India: 7 Terduga Teroris Tewas dalam Sepekan

2 orang warga sipil juga jadi korban dalam baku tembak

Jakarta, IDN Times - Dalam sepekan terakhir, pasukan kepolisian India di Kashmir telah melakukan operasi dan menewaskan tujuh terduga teroris. Selain itu, dua warga sipil yang diduga mendukung operasi kelompok teroris juga ikut terbunuh. Total sembilan orang yang meninggal dunia.

Keluarga korban telah melakukan protes dan mengatakan bahwa dua warga sipil tersebut tidak memiliki kaitan apa pun dengan klaim pihak polisi. Mereka melakukan protes dan meminta jenazahnya agar bisa dimakamkan secara terhormat.

Di sisi lain, saksi mata menuturkan bahwa dua warga sipil yang tewas digunakan sebagai perisai oleh polisi India ketika terjadi baku tembak.

1. Korban tewas disebut anggota kelompok teroris TRF dan pendukungnya

Selama sepekan terakhir, pasukan keamanan India telah meluncurkan operasi dan terlibat dalam dua baku tembak secara terpisah di selatan kota utama Srinagar. Dalam baku tembak pertama, lima orang terduga teroris tewas.

Kemudian baku tembak kembali terjadi pada hari Senin (15/11/21). Dalam insiden tersebut, dua terduga teroris tewas dan dua warga sipil yang dituduh mendukung kelompok tersebut juga menjadi korban.

Dilansir Reuters, Kepala Polisi Vijay Kumar, menjelaskan lima orang tewas dalam baku tembak pertama disebut adalah anggota kelompok The Resistance Front (TRF). Dia juga mengatakan dua tersangka dan dua orang pendukung tewas dalam baku tembak terbaru.

India dan Pakistan berbagi wilayah Kashmir. Di Kashmir bagian India, itu adalah satu-satunya wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Dalam satu bulan terakhir, terjadi peningkatan aksi kekerasan di wilayah tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 30 orang, termasuk minoritas Hindu, Sikh, dan pekerja migran.

TRF dituduh kelompok yang telah membunuh para pekerja migran tersebut.

2. Keluarga korban protes untuk meminta jenazah

Baca Juga: India Instruksikan Hapus Konten soal COVID-19 Varian India

Dua warga sipil yang jadi korban meninggal dalam baku tembak terbaru di selatan kota Srinagar, kota utama Kashmir, dijelaskan oleh polisi adalah seorang pengusaha dan seorang dokter bedah.

Dua orang tersebut bernama Altaf Ahmad Bhat dan Mudasir Gul. Bhat memiliki toko bangunan dan Gul adalah ahli bedah serta pebisnis real estate.

Bhat dituduh oleh polisi telah menyediakan ruang untuk persembunyian teroris. Sedangkan Gul dituduh mendukung kelompok teroris tersebut.

Namun keluarga kerabat dari dua korban menolak klaim kepolisian. Dilansir Associated Press, sekitar selusin kerabat korban sipil telah melakukan protes dan menyalakan lilin di jalan. Mereka meminta jenazah keluarganya untuk dikembalikan.

Salah satu anggota keluarga yang ikut protes, bahkan mengambil senapan laras panjang petugas polisi dan menariknya ke dada sambil berteriak "tembak aku, teroris."

Sejak tahun 2020, pihak berwenang India memiliki kebijakan mengubur mayat terduga teroris yang tewas secara diam-diam. Mayat-mayat tersebut dikebumikan di desa terpencil barat laut yang jauh dari Kashmir. Sebagian besar terduga teroris dan pendukungnya dikubur dalam kuburan tak bertanda.

Kebijakan baru tersebut telah semakin menambah kemarahan anti-India yang meluas di wilayah itu. Beberapa kelompok hak asasi manusia mengecamnya dan menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran hak-hak beragama.

3. Saksi mata menyebut korban sipil dijadikan sebagai perisai

Baku tembak pada hari Senin di selatan Srinagar berlangsung selama berjam-jam. Dalam waktu tersebut, polisi India berhasil menewaskan empat orang yang menurut mereka adalah teroris serta pendukungnya.

Satu korban disebut warga negara Pakistan tetapi tanpa disertai bukti yang cukup kuat terhadap klaim tersebut. Satu orang lagi adalah warga lokal bernama Amir Magray.

Dalam keterangan yang muat oleh Al Jazeera, ada saksi yang menuturkan bahwa korban warga sipil, Bhat dan Gul, dijadikan sebagai perisai oleh pasukan keamanan India.

Saksi yang tidak mau menyebutkan namanya tersebut menjelaskan bahwa Bhat dibawa pergi oleh pasukan keamanan sebanyak tiga kali. Sedangkan Gul juga dibawa pergi pasukan dan tak lama kemudian saksi mendengar suara tembakan.

Mehbooba Mufti, mantan kepala menteri daerah Jammu dan Kashmir dalam unggahan di media sosial mengecam tuduhan pihak polisi yang mengklaim bahwa korban sipil tewas adalah pendukung kelompok teroris.

Dia juga menyarankan pentingnya penyelidikan yudisial yang kredibel dilakukan untuk mengungkap kebenaran dan mengakhiri budaya impunitas pasukan keamanan yang merajalela.

Baca Juga: India: Serangan Polisi Tewaskan 26 Anggota Gerilya Naxal

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya