Dubes Myanmar untuk PBB Menentang Kudeta Militer

PBB didesak untuk hentikan kudeta dengan berbagai cara

New York, IDN Times - Dunia sampai saat ini terus mengarahkan pandangannya ke Asia Tenggara, tepatnya di Myanmar. Kudeta militer yang dimulai pada 1 Februari lalu di negara tersebut telah memicu protes yang berkepanjangan. Rakyat Myanmar sebagian besar menolak kudeta.

Banyak dari pekerja profesional dan non-profesional di negara tersebut ikut dalam barisan demonstran. Mereka termasuk para pegawai negeri sipil yang melakukan mogok kerja untuk melumpuhkan pemerintahan. Para dokter dan tenaga medis juga ikut berbaris dengan para demonstran.

Kini, satu kabar yang mengejutkan datang ketika rapat di Majelis Umum PBB. Dubes Myanmar untuk PBB yang bernama Kyaw Moe Tun mengatakan menentang kudeta. Dia berharap PBB segera menghentikan kudeta di negaranya dengan cara apa pun.

1. Keberanian Sang Dubes dalam pidato yang dramatis

Pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi saat ini sedang menjadi tahanan rumah. Belum jelas posisi penahanan dilakukan di mana, namun pihak Tatmadaw (sebutan untuk militer Myanmar), juga melakukan penahanan terhadap beberapa pemimpin senior NLD (National League for Democracy), partai yang memenangkan pemilu pada 2020 lalu.

Krisis yang terjadi di Myanmar sejak kudeta terus terjadi. Bahkan terbaru, ada beberapa ratus pendukung kudeta Myanmar yang melakukan aksi kekerasan dengan menggunakan senjata tajam berupa pisau dan berusaha menikam para demonstran penentang kudeta.

Melansir dari laman CNN, pada hari Jumat (26/2), dubes Myanmar untuk PBB yang bernama Kyaw Moe Tun mengatakan kepada Majelis Umum PBB, bahwa dia berbicara atas nama pemerintahan Aung San Suu Kyi. 

Secara berapi-api dan dengan dramatis, Kyaw Moe Tun berpidato di hadapan ratusan perwakilan negara-negara di PBB, mengatakan "Kami membutuhkan tindakan sekuat mungkin dari komunitas internasional untuk segera mengakhiri kudeta militer dan memulihkan demokrasi," katanya segera disambut tepuk tangan.

Bertebaran informasi di dunia maya memuji apa yang dilakukan oleh Kyaw Moe Tun. Rakyat Myanmar yang aktif di media sosial melontarkan pujian dan berterima kasih atas upaya yang dia lakukan di PBB.

2. Dubes Myanmar untuk PBB mendapatkan pujian

Baca Juga: Pendukung Kudeta Militer Myanmar Mengamuk di Yangon 

Apa yang disampaikan oleh Dubes Kyaw Moe Tun adalah sebuah langkah yang berani. Pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB telah membuat rakyat Myanmar mengucapkan terima kasih dan bahkan ada yang menganggapnya pahlawan.

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Sekjen PBB, Antonio Guteres, bahwa kudeta militer "tidak dapat diterima di dunia modern dan kudeta harus dihentikan," Kyaw Moe Tun menegaskan bahwa "Kami akan terus memperjuangkan pemerintahan yang terdiri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat."

Melansir dari laman Associated Press, Kyaw Moe Tun mengakhiri pidato tersebut dengan memberikan salam tiga jari, simbol perlawanan yang digunakan oleh ratusan ribu publik Myanmar dalam menentang kudeta militer. Pidato tersebut juga disambut pujian dan tepuk tangan.

Linda Thomas Greenfield yang diserahi mandat oleh Sekjen PBB untuk menjadi pembicara dalam forum tersebut mengatakan apa yang dilakukan oleh Kyaw Moe Tun sangat "kuat dan berani." Dia sendiri yang berasal dari Amerika Serikat juga menegaskan bahwa "AS berdiri dalam solidaritas" dengan rakyat Myanmar.

Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, juga melontarkan pujian kepada Dubes Kyaw Moe Tun. Blinken mengatakan "Amerika Serikat memuji pernyataan yang berani dan jelas" dan membuat suara rakyat Myanmar didengar oleh publik internasional.

3. Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dipindah ke tempat rahasia

Dubes Myanmar untuk PBB Menentang Kudeta MiliterAung San Su Kyi, pemimpin pro-demokrasi Myanmar. (Twitter.com/Nehanda Radio)

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah menjalani sekitar 15 tahun sebagai tahanan rumah sebelum akhirnya ia dan partainya memenangkan pertarungan untuk memimpin Myanmar dalam suasana demokratis. Namun upaya tersebut hanya sebentar dan kali ini kembali digulingkan oleh kudeta militer.

Melansir dari kantor berita Reuters, dalam laporan perkembangan terbaru penahanan Suu Kyi, pejabat senior NLD mengatakan bahwa Suu Kyi telah dipindahkan dari tahanan rumah ke tempat yang rahasia oleh militer. Pengacara Suu Kyi yang bernama Khin Maung Zaw juga mengatakan mendengar kabar yang sama tapi belum dapat memastikannya.

Khin Maung Zaw mengatakan "Saya khawatir akan hilangnya hak atas akses ke keadilan dan ke penasihat hukum," katanya cemas karena tidak diberi akses untuk menemui Suu Kyi.

Ratusan ribu rakyat Myanmar terus melakukan demonstrasi dan memprotes kudeta militer. Pada hari Kamis (24/2), polisi sempat menembakkan peluru ke udara untuk membubarkan massa. Sejauh ini, sudah ada tiga demonstran yang meninggal, dan hampir 700 orang ditahan. Seorang jurnalis Jepang kabarnya juga sempat ditahan tapi hanya sebentar.

Inti dari persoalan Myanmar adalah masalah pemilihan umum yang oleh pihak militer dituduh penuh dengan kecurangan. Musyawarah perwakilan anggota ASEAN sedang diupayakan untuk menyelesaikan masalah di Myanmar dan Indonesia telah memimpin langkah tersebut. Namun upaya Indonesia dicurigai akan mendukung tindakan junta militer sehingga ratusan rakyat Myanmar sempat melakukan demonstrasi di depan kantor Kedubes Indonesia di Myanmar dan Thailand.

Baca Juga: Polisi Myanmar Tembak Mati Demonstran Perempuan yang Menentang Kudeta

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya