Facebook Digugat agar Pisah dari Instagram dan WhatsApp 

Facebook dituduh lakukan monopoli ilegal 

Washington, IDN Times – Perusahaan sosial media Facebook telah menjadi salah satu raja dalam bidang bisnis teknologi informasi. Kehadirannya sejak tahun 2004, telah membuat milyaran orang di seluruh dunia bisa saling terkoneksi. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini, menjadi raksasa dan mengakuisi sosial media populer lain seperti Instagram serta WhatsApp.

Dalam kiprahnya menjadi perusahaan raksasa, Facebook telah melakukan akuisisi terhadap 82 perusahaan lain. Facebook juga menjadi sumber utama kekayaan Mark Zuckerberg yang mengantarkannya menjadi manusia terkaya di dunia nomor empat versi majalah Forbes. Namun, kebesaran dan kesuksesan perusahaan satu ini bukan berarti mulus-mulus saja. Kritik sering kali dihantamkan pada perusahaan sosial media satu ini.

Kabar terbaru, perusahaan besutan Zuckerberg tersebut mendapatkan gugatan dari Federal Trade Comission (Komisi Perdagangan Federal) Amerika Serikat agar memecah Instagram dan WhatsApp. Instagram dan WhatsApp didesak untuk bergerak dalam bisnis independen, terpisah dari raksasa Facebook. Gugatan itu diajukan di pengadilan federal Washington DC, pada Rabu, 9 Desember 2020.

1. Menggunakan kekuatan monopoli untuk menghancurkan saingan yang lebih kecil

Facebook Digugat agar Pisah dari Instagram dan WhatsApp Facebook mengakuisisi Instagram dan menjadi perusahaan sosial media yang kian kuat. Ilustrasi (unsplash.com/Solen Feyissa)

Facebook mengakuisisi Instagram pada 2012 dengan dana 1 miliar dolar AS. Lalu pada Februari 2014, WhatsApp berhasil diakuisisi dengan dana antara 19 sampai 22 miliar dolar AS. Bergabungnya dua jejaring sosial media Instagram dan WhatsApp ini ke pelukan Facebook, menjadikan perusahaan Mark Zuckerberg menjadi raksasa sosial media yang hampir tak terkalahkan.

Jaksa Agung New York, Letitia James, memimpin koalisi gugatan dari hampir setiap negara bagian AS. Ada lebih dari 45 regulator yang tergabung dalam koalisi tersebut. Melansir dari The Guardian, dalam sepuluh tahun terakhir, dominasi Facebook di sosial media “telah menggunakan kekuatan monopoli untuk menghancurkan saingan yang lebih kecil dan memadamkan persaingan,” kata James dalam sebuah pernyataan (9/12).

FTC yang bekerja sama dengan Jaksa Agung telah melakukan penyelidikan selama bertahun-tahun untuk meluncurkan gugatan dan menuduh Facebook terlibat dalam “strategi sistematis” anti kompetitif. FTC mencari keputusan pengadilan permanen yang dapat membuat Facebook berpisah dengan Instagram dan WhatsApp.

Direktur biro persaingan FTC, Ian Conner, memberikan penjelasan tujuan gugatan tersebut. Gugatan tersebut bertujuan “untuk menghentikan perilaku anti-persaingan Facebook dan memulihkan persaingan sehingga inovasi dan persaingan bebas dapat berkembang.”

2. “Kita akan memenangkan gugatan hukum” kata Zuckerberg

Facebook Digugat agar Pisah dari Instagram dan WhatsApp CEO Facebook, Mark Zuckerberg. (instagram.com/Zuck)

FTC adalah lembaga pemerintah AS yang telah mengizinkan akuisi Facebook terhadap Intagram dan WhatsApp. Pada April 2014, Facebook merasa senang dengan keputusan FTC yang telah mengizinkan akuisisi WhatsApp dan berjanji kedua perusahaan akan tetap mematuhi hukum yang berlaku setelah transaksi ditutup. Saat itu, beberapa kelompok advokasi privasi khawatir jika praktik privasi dibatalkan oleh Facebook ketika WhatsApp berada di pelukan perusahaan Zuckerberg. Sebagian besar pendapatan iklan dari Facebook dikhawatirkan akan menargetkan pengguna berdasarkan usia, jenis kelamin dan sifat lainnya.

Tahun lalu, banyak kritik agar Facebook putus dari jejalin dengan Instagram dan WhatsApp. Seruan juga muncul dari Chris Hughes, salah satu pendiri Facebook yang kaya raya. Namun seruan itu tak pernah benar-benar sampai di pengadilan. Kini, FTC dan Jaksa Agung Letitia James mewujudkan hal tersebut.

Namun, melansir dari NBC, Facebook tentu tidak akan tinggal diam terhadap gugatan yang diberikan. Dalam sebuah rapat internal tahun lalu, Zuckerberg mengatakan kepada karyawannya “saya berani bertaruh bahwa kita akan mendapatkan gugatan hukum, dan saya berani bertaruh bahwa kita akan memenangkan gugatan hukum (tersebut)” (10/12).

Baca Juga: Australia Buat Aturan Agar Facebook dan Google Bayar Konten Berita

3. Pandangan Presiden terpilih AS, Joe Biden, tentang Facebook

Facebook Digugat agar Pisah dari Instagram dan WhatsApp Joe Biden bukan penggemar Facebook. Ilustrasi (instagram.com/joebiden)

Para ahli dan politik di luar AS menganggap bahwa dalam beberapa dekade terakhir, AS terlalu fokus kepada perlindungan konsumen dan mengabaikan perlindungan terhadap pesaing perusahaan raksasa. Namun kini, gugatan-gugatan kepada perusahaan-perusahaan raksasa seperti Google, Microsoft dan terbaru Facebook, menjadi lembar sejarah baru bagi AS.

Joe Biden, presiden terpilih AS, tidak terlalu menyukai Facebook. Dalam surat terbuka untuk Zuckerberg yang disampaikan tim sukses Biden ketika kampanye, timses Biden mempertanyakan komitmen Facebook untuk meningkatkan demokrasi AS dan tidak menggunakan sosial media tersebut untuk merusak pemilu. Surat terbuka itu juga mengatakan bahwa Facebook telah mengancam pemilu yang bebas dan adil.

Ketika New York Times melakukan wawancara kepada Joe Biden pada awal 2020, dan dalam wawancara panjang itu, Biden memberikan jawaban pendek mengenai Facebook. Dia bilang, “saya tidak pernah menjadi penggemar Facebook seperti yang mungkin anda ketahui. Saya tidak pernah menjadi penggemar berat Zuckerberg. Saya pikir dia adalah masalah yang nyata” (19/1). 

Biden sendiri menilai ada semacam arogansi yang luar biasa di Silicon Valley. Gugatan yang dilayangkan FTC dengan Jaksa Agung kepada Facebook tidak secara eksplisit menyerukan agar Facebook dibubarkan, melainkan meminta pengadilan federal untuk menghentikan perilaku anti-persaingan secara umum dan mengambil tindakan lain yang dianggap sesuai oleh pengadilan.

Baca Juga: Kepulauan Solomon Berencana Larang Facebook Usai Kritik Pemerintah

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya