Imigran Garda Depan COVID-19 dapat Kewarganegaraan Prancis

Perbatasan mulai dibuka dengan syarat ketat 

Paris, IDN Times – Prancis telah melibatkan banyak tenaga garis depan untuk menghadang dan merawat para penderita infeksi virus corona. Ribuan di antaranya adalah para pekerja imigran yang mencari kewarganegaraan Prancis. Atas jasa mereka, pemerintah Prancis membuat jalur cepat agar para imigran tersebut mendapatkan kewarganegaraan yang mereka ajukan. 

Prancis menjadi negara dengan jumlah terbanyak penduduknya yang terinfeksi virus corona di Eropa. Jumlah angka penduduk yang terinfeksi mencapai 2.473.354 kasus yang terkonfirmasi. Selain Prancis, infeksi virus corona di Eropa yang mencapai angka dua juta adalah Inggris, dengan jumlah 2.040.147 kasus.

Meskipun begitu, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), jumlah kematian akibat virus corona di Prancis lebih rendah dari pada Italia dan Inggris. Jumlah korban di Italia mencapai angka 68.799 orang dan Inggris mencapai angka 67.401 orang yang kehilangan nyawa. Sedangkan korban di Prancis mencapai angka dibawahnya, yaitu 60.549 orang yang meninggal.

Tingkat kematian yang lebih rendah di Prancis termasuk kerja yang melibatkan para tenaga garis depan, yang dengan sigap berusaha menangani wabah sesuai dengan instruksi pemerintah. Mereka tidak hanya tenaga medis, akan tetapi juga termasuk para pekerja rumah tangga dan petugas kebersihan.

1. Ribuan imigran sudah mengajukan kewarganegaraan

Imigran Garda Depan COVID-19 dapat Kewarganegaraan PrancisMarlene Schiappa, salah satu pejabat kementrian kewarganegaraan Prancis. (instagram.com/Marlene Schiappa)

Prancis masih mengalami kesibukan yang hebat sebagai tindakan mitigasi wabah non-alam virus corona. Para pekerja garis depan masih terus bekerja keras untuk menangani infeksi virus. Terbaru, Prancis sempat menutup perbatasan karena khawatir dengan varian baru virus corona Inggris yang 70 persen lebih menular dibanding sebelumya.

Sebagai salah satu penghargaan pemerintah Prancis kepada para pekerja garis depan, khususnya para imigran, Prancis telah mempercepat jalur mendapatkan kewarganegaraan yang diajukan.

Sejauh ini, menurut BBC, ada 2.890 imigran yang mendaftar. Pemerintah pimpinan Emanuel Macron sudah memberikan 74 imigran kewarganegaraan dan 693 orang sedang dalam tahap akhir (23/12).

Dalam keterangannya, petugas kementrian kewarganegaraan Marlene Schiappa, pada hari Selasa, 22 Desember 2020, imigran yang mengajukan terdiri dari profesional kesehatan, petugas kebersihan perempuan, pekerja penitipan anak bahkan staf kasir toko. “Mereka semua membuktikan komitmen mereka kepada bangsa, dan sekarang giliran republik (Prancis) untuk mengambil langkah ke arah mereka”, katanya memberikan alasan percepatan.

Baca Juga: Tolak Suaka Imigran, Hungaria Langgar Aturan Uni Eropa

2. Instruksi jalur cepat mendapat kewarganegaraan sudah mulai sejak September

Imigran Garda Depan COVID-19 dapat Kewarganegaraan PrancisHampir 3.000 orang yang mengajukan kewarganegaraan Prancis. Ilustrasi (unsplash.com/Blake Guidry)

Populasi imigran di Prancis termasuk besar. Pada tahun 2017, ada sekitar 6,4 juta orang. Mereka terdiri dari orang-orang bekas jajahan seperti dari Afrika utara dan barat. Proses mendapatkan kewarganegaraan di Prancis biasanya lama dan membutuhkan setidaknya sudah tinggal di negara tersebut selama lima tahun. 

Tahun lalu, pada 2019 proses naturalisasi para imigran ini berjalan melambat, bahkan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018. Penurunan proses naturalisasi itu mencapai 10 persen. Tahun ini Prancis mempercepat proses mendapatkan kewarganegaraan yang diajukan khusus untuk para imigran yang sudah bekerja di garis depan penanganan wabah virus corona.

Menurut SCMP, inisiatif untuk memberikan jalur cepat dilakukan oleh Kementrian Dalam Negeri Prancis sejak September tahun ini. Para imigran, khususnya yang bekerja di bidang tenaga kesehatan, proses pengajuan kewarganegaraan mereka dipercepat. Instruksi itu ditanda tangani oleh Marlene Schiappa yang menjadi pejabat kementrian dan bertanggung jawab terjadap hal tersebut.

Pemerintah Prancis telah melakukan gerak cepat untuk melacak para imigran yang bekerja di garis depan dan memiliki resiko tinggi tertular COVID-19. Selain itu, Prancis juga memberikan intruksi untuk mempersingkat masa tinggal yang biasanya lima tahun, kini hanya menjadi dua tahun saja.

3. Perbatasan yang ditutup kini dibuka kembali dengan syarat ketat

Imigran Garda Depan COVID-19 dapat Kewarganegaraan PrancisRibuan truk yang terhenti di pelabuhan Dover, Inggris, ketika Prancis menutup perbatasan. (twitter.com/Ravinder Singh)

Kabar varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris telah membuat banyak negara di Eropa menerapkan aturan pelarangan perjalanan bagi orang-orang Inggris ke negara mereka. Jerman, Italia, juga termasuk Prancis adalah diantaranya. Aturan penutupan perbatasan yang dilakukan Prancis membuat pelabuhan Dover Inggris menutup pelabuhannya.

Pelabuhan Dover adalah pelabuhan Inggris yang paling dekat dengan Prancis. Jaraknya hanya sekitar 34 kilometer. Ada ribuan truk yang ingin menuju Prancis terpaksa parkir tertahan dan menciptakan antrean panjang. Perkelahian sempat terjadi antara sopir dan petugas keamanan pelabuhan.

Melansir dari laman Deutsche Welle, Jean-Baptiste Djebarr, Menteri Transportasi Prancis dan Grant Shapps akhirnya sepakat untuk membuka kembali perbatasan pada Selasa malam (23/12). Selain truk-truk pembawa barang, orang-orang dari dua negara juga sudah kembali diperbolehkan melewati perbatasan.

Warga Prancis atau warga Inggris yang berada di Prancis diperbolehkan melakukan perjalanan hanya dengan alasan mendesak. Namun, sebelum melakukan perjalanan, mereka diwajibkan tes virus corona yang menunjukkan negatif dalam 72 jam terakhir dan menunjukkan hasilnya yang valid. Turis yang tidak memiliki kepentingan didesak untuk tetap tinggal.

Baca Juga: Prancis Deportasi 66 Imigran Ilegal Gegara Terkait Paham Radikalisme

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya