Flu Burung Muncul di Benin dan Pantai Gading

Situasi peternakan yang dilanda virus telah terkendali 

Jakarta, IDN Times - Virus H5N1 atau flu burung pernah menggegerkan dunia pada tahun 2003 lalu. Virus awalnya menyerang ternak ayam dan orang-orang di benua Asia.

Akan tetapi virus tersebut kemudian tak terbendung dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Timur Tengah, Eropa dan Afrika.

Pada saat itu, negara di Afrika yang dianggap menjadi endemik virus flu burung adalah Mesir. Tapi kemudian, flu burung juga menyebar di Afrika Barat, dengan Nigeria adalah yang paling parah.

Tahun ini, Ghana, Togo, Niger, Burkina Faso, Nigeria, Mauritania dan Senegal mengkonfirmasi kemunculan H5N1. Dan yang terbaru, dua negara di Afrika Barat juga mengkonfirmasi temuan virus yakni Pantai Gading dan Benin.

1. Pergerakan unggas dibatasi dalam radius 42 kilometer

Di sebelah timur ibukota Abidjan, Pantai Gading, flu burung diidentifikasi pada ternak unggas. Wilayah yang disebut dilanda virus itu adalah lingkungan Grand Bassam.

Kantor berita Reuters mengabarkan bahwa Kementrian Peternakan Pantai Gading pada Rabu (18/8), mengatakan setelah sejumlah besar unggas mati, mereka melakukan pengujian laboratorium dan mengkonfirmasi keberadaan virus H5N1.

Otoritas berwenang telah membatasi pergerakan unggas di wilayah tersebut sampai dengan radius 42 kilometer. Burung-burung juga telah dimusnahkan di dekat peternakan yang diketahui terinfeksi virus.

Namun tidak ada rincian berapa banyak unggas yang mati dan berapa banyak burung-burung yang telah dimusnahkan tersebut.

Pantai Gading, pernah dilanda flu burung pada tahun 2016 dan tahun 2015 lalu. Serangan virus yang terbaru, tidak disebutkan apakah telah menginfeksi manusia. Namun pemerintah telah menunda impor unggas dari negara yang terinfeksi.

2. Situasi peternakan yang dilanda virus telah terkendali

Baca Juga: Pria Asal Jiangsu Terinfeksi Virus Flu Burung H10N3

Di sebelah timur Pantai Gading, Benin juga melaporkan penemuan virus flu burung. Kementrian Pertanian Benin mengatakan pada Rabu (25/8), bahwa mereka telah mengkonfirmasi H5N1 di distrik dekat ibu kota Porto Novo.

Ada dua distrik yang dikonfirmasi menemukan virus itu yakni Seme-Podji dan Abomey Calavi. Dilansir Al Jazeera, pengujian laboratorium minggu lalu menemukan kesimpulan sementara virus terkait dengan H5N1.

Pihak berwenang Benin sedang menunggu hasil penyelidikan lebih mendalam dari laboratorium di Italia untuk mengkonfirmasi virus tersebut.

Kementrian mengatakan "sampai saat ini, situasi di peternakan yang terinfeksi terkendali dan langkah-langkah sedang diambil untuk menentukan sejauh mana penyebarannya."

3. WHO prihatin dengan beberapa wabah yang menyerang Afrika Barat

Flu Burung Muncul di Benin dan Pantai GadingIlustrasi penanganan pasien dalam ruang isolasi akibat virus menular. (Pixabay.com/bhossfeld)

Dalam beberapa bulan terakhir, Afrika Barat telah mengalami hantaman wabah yang bertubi-tubi. Selain COVID-19 yang akhir-akhir ini mengalami lonjakan infeksi, Pantai Gading dan Guinea baru-baru ini menemukan kembali wabah Ebola yang berbahaya.

Di Guinea juga mengalami serangan virus Marburg yang satu famili dengan Ebola. Kini, flu burung dikonfirmasi melanda peternakan unggas di Pantai Gading dan Benin.

Dalam penanganan virus Ebola, pihak Pantai Gading telah mengisolasi perempuan yang sudah diidentifikasi. Dan kabar baiknya, dilansir France24, Serge Eholie, juru bicara Kementrian dan Kepala Penyakit Menular mengatakan "kami melakukan dua tes biologis pada pasien yang hasilnya negatif dalam selang waktu 48 jam. Karena itu dia dinyatakan sembuh."

Direktur Regional WHO untuk Afrika, Dr. Matshidiso Moeti, prihatin dengan kondisi Afrika Barat. Kawasan tersebut telah dilanda beberapa virus mematikan sekaligus dalam satu kesempatan. 

Selain itu, menurut WHO Afrika, sistem kesehatan Afrika Barat lebih rapuh dari pada di sub-kawasan lainnya. Fungsionalistas sistem kesehatan kawasan tersebut 21 persen lebih rendah dari pada Afrika Selatan.

Menurut laman resmi WHO, Moeti mengatakan "kami sangat prihatin dengan Afrika Barat dan kami dapat memperkirakan tekanan COVID-19 akan memukul layanan kesehatan lebih keras dan lebih cepat. Selain strain COVID-19, datang Ebola dan wabah lainnya. Memerangi banyak wabah adalah tantangan yang kompleks."

Baca Juga: Aset Bekas Penanganan Flu Burung Jadi Tempat Pemeriksaan COVID-19

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya