Danau di Lebanon Tercemar, 40 Ton Ikan Mati

Ikan yang mati beracun dan membawa virus 

Beirut, IDN Times - Sebuah pemandangan mengejutkan terlihat di sebuah danau Lebanon yang bernama danau Qaraoun. Puluhan ton ikan mengapung mati akibat danau yang tercemar. Danau itu terhubung dengan sungai terpanjang di Lebanon yakni sungai Litani.

Para aktivis lingkungan dan relawan mengumpulkan bangkai ikan busuk yang diperkirakan sebanyak 40 ton. Selama bertahun-tahun, para aktivis lingkungan telah memperingatkan akan bahaya limbah yang mencemari aliran sungai tersebut.

1. Ikan mati dalam jumlah yang tak normal

Pencemaran air sungai Litani di Lebanon yang terhubung ke danau Qaraoun telah menyebabkan salah satu bencana besar. Puluhan ton ikan membusuk di pinggiran danau, menimbulkan bau menyengat ke penduduk desa sekitarnya. Dalam beberapa hari sejak ikan-ikan terlihat mengapung tak normal pertama kali, jumlah ikan yang mati itu terkumpul sekitar 40 ton.

Melansir dari laman Middle East Monitor, aktivis lingkungan setempat yang bernama Ahmad Askar menjelaskan “fenomena ini muncul di tepi danau beberapa hari lalu. Ikannya mulai mengapung, dan dalam jumlah yang tidak normal. Itu tidak bisa diterima."

Para aktivis meminta otoritas yang berwenang untuk melakukan penyelidikan guna mencari tahu penyebabnya. Limbah yang dibuang ke sungai dan bermuara di danau telah dicurigai sebagai penyebab utama matinya ikan-ikan itu.

2. Ikan yang mati beracun dan membawa virus

Danau di Lebanon Tercemar, 40 Ton Ikan MatiDanau Qaraoun (Twitter.com/JessChasing Stories)

Danau Qaraoun terbentuk karena bendungan yang dibangun pada tahun 1959. Danau tersebut terletak di sebelah tenggara ibukota Beirut, sekitar 85 kilometer. Dalam beberapa tahun terakhir, tepatnya sejak tahun 2018, otoritas yang berwenang telah melarang pencarian ikan di danau karena tingkat polusi yang tinggi.

Melansir dari kantor berita Reuters, minggu ini, pihak yang berwenang menjelaskan bahwa ikan-ikan itu beracun dan membawa virus. Peringatan itu mendesak orang untuk menghindari penangkapan ikan di sepanjang Litani karena "bencana yang mengancam kesehatan masyarakat."

Ini adalah bencana ekologi lain yang telah terjadi di Beirut, setelah ledakan besar pelabuhan tahun lalu merusak pantai dan menewaskan lebih dari 200 orang. Bulan lalu, aktivis lingkungan juga mencoba membersihkan lepas pantai karena polisi akibat tumpahan kapal tanker.

Baca Juga: Protes Lebanon Berlanjut di Tengah Krisis Ekonomi dan Politik 

3. Bencana ekologi di Lebanon

Menurut CBS News, matinya puluhan ton ikan di danau Qaraoun oleh nelayan sekitar yang bernama Mahmoud Afif, disebut sebagai "bencana." Ia yang sudah berusia 61 tahun itu mengatakan bahwa "belum pernah melihat yang seperti ini" seumur hidupnya.

Sejumlah besar air limbah, limbah industri, dan limpasan pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk telah membuat danau Qaraoun semakin beracun. Ini adalah bencana ekologi terbaru yang terjadi di Lebanon.

Bencana ekologi sebelumnya, pada bulan Februari, sebuah kapal tanker menumpahkan minyak di Laut Mediterania. Tumpahan tersebut menciptakan polusi di pantai Israel dan Lebanon selatan.

Melansir dari laman Al Jazeera, operasi pembersihan pantai dilakukan segera sampai bulan Maret. Tumpahan minyak telah menyebabkan kerusakan yang parah di pantai dan membunuh penyu hijau yang memiliki habitat di wilayah tersebut.

Mouin Hamze, salah satu pejabat yang memimpin operasi pembersihan menjelaskan bahwa dampak polusi tumpahan minyak tanker itu akan berlangsung setidaknya dalam tiga bulan ke depan.

Baca Juga: Bank Dunia Ancam Hentikan Pendanaan Vaksin COVID-19 untuk Lebanon

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya