Embargo Saudi ke Qatar Resmi Dicabut

Negara-negara Teluk siap bersatu

Riyadh, IDN Times – Menjelang pertemuan puncak Gulf Cooperation Council atau Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk (GCC), Riyadh memutuskan untuk mencabut embargonya terhadap Qatar. Pertemuan GCC akan dilangsungkan pada hari Selasa, 5 Januari 2021 di Arab Saudi.

Qatar dan Arab Saudi telah terlibat perselisihan panjang dan akibat perselisihan tersebut, Arab Saudi bersama koalisinya “memusuhi” Qatar. Krisis itu terjadi sejak tahun 2017. Arab Saudi bersama beberapa sekutu negara Teluk memutus hubungan diplomatik serta melarang pesawat Qatar melewati wilayah udara mereka. Hubungan darat dan laut juga diblokade.

Saudi menuduh Qatar telah mendanai sejumlah kelompok teroris seperti ISIL dan Ikhwanul Muslimin. Selain itu, Saudi juga mengkritik hubungan Qatar dan media raksasa Al Jazeera dengan pemerintah Iran. Qatar pada akhirnya memang mengakui pernah memberikan bantuan kepada Ikhwanul Muslimin tapi bersikeras menepis tuduhan bahwa mereka membantu ISIL.

1. Emir Qatar akan hadir dalam pertemuan GCC

Embargo Saudi ke Qatar Resmi DicabutPemimpin Qatar, Sheikh Tamim Al Thani (Wikimedia.org/Ahmad Thamer Al Kuwari)

Pada hari Senin, 4 Januari 2021, Menteri Luar Negeri Kuwait mengabarkan bahwa Arab Saudi akan mencabut blokade udara, laut dan daratnya terhadap Qatar. Keputusan tersebut akan kembali membuka langkah perbaikan diplomasi di negara-negara Teluk. Selain itu, jalan kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan politik akan terbuka.

Melansir dari raksasa media Qatar, Al Jazeera, Kuwait adalah negara yang menjadi penengah atas perselisihan tersebut. Seiring dengan kabar pencabutan blokade Saudi, kabar bagus lain menyusul bahwa penguasa Qatar, Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani akan hadir berpartisipasi dalam pertemuan GCC di Saudi.

Tiga negara sekutu Arab Saudi yakni Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir, beberapa tahun yang lalu telah menuduh Qatar membantu perjuangan kelompok para teroris. Keputusan embargo dan blokade kemudian dilakukan oleh Arab Saudi, disertai dukungan negara lain seperti Yordania, Maladewa, Mauritania, Senegal, Djibouti, Komoro, Yaman serta Libya.

Pada tahun 2021 ini, sepertinya kabar baik hadir bagi reunifikasi kekuatan negara-negara di Teluk karena Arab Saudi telah mencabut keputusan embargo dan blokadenya. Desember 2020, Raja Arab Saudi secara resmi mengirimkan undangan untuk emir Qatar agar hadir dalam pertemuan GCC di Al-Ula, Arab Saudi.

2. Memulihkan persatuan wilayah Teluk

Embargo Saudi ke Qatar Resmi DicabutPencabutan embargo dan blokade Saudi atas Qatar membuka jalan persatuan negara-negara Teluk. Ilustrasi (pexels.com/Pixabay)

Qatar dan UEA sebenarnya memiliki jurang dalam perbedaan ideologis yang mendasar. Keputusan pencabutan embargo dan blokade Saudi yang dianggap menjadi tonggak utama perbaikan hubungan negara-negara Teluk, saat ini menjanjikan persatuan negara-negara di wilayah tersebut. Namun rekonsiliasi penuh masih belum menjadi jaminan.

Melansir dari laman Associated Press, Menter Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, mengatakan lewat sosial media miliknya bahwa negaranya ingin memulihkan persatuan negara-negara di wilayah Teluk. “Kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan kami berada di jalur yang benar” katanya.

Menteri Luar Negeri Kuwait yang menjadi penengah telah melakukan pembicaraan dengan emir Qatar dan putra mahkota Saudi. Dia menyatakan bahwa pertemuan GCC di Al-Ula akan ada penandatanganan pernyataan untuk “mengantarkan ke halaman cerah hubungan persaudaraan”.

Putra mahkota Saudi sendiri pun menjelaskan bahwa pertemuah GCC akan berlangsung secara inklusif. Arah menuju “reunifikasi dan menjalin solidaritas menjadi tantangan di wilayah kami”, kata sang putra mahkota.

Baca Juga: Iran Klaim Kemenangan Atas AS dalam Embargo Senjata PBB

3. Dampak terhadap posisi Amerika Serikat di Teluk

Embargo Saudi ke Qatar Resmi DicabutAS akan memiliki posisi kuat di Teluk ketika tegang dengan Iran dan Turki. Ilustrasi (pexels.com/Brett Sayles)

Qatar adalah negara dengan jumlah penduduk sekitar 2,3 juta orang. Namun dari jumlah tersebut, hanya beberapa ratus ribu saja yang asli penduduk Qatar. Sebagian besar orang di negara tersebut adalah ekspatriat.

Amerika Serikat memiliki hubungan yang romantis dengan Qatar. Salah satu pangkalan militer terbesar Amerika Serikat di Teluk berada di dekat ibukota Doha, Qatar. Pangkalan militer itu bernama Al Udeid dan ada sekitar 11.000 personel militer AS yang ditempatkan. Selain itu, lebih dari 100 pesawat digunakan sebagai operasional militer.

Samuel Ramani, seorang pengamat Forum Internasional Teluk, mengomentari keputusan dibukanya kembali blokade Saudi atas Qatar. Menurutnya, Saudi bisa bisa membingkai relaksasi parsial “yang memungkinkan pesawat Qatar melintasi udara Saudi dan mengurangi perang informasi sebagai bukti ‘pemikiran baru’ dari Riyadh” katanya menjelaskan seperti dikutip dari Associated Press.

Titik penting dari upaya rekonsiliasi dan reunifikasi negara-negara Teluk tersebut adalah adanya kekhawatiran rusaknya keamanan regional karena kedekatan Qatar dan Turki serta Iran. Mesir dan UEA telah lama memandang dukungan Qatar dan Turki terhadap Ikhwanul Muslimin sebagai ancaman. Sedangkan Bahrain dan Saudi prihatin kedekatan Qatar dengan Iran.

Dengan adanya perbaikan hubungan negara-negara Teluk tersebut, Amerika Serikat akan memiliki posisi yang jauh lebih menguntungkan dari pada sebelumnya. AS yang saat ini semakin tegang dengan Iran dan Turki, bakal memiliki basis pendukung yang bersatu di negara-negara Teluk.

4. Perjalanan Jared Kushner

Embargo Saudi ke Qatar Resmi DicabutJared Kushner. (Wikimedia.org/US Mission to the European Union)

Jared Kushner, salah satu penasehat senior pemerintahan Donald Trump, sekaligus menantunya, melakukan perjalanan ke Qatar untuk melakukan perundingan. Manuver tersebut sepertinya memang dirajut untuk membentuk sebuah koalisi besar baru di negara-negara Teluk.

Tidak jelas kesepakatan apa yang ditawarkan Gedung Putih kepada Qatar, namun menurut Deutsche Welle, Doha memuji Kushner yang dikirim Gedung Putih untuk menjembatani kesenjangan hubungan negara-negara di wilayah Teluk.

Melansir dari Arab News, Kushner akan ikut menghadiri pertemuan GCC di Al-Ula, Arab Saudi, bersama dengan Avi Berkowitz dan Brian Hook, seorang penasehat Departemen Luar Negeri AS. Kushner juga telah disebut-sebut sebagai tokoh kunci normalisasi hubungan antara Israel dengan beberapa negara-negara Arab yang baru saja terjadi.

Baca Juga: Taiwan Perpanjang Embargo Makanan Dari 5 Prefektur di Jepang

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya