COVID-19 Memburuk, New Delhi Lockdown Seminggu

Global khawatir karena pasokan vaksin dari India tertunda 

New Delhi, IDN Times - Infeksi virus corona yang menyerang India terus meningkat dan semakin memburuk dalam beberapa minggu terakhir. Pemerintah federal India memutuskan untuk mengunci ibukota New Delhi guna memutus mata rantai laju sebaran infeksi virus.

Keputusan untuk mengunci New Delhi akan dilakukan mulai pada hari Senin malam (19/4). Penguncian akan dilakukan selama enam hari ke depan karena khawatir sistem layanan kesehatan di ibukota mendekati titik puncaknya.

1. Sistem layanan kesehatan New Delhi terancam lumpuh

COVID-19 Memburuk, New Delhi Lockdown SemingguArvind Kejriwal, Kepala Menteri New Delhi (Twitter.com/ Absolute India)

Sebagai salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia, India juga mengalami kesulitan akan cepatnya sebaran infeksi virus corona di negaranya. Sampai saat ini, total kasus infeksi virus corona di India telah menyerang lebih dari 15 juta orang. Mereka yang meninggal karena infeksi virus dari Wuhan itu, menurut Johns Hopkins University, adalah 179 ribu orang.

Virus corona juga semakin memperburuk kondisi sistem layanan kesehatan yang ada di ibukota New Delhi, India. Melansir dari kantor berita Reuters, New Delhi kekurangan tempat tidur pasien secara akut. Selain itu, New Delhi juga kekurangan pasokan oksigen serta obat-obatan penting seperti anti-virus Remdesivir.

Kepala Menteri ibukota New Delhi yang bernama Arvind Kejriwal menjelaskan bahwa sistem layanan kesehatan berada pada titik puncak karena memburuknya infeksi virus corona.

Beberapa ambulans kebingungan mencari tempat tidur pasien yang kosong antara satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya.

2. Membebani upaya global memerangi pandemi

COVID-19 Memburuk, New Delhi Lockdown SemingguIlustrasi vaksin. (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Memburuknya infeksi virus corona di India membuat dunia merasa khawatir. Hal itu karena India adalah salah satu produsen vaksin virus corona terbesar di dunia. Infeksi COVID-19 yang memburuk di India kemungkinan akan berdampak pada jumlah produksi pasokan vaksin.

Sebagai contoh, perusahaan produsen vaksin virus corona terbesar di dunia saat ini berada di India yakni perusahaan yang bernama Serum Institute of India (SII).

Kecepatan infeksi virus corona yang jauh lebih cepat dari sebelumnya di India telah turut membebani upaya global dalam memerangi pandemik.

Melansir dari laman Associated Press, dengan semakin memburuknya pandemik, maka dengan terpaksa India juga akan menunda ekspor pasokan vaksin corona yang mereka produksi.

Penundaan ekspor vaksin virus corona dari India akan menghambat kampanye vaksinasi di negara-negara berkembang karena banyak negara berkembang yang membeli vaksin dari India.

Baca Juga: Ledakan COVID-19 di New Delhi, India Open 2021 Resmi Ditunda

3. Desakan untuk menyediakan tempat tidur tambahan dan pasokan oksigen

Penguncian di New Delhi akan membuat semua toko dan pabrik akan tutup, kecuali yang menyediakan layanan penting, seperti toko bahan makanan. Masyarakat tidak boleh meninggalkan rumah mereka, kecuali untuk beberapa alasan seperti mencari perawatan medis.

India mengalami lonjakan infeksi virus corona tertinggi pada hari Senin (19/4) dengan jumlah kasus baru lebih dari 270 ribu kasus. Tempat tidur untuk pasien virus corona di New Delhi semakin tak tersedia dan pasokan oksigen semakin dibutuhkan.

Melansir dari laman India, Arvind Kejriwal telah menulis surat kepada Perdana Menteri Narendra Modi dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Piyush Goyal. Kejriwal menulis "saya meminta setidaknya 7.000 dari 10.000 tempat tidur di rumah sakit pemerintah pusat di Delhi disediakan untuk pasien COVID dan oksigen segera disediakan di Delhi."

Lonjakan infeksi tidak hanya terjadi di ibukota New Delhi tetapi juga di negara bagian lainnya. Di Jammu dan Kashmir, menurut Associated Press, infeksi virus corona melonjak setidaknya 11 kali lipat dalam satu bulan terakhir.

Di negara bagian Telengana, wilayah yang sebagian besar perusahaan pembuat vaksin beroperasi, lonjakan infeksi virus corona telah meningkat sebanyak 16 kali lipat dalam satu bulan terakhir.

Di sisi lain, Perdana Menteri Narendra Modi masih terus melanjutkan kampanye politiknya di Benggala Barat. Modi dan para pemimpin partainya berkampanye dan berusaha memenangkan pemilu di wilayah tersebut.

Baca Juga: Tembus Rekor Baru! India Dilanda Krisis dari Kasur hingga Oksigen

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya