India Sita Heroin dari Afghanistan Senilai Rp38,4 Triliun

Dua orang yang terlibat berhasil ditangkap

Jakarta, IDN Times - Afghanistan adalah salah satu pemasok opium ilegal terbesar di dunia. Bahan itu dibuat untuk berbagai obat terlarang seperti morfin atau heroin. Pada hari Selasa (21/9), pejabat India mengatakan mereka telah menyita hampir tiga ton heroin dari Afghanistan di pelabuhan Gujarat.

Ketika Taliban berperang untuk menguasai Afghanistan yang didukung AS dan Sekutu, banyak penduduk Afghanistan bertani opium. Taliban disinyalir mendapatkan uang pajak dari produksi dan penjualan bahan-bahan itu. Sejak Taliban mampu menguasai Afghanistan, mereka mengatakan akan melarang produksi opium tapi tidak dijelaskan rincian bagaimana pelarangan itu akan dilakukan.

1. Heroin disamarkan sebagai bedak

Operasi penggerebekan barang terlarang berupa heroin dilakukan oleh Directorate of Revenue Intelligence (DRI) di Pelabuhan Mundra di negara bagian Gujarat barat pada 15 September lalu. Mereka menemukan heroin dalam dua kontainer.

Dilansir dari laman The Guardian, dari dua kontainer itu, satu kontainer membawa hampir 2.000 kilogram heroin dan satu lagi berisi hampir 1.000 kilogram heroin. Barang terlarang yang ditemukan disamarkan sebagai bedak.

Dalam sebuah pernyataan, DRI menjelaskan bahwa "pencarian telah dilakukan di Ahmedabad, Delhi, Chennai, Gandhidham dan Mandvi di Gujarat." Rencananya barang itu akan dibawa ke Delhi.

2. Warga Afghanistan diduga terlibat dalam pengiriman heroin

Otoritas berwenang di India telah berhasil menangkap dua orang yang terkait dengan kontainer berisi total 2.988 kilogram. Dua orang yang ditangkap itu telah meminta izin ekspor-impor berdasarkan alamat rumah di Vijayawada, kota terbesar di negara bagian Andhra Pradesh.

Menurut sumber informasi yang diperoleh oleh Reuters, kontainer telah diimpor oleh sebuah perusahaan di kota pesisir selatan Vijayawada.

Pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu, juga menjelaskan bahwa "investigasi yang dilakukan sejauh ini juga mengungkapkan keterlibatan warga negara Afghanistan, yang sedang diselidiki."

Meskipun diketahui bahwa hampir tiga ton heroin itu dari Afghanistan, tapi barang haram tersebut tidak langsung dikirim dari negara itu. Heroin dikirim lebih dahulu ke Iran, di pelabuhan Bandar Abbas, lalu dua kontainer yang disamarkan sebagai bedak dikirim ke pelabuhan Mundra, di Gujarat India.

Dalam perang selama dua puluh tahun antara kelompok Taliban melawan pemerintah Afghanistan yang didukung oleh AS serta Sekutu, Taliban telah mengambil keuntungan dari produksi opium oleh para petani untuk mendanai aktivitas merka. Afghanistan bahkan disebut sebagai pemasok 80-90 persen opium ilegal secara global.

Baca Juga: Taliban: Tidak Ada ISIS dan Al Qaeda di Afghanistan!

3. Nilai heroin yang disita sekitar Rp38,4 triliun

Penggerebekan dan penyitaan heroin hampir tiga ton di Gujarat itu sejauh ini dicatat sebagai penangkapan terbesar dalam sejarah India. Menurut BBC, nilai jual heroin sekitar 2,7 miliar atau sekitar Rp38,4 triliun.

DRI mengatakan sebelumnya telah menerima informasi dari intelijen bahwa kontainer dari pelabuhan Bandar Abbas, Iran, yang menuju Gujarat, India, berisi narkotika.

"Saat petugas kami menahan kiriman tersebut dan memeriksanya, ditemukan barang bukti narkotika jenis sabu dari peti kemas dan dipastikan adanya heroin," kata pejabat DRI.

Pada tahun 2019 lalu, BBC menjelaskan bahwa hasil opium di Afghanistan menyumbang sepertiga PDB. Sektor tersebut menyediakan pekerjaan penuh waktu terhadap sekitar 600.000 orang.

Ketika pasukan AS dan Sekutu masih menjalankan misi di Afghanistan, mereka pernah meluncurkan operasi untuk menumpas produksi dan perdagangan opium. Puluhan triliun dikeluarkan tapi operasi itu tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.

Sampai AS hengkang dari Afghanistan, produksi opium di Afghanistan tidak berkurang karena operasi militer, namun itu disebabkan karena beberapa daerah mengalami kekeringan yang parah. 

Baca Juga: Kementerian Perempuan Afghanistan Dihapus, Diganti Promosi Kebajikan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya