20 Juta 

3. Sebagai ungkapan empati atas kesengsaraan yang diderita penduduk AS

COVID-19 di AS Telan Lebih 500 Ribu Jiwa, Biden Gelar Upacara HeningLebih dari setengah juta penduduk AS meninggal karena COVID-19. Ilustrasi (pexels.com/Jules Palmer)

Sehari sebelum menjabat, Biden-Harris telah melakukan penghormatan kepada para korban meninggal akibat infeksi virus corona di Lincoln Memmorial. Ia melangsungkan upacara muram tersebut untuk menandai 400ribu penduduk AS yang meninggal akibat COVID-19. Kini sebagai bagian dari ungkapan empatinya, ia kembali akan melakukan upcara kemuraman ketika korban meninggal COVID-19 di AS mencapai 500ribu orang.

Pada saat Biden melakukan upcara penghormatan sebelumnya, ia mengatakan "Untuk sembuh kita harus ingat. Selama berbulan-bulan kita berduka sendiri. Malam ini kita berduka dan mulai menyembuhkan secara bersama-sama" ucap Biden seperti dilansir dari laman CNN.

Sejauh ini, pihak berwenang AS sudah mencatat bahwa ada penurunan infeksi ketika kampanye vaksinasi virus corona ditingkatkan. Namun mereka belum mencapai penurunan infeksi secara signifikan dan bahkan meski terjadi penurunan, infeksi saat ini masih terbilang tinggi.

Dr. Bala Hota, seorang ahli penyakit menular dari Rush University Medical Center di Chicago mengatakan "Ini adalah perlombaan untuk mendapatkan vaksin yang tersedia cukup luas dan cukup cepat sehingga menghilangkan kemungkinan penyebaran lebih banyak strain." Hota juga menggambarkan kondisi AS saat ini bahwa "Kami belum keluar dari hutan."

Baca Juga: [UPDATE] Awal 2021, Kasus COVID-19 di Amerika Serikat Tembus 20 Juta 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya