Demonstran Unjuk Rasa di Thailand Dihajar dengan Meriam Air 

Unjuk rasa menuntut reformasi masih berlangsung 

Bangkok, IDN Times – Unjuk rasa yang dilakukan oleh aktivis demokrasi dan mahasiswa di Thailand masih terus berlanjut. Mereka masih memantapkan tuntutan untuk mengurangi kekuasaan kerajaan serta menuntut Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, untuk meninggalkan jabatannya.

Pertama kalinya kumpulan massa di Thailand melakukan unjuk rasa pada 1 Februari 2020 yang dapat disebut sebagai tahap satu. Lalu, unjuk rasa tahap dua berlanjut pada Juli 2020 dan hingga kini unjuk rasa belum padam. Semangat untuk menuntut adanya reformasi birokrasi masih terus membara di benak pemuda-pemudi Thailand. Sembilan bulan mereka belum mau mundur dari jalanan dan bahkan demonstrasi terus meluas di beberapa wilayah Thailand.

Thailand sedang mengalami krisis kepercayaan pemimpin. Rakyat Thailand, khususnya para pemuda, mahasiswa dan aktivis demokrasi menginginkan reformasi konstitusi, membatasi kekuasaan dan keuangan kerajaan, meminta Perdana Menteri turun jabatan, dan rela mempertaruhkan nasib mereka meski nantinya bakal dipenjara.

1. Surat-surat reformasi

Demonstran Unjuk Rasa di Thailand Dihajar dengan Meriam Air PM Thailand, Prayuth Chan-ocha, menolak mundur dari jabatan. Ilustrasi (instagram.com/thaienquirer)

Para pengunjuk rasa Thailand pada Minggu, 8 November 2020, berkumpul di depan Grand Palace Bangkok untuk menyerahkan surat-surat yang menuntut reformasi di Thailand. Mereka memasukkan surat-surat tersebut dalam sebuah kotak bekas tempat sampah usang yang dialamatkan untuk Bureau of the Royal Household. Para demonstran melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk mengejek kekuasaan.

Pada beberapa kesempatan, para pengunjuk rasa menyatakan bahwa Maha Raja Vajiralongkorn harus “mendengarkan kritik tanpa rasa takut”, seperti dikutip dari laman berita The Guardian (8/11). Dalam pernyataan tersebut, mereka juga menyanjungkan pujian serta sanjungan kepada kerajaan.

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa Maha Raja harus mau berbicara dengan orang-orang yang mencintainya atau sebaliknya, selama mereka semua adalah rakyat Thailand. “Tidak peduli apakah rakyat mencintai raja atau tidak, dia harus mencintai mereka semua. Jika raja bisa berbicara dengan orang-orang yang mencintainya, dia juga harus berbicara dengan orang-orang yang berbeda (kelompok kontra)”. Pernyataan tersebut ditandatangani “dengan kekuatan martabat yang sama oleh rakyat”.

Para pengunjuk rasa mengenakan kaca mata dan memakai penutup kepala yang keras untuk melindungi diri mereka dari serangan polisi. Pengunjuk rasa juga memindahkan bus dan menurunkan kawat berduri yang telah digunakan oleh polisi untuk memblokade jalan ke istana.

2. Maha Raja mengeluarkan komentar langka setelah sekian lama hening atas aksi protes

Demonstran Unjuk Rasa di Thailand Dihajar dengan Meriam Air Maha Raja Vajiralongkorn akhirnya mengeluarkan pernyataan langka setelah hening selama demonstrasi di Thailand yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Ilustrasi (instagram.com/kingvajiralongkorn)

Dalam berbulan-bulan unjuk rasa yang dilakukan oleh aktivis demokrasi dan pemuda serta rakyat Thailand, Maha Raja Vajiralongkorn tak pernah memberikan peryataan publik mengenai tuntutan tersebut. Sebagian besar pernyataan penolakan tuntutan muncul dari pejabat pemerintah. Namun pada minggu lalu, Maha Raja mengeluarkan pernyataan publik yang terhitung sangat langka.

Laman berita CNN berhasil memberikan beberapa pertanyaan kepada Maha Raja dan sang penguasa negeri Gajah Putih tersebut memberikan jawabannya pada hari Minggu, 1 November 2020. Raja mengatakan bahwa Thailand adalah “tanah kompromi” yang itu mungkin adalah sinyal solusi bagi tuntutan para demonstran.

Ketika CNN bertanya kepada Raja, apa komentarnya tentang rakyat yang turun ke jalan melakukan demonstrasi, dia menjawab “tidak ada komentar”. Lalu sejenak kemudian Raja mengatakan “Kami mencintai mereka semua sama. Kami mencintai mereka semua sama. Kami mencintai mereka semua sama” katanya (1/11). Komentar itulah yang menjadi dasar para demonstran melakukan unjuk rasa untuk menyampaikan pesan bahwa Raja tidak perlu takut berbicara dengan para pengunjuk rasa pada Minggu setelahnya, tanggal 8 November 2020.

Baca Juga: Thailand Blokir Situs ‘Pornhub’, Warga Protes! 

3. Bentrok antara demonstran dan polisi

Demonstran Unjuk Rasa di Thailand Dihajar dengan Meriam Air Aktivis Demokrasi Thailand berencana berkemah di luar kantor Perdana Menteri. Ilustrasi (twitter.com/May Wong)

Gerakan pro-demokrasi Thailand semakin berani. Mereka hampir melakukan unjuk rasa setiap hari. Pada Minggu, 8 November 2020, unjuk rasa yang berlangsung sampai malam hari, para demonstran terus mendesak untuk memasuki Istana. Polisi yang menjaga, menembakkan meriam air untuk menghalau massa.

Massa yang terus berkerumun dan merangsek tak menyerah, akhirnya membuat petugas keamanan mengizinkan pengunjuk rasa untuk meletakkan surat keluhan politik mereka. Para demonstran kemudian meletakkan surat-surat mereka di empat kotak surat suara berwarna merah di dekat tembok istana. 

Melansir dari laman berita Associated Press, setelah para demonstran itu berhasil mengirimkan surat keluhan politik mereka, akhirnya mereka membubarkan diri (8/11). “Orang-orang hanya ingin menyerahkan surat. Tidak ada tanda-tanda kekerasan sama sekali dari para demonstran” kata Thawatchai Tongsuk yang ikut unjuk rasa. “Semakin banyak kekerasan yang mereka gunakan, semakin banyak orang yang akan ikut bergabung dalam protes” katanya menambahkan.

4. Maha Raja Vajiralongkorn menulis surat cinta

Demonstran Unjuk Rasa di Thailand Dihajar dengan Meriam Air Maha Raja Vajiralongkorn menulis pesan cinta tentang persatuan nasional saat berkunjung ke wilayah timur laut Thailand. Ilustrasi (instagram.com/kingvajiralongkorn)

Setelah Maha Raja Vajiralongkorn memberi komentar publik pertamanya selama protes berbulan-bulan pada 1 November 2020, kabar terbaru menyebutkan Maha Raja menulis surat cinta kepada rakyat Thailand. Segala jenis komunikasi kerajaan Thailand saat ini sedang menjadi perhatian di seluruh kawasan Asia Tenggara karena sebelumnya Raja tidak pernah memberikan komentar apapun tentang demonstrasi yang sudah terjadi selama berbulan-bulan.

Setelah unjuk rasa memaksa penyampaian surat para demonstran, Maha Raja pada Selasa, 10 November 2020, melakukan kunjungan ke timur laut Thailand. Dalam kunjungannya tersebut, Raja menulis pesan kepada gubernur Udon Thani dalam sebuah surat yang menghimbau persatuan nasional.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Maha Raja menulis “Kami semua mencintai dan peduli satu sama lain. Jaga negara, bantu satu sama lain melindungi negara kita dengan kebaikan untuk kemakmuran dan lindungi Thainess” (10/11). Pada salah satu foto Maha Raja yang dibawa simpatisan ketika kunjungan, di bawah foto tersebut tertulis “Cintai bangsa, cintai rakyat, hargai Thainess, kebahagiaan sejati.”

Baca Juga: Santan Sumut Berlayar Perdana ke Thailand, Nilainya Mencapai Rp2 M

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya