Gambia Diterjang Badai, 10 Orang Tewas

Lebih dari tiga ribu orang terdampak badai 

Banjul, IDN Times - Badai topan menerjang Gambia, tepatnya di dekat ibukota Banjul pada Rabu malam (7/7). Badai tersebut menghancurkan beberapa rumah warga dan membuat ribuan orang lainnya terpaksa harus mengungsi.

Badai topan membawa serta hujan deras yang mengakibatkan tumbangnya pepohonan dan menghancurkan beberapa infrastruktur utama seperti aliran air dan pasokan listrik. Banyak dari daerah perkotaan pesisir negara kecil yang memisahkan diri dari Senegal itu, tanpa aliran listrik atau air karena infrastruktur rusak diterjang angin kencang dan banjir.

1. Korban yang meninggal adalah kerugian bagi negara

https://www.youtube.com/embed/GniLBeHO7K0

Badai yang mendarat di dekat ibukota Banjul, Gambia, tersebut terjadi pada tengah malam saat banyak orang terlelap. Melansir laman Reuters, dalam catatan pemerintah, 10 orang dilaporkan tewas terdampak badai.

Dalam konferensi pers pada hari Jumat (9/7), Sanna Dahaba yang menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam mengatakan "setiap jiwa yang hilang akibat bencana adalah kerugian besar bagi negara."

Sejauh ini, lebih dari 1.500 penduduk lainnya telah dievakuasi. Mereka mengungsi di tempat-tempat pengungsian yang disediakan atau di rumah tetangga dan saudara karena rumah-rumah mereka sendiri hancur diterjang angin kencang.

Amadou Marong, salah satu warga setempat mengaku "angin menghancurkan atap rumah saya dan situasi saya hancur karena kekurangan keuangan," katanya. Ia saat ini mengungsi di rumah tetangga.

2. Lebih dari tiga ribu orang terdampak badai

Baca Juga: Kasus Bertambah, Kini Ada 4 Positif COVID-19 di Gambia

Badai topan yang menghancurkan itu segera membuat Presiden Gambia, Adama Barrow, melakukan pertemuan darurat pada hari Kamis (8/7). Melansir laman media Gambia, The Point, tim rapat darurat segera melakukan penilaian cepat atas kerusakan dan memberi saran ke pemerintah.

Presiden Barrow meminta semua orang Gambia untuk memberikan dukungan kepada para korban dengan cara apapun yang mereka bisa, sementara pemerintahannya akan memberikan dukungan apa yang dibutuhkan oleh para korban.

Dalam pendataan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Gambia, mereka menyebutkan 1.531 orang mengungsi dan sebanyak 3.140 orang terdampak badai tersebut.

Gambia adalah negara di Afrika Barat bekas koloni Inggris. Wilayah ini dahulu adalah satu yakni Senegambia tapi akhirnya terpecah menjadi dua, Senegal dan Gambia. Gambia memiliki penduduk sekitar 2,1 juta orang.

3. Upaya membantu korban dan kembali menormalkan jaringan air serta listrik

Wilayah paling parah yang dihantam badai di Gambia pada Rabu tengah malam adalah Upper River (URR), Central River (CRR), Lower River (LRR), North Bank (NBR) and West Coast (WCR). Palang Merah Gambia (GRCS) telah melakukan respon secepat dan seefektif mungkin. Sejauh ini bantuan kemanusiaan telah dikirimkan seperti makanan, obat-obatan, produk sanitasi dan kebersihan.

Melansir All Africa, GRCS mengatakan bahwa kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah tempat berteduh untuk para korban terdampak badai topan.

Hingga Kamis malam, aliran listrik dan air masih di wilayah terdampak masih belum berfungsi secara maksimal. Perusahaan Listrik dan Air Nasional Gambia (NAWEC) sedang melakukan perbaikan secepat mungkin untuk menormalkan jaringan tersebut.

Tapi tumbangnya pepohonan telah merusak beberapa jalur transmisi yang menyebabkan pemadaman listrik berkepanjangan. "Teknisi kami saat ini berkeliling untuk menilai situasi, dan kami akan bekerja sepanjang waktu untuk memulihkan listrik dengan cepat di daerah yang tidak terlalu terpengaruh sambil mengambil tindakan yang wajar untuk mengatasi kerusakan besar," kata pejabat NAWEC seperti dikutip Anadolu.

Baca Juga: Sebut Thailand Destinasi Wisata Seks, Gambia Minta Maaf

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya