Gencatan Senjata Berakhir, Pertempuran Meledak Lagi di Sudan

40 orang tewas di wilayah Darfur

Jakarta, IDN Times - Pertempuran di Sudan kembali menyala setelah kesepakatan gencatan senjata berakhir antara tentara pemerintah dengan pasukan Rapid Support Forces (RSF). Pada Minggu (4/6/2023), suara tembakan kembali terdengar di Khartoum, ibu kota Sudan dan di wilayah Darfur.

Para penduduk di ibu kota merasakan teror atas ledakan kekerasan yang terbaru. Mereka menyebut situasi seperti berada di neraka. Di Darfur, laporan sementara yang berkembang menyebutkan bahwa kekerasan terbaru menewaskan 40 orang dan melukai puluhan orang lainnya.

1. Saudi-AS desak disepakati gencatan senjata baru

Gencatan Senjata Berakhir, Pertempuran Meledak Lagi di Sudanilustrasi (Unsplash.com/Maria Lysenko)

Perang yang terjadi di Sudan saat ini adalah perebutan kekuasaan antara militer pemerintah yang dipimpin oleh Abdel-Fattah Burhan dengan pasukan RSF yang dipimpin Mohammed Hamdan Dagalo. Pertempuran pecah pada pertengahan April yang telah menewaskan ratusan orang.

Upaya untuk mendamaikan kedua pihak telah ditengahi oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS), sehingga mereka menyepakati gencatan senjata pada 21 Mei. Tapi usai kesepakatan itu habis, pertempuran kini kembali menyala.

Dilansir Associated Press, Saudi dan AS kembali mendesak pihak bertikai Sudan untuk menyetujui dan menerapkan kesepakatan gencatan senjata baru. Tujuan utama dari desakan tersebut untuk menghentikan permusuhan secara permanen.

Riyadh dan Washington juga terus melakukan pembicaraan yang fokus pada upaya memfasilitas pemberian bantuan kemanusiaan. Mereka mendesak kesepakatan jangka pendek yang harus diambil sebelum pembicaraan dilanjutkan.

Sejauh ini, Saudi dan AS menangguhkan pembicaraan karena pelanggaran serius yang berulang terhadap gencatan senjata jangka pendek. AS menjatuhkan sanksi kepada perusahaan pertahanan utama Sudan yang dijalankan oleh militer dan RSF.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Perusahaan Terafiliasi RSF dan Militer Sudan

2. Kami benar-benar berada di neraka, kata penduduk

Kekerasan terbaru meletus di Khartoum dan beberapa bagian Omdurman. Pesawat militer dilaporkan membom posisi RSF. Ada laporan pesawat tempur milik militer pemerintah jatuh karena kerusakan teknis, tapi RSF mengklaim sebagai pihak yang menjatuhkannya.

"Di Khartoum selatan kami hidup dalam teror pengeboman dengan kekerasan, suara senjata anti-pesawat dan pemadaman listrik. Kami benar-benar berada di neraka," kata Sara Hassan, penduduk ibu kota dikutip dari Al Jazeera.

Situasi pertempuran terbaru semakin kacau karena menyebabkan banyak kerusakan dan penjarahan. Layanan kesehatan lumpuh, pemadaman listrik dan air terjadi. Penderitaan bertambah karena berkurangnya persediaan makanan.

3. Di Darfur situasi di luar kendali

Gencatan Senjata Berakhir, Pertempuran Meledak Lagi di SudanPara pengungsi korban pertempuran di Sudan. (Twitter.com/UNHCR Sudan)

Selain di ibu kota, pertempuran mematikan pecah di Darfur. Wilayah tersebut telah lama bergulat dengan kerusuhan yang berkepanjangan. Pertempuran terjadi pada Jumat dan Sabtu pekan lalu, khususnya di kota Kutum.

Dilansir VOA News, RSF mengklaim telah mengambil alih kota itu yang dibantah oleh tentara pemerintah. Darfur Bar Association, pemantau hak asasi manusia di wilayah itu melaporkan pertempuran merenggut 40 nyawa dan menyebabkan puluhan orang lainnya luka-luka.

Mini Minawi, Gubernur Darfur yang dekat dengan tentara, mengecam aksi penjarahan dan menyatakan bahwa wilayah tersebut seagai zona bencana. Dia meminta bantuan dari masyarakat internasional. Gubernur Darfur Barat, Khamis Akbar, mengatakan situasinya telah berada di luar kendali.

Baca Juga: PBB Marah Banyak Perempuan Sudan Diperkosa di Tengah Konflik

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya