Swedia-Finlandia Ingin Gabung NATO, Turki Minta Ubah UU

Turki nilai Swedia-Finlandia melindungi teroris 

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavasoglu pada hari Selasa (31/5/22) meminta Swedia dan Finlandia untuk mengubah undang-undang jika ingin bergabung aliansi NATO. Dia menegaskan Ankara tidak akan mencabut penentangan itu kecuali tuntutannya dipenuhi.

Aliansi pertahanan trans-Atlantik NATO memiliki 30 anggota. Jika ada satu anggota yang tidak sepakat, maka tidak akan disepakati perluasan keanggotaan baru. Turki tidak mau Swedia-Finlandia bergabung menjadi anggota baru karena dinilai melindungi kelompok teroris Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

1. Turki nilai Swedia-Finlandia melindungi teroris

Swedia-Finlandia Ingin Gabung NATO, Turki Minta Ubah UUPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Twitter.com/Recep Tayyip Erdogan)

Dalam penilaian Turki, Swedia dan Finlandia adalah dua negara yang menyembunyikan orang-orang yang terkait dengan kelompok teroris. Ini termasuk PKK yang dinilai oleh Ankara sebagai kelompok tersebut.

Dilansir Al Jazeera, Turki meminta dua negara Nordik itu menghentikan dukungan untuk PKK dan kelompok teroris lain, melarang acara apa pun di wilayah mereka, mengekstradisi yang dicari Turki atas tuduhan terorisme, serta mendukung operasi militer kontraterorisme Turki.

Selain itu, Stockholm dan Helsinki juga diminta untuk mencabut semua larangan ekspor senjata kepada Ankara.

Sejauh ini, Finlandia dan Swedia telah berusaha berunding mencari solusi dan negara anggota NATO lain yakin bahwa keberatan Turki dapat diatasi. Turki adalah anggota NATO dengan kuantitas pasukan terbesar kedua di aliansi tersebut.

2. Swedia dan Finlandia perlu ubah undang-undang, kata Turki

Turki telah mengajukan tuntutan dalam dokumen tertulis saat konsultasi dengan Swedia dan Finlandia membahas masalah tersebut. Saat ini, Ankara menunggu tanggapan dari Stockholm dan Helsinki.

"Apakah tuntutan kami mustahil? Tidak. Kami ingin mereka menghentikan dukungan mereka terhadap teror," kata Cavusoglu dikutip Reuters.

Dia menjelaskan bahwa beberapa tuntutannya itu kemungkinan besar akan memerlukan undang-undang Swedia-Finlandia untuk diamandemen atau diubah.

"Mereka mengatakannya seperti ini: 'karena kita jauh dari daerah teror, undang-undang kita dirancang seperti itu'. Nah, maka Anda perlu mengubahnya. Mereka mengatakan bahwa 'organisasi teroris diperbolehkan untuk mengatur acara dan melambaikan tangan mereka.' Maka Anda harus mengubah hukum Anda," jelas Cavusoglu.

Cavusoglu juga memberikan komentar, akan menjadi keputusan Swedia dan Finlandia tentang mana yang lebih penting: menjadi anggota NATO atau melindungi kelompok yang dinilai teroris oleh Ankara.

Baca Juga: Erdogan-Putin Telponan: Bahas Ukraina hingga Finlandia Gabung NATO

3. Masalah keamanan Turki dari kelompok PKK

Swedia-Finlandia Ingin Gabung NATO, Turki Minta Ubah UUMevlut Cavusoglu, Menteri Luar Negeri Turki (Twitter.com/Mevlut Cavusoglu)

Ketika berbicara dengan Anadolu, Cavusoglu mengatakan bahwa saat Turki melakukan pembicaraan dengan Swedia dan Finlandia, kelompok-kelompok yang dianggap teror itu berdemonstrasi menentang Turki. Sedangkan mereka ada dalam daftar teroris UE dan NATO.

Covusoglu juga menekankan bahwa dua negara Nordik itu perlu memahami masalah keamanan Turki, seperti operasi YPG/PKK di Suriah. Operasi militer yang pernah dilancarkan Turki itulah yang membuat Swedia-Finlandia menghukum Ankara dengan pembatasan ekspor senjata.

PKK disebut telah lebih dari 35 tahun melancarkan aksi teror melawan Turki. Selama itu, PKK dinilai bertanggungjawab atas kematian lebih dari 40 ribu orang.

YPG/PYD adalah cabang PKK di Suriah. Tapi YPG juga memiliki hubungan yang unik dengan Amerika Serikat (AS) karena jadi mitra penting saat melawan pasukan Negara Islam Suriah.

Baca Juga: Takut Iran Balas Dendam, Israel Imbau Warganya Tak Pergi ke Turki

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya