Diculik di Mali, Wartawan Prancis Minta Bantuan

Kelompok jihadis menargetkan warga Prancis untuk diculik

Bamako, IDN Times - Seorang wartawan Prancis yang bernama Olivier Dubois dikabarkan hilang pada bulan April lalu di Mali, tepatnya di kota Gao. Bulan Mei kali ini sebuah video beredar di media sosial yang memuat rekaman dirinya meminta bantuan kepada otoritas Prancis agar membantu membebaskannya.

Prancis aktif di Afrika khususnya di gurun Sahel. Prancis bersekutu dengan lima negara di wilayah tersebut yakni Burkina Faso, Chad, Mali, Mauritania, dan Niger. Mereka membentuk kelompok G5 untuk memerangi para milisi pemberontak, termasuk mereka yang memiliki afiliasi dengan al-Qaeda dan ISIS.

Sejak tahun 2014 lalu, Prancis dengan G5 melakukan operasi militer bernama operasi Barkhane. Lebih dari 5.000 personel militer Prancis terlibat dalam operasi tersebut, yang bertujuan untuk memerangi milisi bersenjata di wilayah Sahel.

1. Wartawan Prancis memohon agar dibebaskan

Beberapa kelompok milisi bersenjata, termasuk di antaranya kelompok jihadis, sering menargetkan orang asing, khususnya warga Prancis. Mereka melakukan penculikan untuk meminta tebusan. Namun Prancis telah berulangkali tidak akan memberikan tebusan untuk membebaskan warganya yang diculik.

Melansir dari kantor berita Reuters, Olivier Dubois, nama wartawan Prancis tersebut, dalam sebuah video yang beredar, ia mengatakan "saya berbicara dengan keluarga saya, teman-teman saya dan pihak berwenang Prancis agar mereka melakukan segala daya mereka untuk membebaskan saya."

Video yang beredar itu pendek dengan durasi hanya 21 detik. Dalam video tersebut, Dubois juga sempat mengatakan bahwa yang menculik adalah JNIM (Jama'at Nasr al-Islam wal Muslimin) yang memiliki afiliasi dengan jaringan al-Qaeda. Dubois dikabarkan hilang pada 8 April 2021.

Baca Juga: PBB: Serangan Udara Prancis di Mali Tewaskan 19 Warga Sipil 

2. Hilangnya Dubois dikonfirmasi oleh otoritas Prancis

Video pendek yang hanya berdurasi 21 detik dan telah beredar di media sosial yang memuat wajah Olivier Dubois hingga kini keasliannya belum dapat dikonfirmasi. Akan tetapi, otoritas Prancis, yakni Kementerian Luar Negeri telah mengkonfirmasi hilangnya jurnalis tersebut.

Menurut Al Jazeera, pihak Kemenlu Prancis telah melakukan kontak dengan keluarganya. Mereka juga sedang melakukan pemeriksaan teknis pada keaslian video Olivier Dubois yang beredar tersebut.

Organisasi jurnalis dunia, Reporters Without Borders (RSF) sebenarnya telah dikabari hilangnya Olivier Dubois dua hari sejak wartawan Prancis itu tidak kembali ke hotelnya di Gao, Mali. Namun RSF tidak melaporkannya penculikannya untuk menghindari kemungkinan membahayakan.

Faktanya, kini beredar video Olivier Dubois yang mengaku bahwa ia sedang diculik oleh milisi JNIM. Melansir dari laman resmi RSF, Arnaud Froger kepala RFS Afrika mendesak "pihak berwenang Mali dan Prancis untuk melakukan segala kemungkinan mendapatkan pembebasannya dan kami menawarkan dukungan penuh kami kepada keluarga dan teman-temannya," katanya.

3. Sebelumnya aktivis Prancis juga diculik di Mali

Diculik di Mali, Wartawan Prancis Minta BantuanSophie Petronin disambut Emmanuel Macron ketika dibebaskan dari Mali (Twitter.com/Gabriel Robin)

Sebelum Olivier Dubois, ada seorang aktivis kemanusiaan Prancis bernama Sophie Petronin. Dia diculik oleh milisi jihadis pada tahun 2016 bersama dengan pemimpin oposisi Mali dan dua warga Italia dan seorang misionaris Kristen dari Swiss.

Sang misionaris tewas dibunuh oleh milisi. Petronin ditahan selama lebih dari 1.000 hari dan bebas tahun lalu, tepatnya pada Oktober 2020.

Menurut Reuters, upaya pembebasan Petronin itu dilakukan dengan pertukaran puluhan tahanan milisi jihadis.

Militan Islam yang aktif di wilayah tersebut juga telah berulang kali menyatakan warga Prancis di Afrika Barat sebagai target.

Itu karena Prancis terlibat intervensi militer dalam Operasi Barkhane untuk mengusir kelompok-kelompok terkait al-Qaeda yang telah merebut kota-kota di Mali utara setahun sebelumnya.

Milisi jihadis bersenjata yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda dan ISIS dikabarkan oleh Deutsche Welle, telah bergerak lebih dekat ke pusat yang lebih padat penduduknya sejak tahun 2015. Gerakan itu menyerang target dan bahkan memicu konflik antar kelompok etnis.

Baca Juga: PBB Tuntut Prancis Bertanggung Jawab atas Serangan Udara di Mali

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya