Gara-Gara Iklan, Nike Jepang Dapat Seruan Boikot 

Orang Jepang tidak suka diajari orang asing 

Tokyo, IDN Times – Sebuah iklan baru dari Nike yang di rilis pada 30 November 2020 di Jepang, mendapatkan sorotan tajam. Banyak yang memberikan kritik atas iklan tersebut. Diantara kritik atas iklan yang ditayangkan bahkan menyerukan boikot produk buatan Nike.

Iklan Nike Jepang ditayangkan di feed Twitter resmi Nike Jepang. Iklan tersebut menimbulkan polemik dan telah diputar lebih dari 14 juta kali. Selain itu, iklan berdurasi dua menit telah memiliki 8.000 lebih komentar dan mendapatkan tanda suka lebih dari 60.000.

Tapi apa sebenarnya yang membuat iklan tersebut menghadirkan banyak kritik dan bahkan ada yang menyerukan boikot?

1. Iklan tentang keberagaman namun menimbulkan perdebatan

Gara-Gara Iklan, Nike Jepang Dapat Seruan Boikot Iklan Nike bertema keragaman tapi menimbulkan kontroversi di kalangan warganet Jepang. (twitter.com/Nike Japan)

Keberagaman adalah tema yang umum digadang-gadang sebagai solusi hidup yang aman dan damai. Menghargai perbedaan ras, agama dan etnis telah menjadi semacam kebenaran umum supaya keadilan tercipta dalam hidup berkemanusiaan. Oleh karena itu, pola pikir dan tindakan seperti rasisme, telah diperangi selama puluhan tahun dan penekanan akan keberagaman menjadi senjata solutif.

Nike Jepang mengambil tema keberagaman dalam iklan terbarunya. Iklan bertajuk The Future Isn’t Waiting, menunjukkan tiga anak dari kelompok minoritas secara ras di Jepang, seperti keturunan Korea dan kulit hitam, mendapatkan perundungan dan pandangan rasisme dari teman-temannya di sekolah. Lalu dengan menggunakan produk Nike, anak-anak itu semakin percaya diri terus membangun kecakapan untuk menjadi olahragawan handal.

Namun, iklan itu menimbulkan perdebatan. Melansir dari laman Al Jazeera, salah satu akun mempertanyakan “Apakah sangat menyenangkan menyalahkan Jepang?” (2/12). Pertanyaan tersebut memberikan sindiran karena iklan telah memunculkan citra buruk, dimana siswa-siswa Jepang melakukan intimidasi dan melakukan perundungan terhadap mereka yang berbeda ras atau yang memiliki ras campuran.

2. Orang Jepang tidak suka diajari orang asing tentang budaya mereka

Gara-Gara Iklan, Nike Jepang Dapat Seruan Boikot Masyarakat Jepang memang relatif homogen karena aturan ketat pekerja imigran. Ilustrasi (unsplash.com/Guille Alvarez)

Masyarakat Jepang memang relatif homogen. Jepang memiliki aturan ketat dalam hal imigrasi. Bahkan parlemen Jepang pernah mendapatkan tekanan dari para pekerja kasar untuk melonggarkan aturan bagi para pekerja migran dari negara lainnya, karena kekurangan pekerja kasar.

Meskipun begitu, menurut Morley Robertson, jurnalis yang setengah Amerika dan setengah Jepang, mengatakan bahwa “Banyak orang Jepang tidak suka diberitahu oleh suara-suara luar untuk mengubah cara mereka”, ujarnya seperti dikutip dari laman BBC (2/12). Nike adalah merek asing dan oleh sebab itu, orang Jepang tidak suka diajari oleh orang asing tentang bagaimana mereka bersikap.

Selain itu, di dalam iklan yang tayang digambarkan bahwa sebagian besar siswa Jepang di dalam sekolah memberikan intimidasi, diskriminasi dan sikap rasis dan hal itu dianggap tidak sesuai dengan fakta yang ada. Salah satu akun yang tidak sepakat dengan iklan tersebut memberi komentar, “Seolah-olah mereka mencoba mengatakan jenis diskriminasi ini ada dimana-mana di Jepang”.

Baca Juga: Saking Cepatnya, Nike Vaporfly Bisa Dilarang Dipakai Atlet Saat Lomba

3. Ada yang menyerukan ancaman boikot produk Nike

Gara-Gara Iklan, Nike Jepang Dapat Seruan Boikot Dari komentar warganet, ada yang mengatakan tak akan lagi beli produk Nike, bahkan menyerukan boikot. Ilustrasi (unsplash.com/Sydney Rae)

Gara-gara iklan tersebut yang berpolemik dan menimbulkan perdebatan, beberapa komentar yang tidak sepakat dengan pesan yang disampaikan dalam iklan menyerukan untuk melakukan boikot. Melansir dari laman The Guardian, 50 komentar pertama dari postingan feed Twitter tersebut berisi seruan boikot dan mengatakan tidak akan membeli produk Nike lagi (2/12).

Rasisme dalam budaya apapun menjadi tema yang sensitif. Steve McGinnes, salah satu pemikir tentang budaya Asia, menjelaskan bahwa merek asing seperti Nike adalah tamu dan “mereka secara kasar menyoroti subjek yang menurut banyak orang (Jepang) seharusnya terlarang bagi para tamu”. Nike, menurutnya, membuat iklan yang “bertujuan bunuh diri”.

Nike, produk dari Amerika Serikat memiliki lebih dari 70.000 pegawai di seluruh dunia. Pendapatan pada tahun fiskal 2020 berjumlah lebih dari 37 miliar dolar AS. Bintang tenis dunia dari Jepang, Naomi Osaka, menjadi kebanggan negeri Matahari Terbit. Dia memiliki darah campuran Jepang dan Haiti. Naomi Osaka yang berdarah campuran juga berjuang menantang citra Jepang yang memang masyarakatnya relatif homogen.

Baca Juga: Saking Cepatnya, Nike Vaporfly Bisa Dilarang Dipakai Atlet Saat Lomba

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya