Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Israel Diduga Sebagai Dalang

Israel dan AS menolak berkomentar 

Teheran, IDN Times – Iran sebagai negara yang memiliki kebijakan nuklir progresif dan karena kebijakannya tersebut dimusuhi oleh Amerika Serikat dan sekutunya, saat ini sedang berkabung. Salah satu ilmuwan unggulan dalam bidang nuklir dari Negeri Para Mullah itu dibunuh dalam sebuah penyergapan di dekat Teheran.

Terbunuhnya ilmuwan nuklir Iran akan menjadi pemicu konfrontasi yang dimungkinkan memiliki skala besar terhadap musuh-musuhnya. Pembunuhan itu dilakukan pada hari Jum’at, 27 November 2020. Posisi sang ilmuwan dianggap sebagai otak paling penting dalam program nuklir Iran.

Dalam 10 tahun terakhir, Israel telah dicurigai mencoba membunuh ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran secara terarah. Meskipun begitu, dalam pembunuhan sang ilmuwan nuklir Iran yang terbaru, tidak ada yang mengaku bertanggung jawab dalam insiden tersebut.

1. Fakhrizadeh adalah Robert Oppenheimernya Iran

Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Israel Diduga Sebagai DalangFakhrizadeh, ilmuwan nuklir Iran korban pembunuhan teroris. (Wikimedia.org/kamenie.ir)

Nama ilmuwan unggulan Iran yang menjadi korban pembunuhan tersebut adalah Mohsen Fakhrizadeh. Kecerdasannya dalam pengetahuan nuklir telah membuatnya dianggap sebagai Robert Oppenheimernya Iran. Robbert Oppenheimer sendiri adalah otak utama dibalik proyek nuklir Amerika Serikat.

Oleh negara-negara Barat yang memusuhi Iran, Mohsen Fakhrizadeh dianggap sebagai inisiator utama program rahasia nuklir Iran sejak tahun 2000an. Melansir dari kantor berita Reuters, Fakhrizadeh meninggal di rumah sakit karena luka-luka di sekujur tubuhnya (27/11). Para pembunuh telah menyergapnya di Absard, Teheran timur dan menembaki mobilnya. Ada bekas darah yang berceceran di jalanan akibat sergapan tersebut.

Angkatan bersenjata Iran dalam sebuah pernyataan mengatakan “tim medis tidak berhasil membuatnya (Fakhrizadeh) bertahan hidup, dan beberapa menit yang lalu manajer dan ilmuwan ini mencapai status kemartiran tinggi setelah bertahun-tahun berusaha dan berjuang”, jelas pernyataan tersebut.

2. Israel diduga berada dibalik penyerangan

Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Israel Diduga Sebagai DalangBenjamin Netanyahu (kiri) Perdana Menteri Israel. (instagram.com/b.netanyahu)

Saksi yang berada di dekat lokasi kejadian menjelaskan bahwa mereka mendengar ledakan sebelum akhirnya mendengar susulan suara tembakan senapan mesin. Mobil Fakhrizadeh yang menjadi sasaran tembak sehingga membuatnya dan para pengawalnya terluka sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit dan meninggal.

Ketegangan antara Isarel dan Amerika Serikat dengan Iran sudah bertahan lama. Mereka telah menjadi musuh bebuyutan. Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatullah Ali Khameini menyalahkan Israel atas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh. Ali Khameini juga bersumpah untuk membalaskan pembunuhan tersebut.

Senada dengan Ayatullah Ali Khameini, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif juga memberi tuduhan yang sama bahwa Israel dicurigai memiliki andil dalam serangan. Di sosial media ia menyatakan “Teroris membunuh ilmuwan Iran terkemuka hari ini. Kepengecutan ini-dengan indikasi serius peran Israel-menunjukkan penghasutan yang putus asa dari para pelaku”.

Fakhrizadeh ketika dibunuh, masih menjabat sebagai kepala Organisasi Riset dan Inovasi di kementrian pertahanan Iran. Menurut laman Al Jazeera, Israel menolak mengomentari pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh (27/11). Dalam sebuah konferensi pers beberapa tahun yang lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pernah menyebut nama Mohsen Fakhrizadeh dan mengatakan “Ingat nama itu, Fakhrizadeh”.

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Desak Jokowi Batalkan Calling Visa Israel

3. “Tidak banyak kandidat” yang berperan dalam pembunuhan ilmuwan nuklir Iran

Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Israel Diduga Sebagai DalangMenteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif curiga Israel dibalik serangan yang menewaskan ilmuwan nuklir Iran. Ilustrasi (instagram.com/jzarif_ir)

Di sisi yang lain, Amerika Serikat tidak segera memberikan komentar terhadap pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Fakhrizadeh. Baik itu Pentagon, Gedung Putih atau Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat menolak berkomentar atas insiden tersebut.

Wakil Presiden eksekutif Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi, mengatakan kepada CNN, bahwa tidak jelas siapa yang berada di balik pembunuhan itu. Namun menurutnya, “tidak banyak kadidat” (27/11). Quincy Institute for Responsible Statecraft sendiri adalah lembaga pemikir AS yang didirikan pada tahun 2019 dan berbasis di Washington. Menurut Trita Parsi, mereka yang memiliki niat, motivasi dan kapasitas untuk melakukan pembunuhan tersebut adalah Israel dan Amerika Serikat. 

Melansir dari laman NBC News, Sejak tahun 2007, setidaknya ada lima ilmuwan nuklir Iran yang telah terbunuh. Sebagian besar terbunuhnya ilmuwan nuklir Iran terbilang dramatis dan para pembunuhnya membawa sepeda motor atau bom mobil (27/11). Pada Januari lalu, Trump memerintahkan untuk membunuh Qaseem Soliemani, salah satu Jendral terkemuka Iram, dan telah membuat ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin memuncak.

Penyergapan dan pembunuhan yang dilakukan oleh “teroris” tak dikenal itu terhadap Fakhrizadeh mengejutkan publik Iran. Para teroris dikabarkan berjumlah sekitar 3-4 orang. Assed Baig, jurnalis dari Al Jazeera yang berada di Teheran melaporkan bahwa para penyergap juga tewas dalam insiden tersebut.

Baca Juga: Pasukan Israel Lancarkan Serangan Udara Terhadap Suriah dan Iran

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya