Serangan Rusia ke Teater Mariupol, Kuburan Massal Terbesar di Ukraina

600 orang tewas di teater yang bertuliskan 'Anak-Anak' itu

Jakarta, IDN Times - Hasil penyelidikan terhadap serangan Rusia ke gedung teater di Mariupol, Ukraina, memperkirakan sekitar 600 orang tewas dalam serangan tersebut. Ini adalah hasil dari investigasi yang dilakukan Associated Press.

Pada 16 Maret 2022, pasukan udara Rusia menyerang gedung Teater Drama Daerah Akademik Donetsk di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina.  Gedung itu diperkirakan menampung sekitar 1.200 orang yang berlindung.

Serangan Rusia ke gedung Teater Mariupol dikecam oleh banyak aktivis hak asasi manusia karena di halaman gedung tersebut sudah ditulisi 'Anak-Anak.'

Rusia melancarkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari. Saat ini, perang intensif terjadi di Donetsk dan Luhansk di wilayah Donbass, Ukraina timur. Kota Mariupol adalah kota paling menderita karena dikepung Rusia selama lebih dari dua bulan dan pejabat kota mengatakan sekitar 21 ribu warga sipil telah tewas.

Baca Juga: Ukraina: Serangan Udara Rusia ke Teater di Mariupol Tewaskan 300 Orang

1. Jumlah korban dua kali lipat dari perkiraan

Serangan Rusia ke Teater Mariupol, Kuburan Massal Terbesar di Ukrainailustrasi warga Ukraina usai serangan Rusia (Twitter.com/Ministry of Culture and Information Policy)

Serangan pasukan Rusia ke gedung Teater Mariupol adalah salah satu serangan mengejutkan. Itu karena di halaman depan dan belakang gedung sudah dicat dengan tulisan 'Anak-Anak' yang bahkan bisa terbaca dari pindaian satelit. Meski begitu, gedung itu tetap diserang Rusia pada 16 Maret.

Gedung Teater Mariupol terdiri dari empat lantai yakni basement, lantai satu, lantai dua dan lantai tiga. Semua lantai dipenuhi oleh warga sipil yang mencari perlindungan, termasuk binatang peliharaan berupa kucing dan anjing.

Tapi harapan orang-orang tersebut pupus karena faktanya gedung yang kokoh itu tak mampu memberi perlindungan. Dikutip dari The Moscow Times, dalam penyelidikan lanjutan tentang dampak serangan Rusia, diperkirakan lebih dari 600 orang tewas di gedung teater tersebut.

Jumlah itu dua kali lipat dari perkiraan pihak berwenang Ukraina yang menyebutkan sekitar 300 orang tewas.

Para peneliti mengumpulkan informasi dan menyimpulkan berdasarkan wawancara 23 orang yang selamat, petugas penyelamat dan warga Mariupol di sekitar gedung. Video sebelum dan sesudah serangan termasuk komentar para ahli juga digunakan untuk mendukung penyelidikan tersebut.

Baca Juga: Rusia Gunakan Bom Tandan untuk Bunuh Warga Sipil Ukraina

2. Kejahatan terhadap kemanusiaan oleh Rusia di Ukraina

Saat gedung Teater Mariupol diserang, kondisi sebagian besar kota tersebut telah kehilangan akses ke aliran listrik, air, gas dan kehabisan pasokan makanan. Di teater tersebut ada dapur umum yang menyediakan teh hangat dan makanan untuk para pengungsi baru yang mencari perlindungan sehingga merasa tertolong.

Namun serangan yang terjadi telah menghancurkan gedung dengan atap berwarna merah tersebut. Orang-orang yang berhasil selamat, dapat melarikan diri lewat pintu keluar tapi harus menginjak mayat-mayat yang berserakan di lantai.

Dilansir CBS News, Rusia mengklaim bahwa gedung teater itu dihancurkan oleh pasukan Ukraina atau dijadikan pangkalan militer Ukraina. Tapi tidak ada satu pun dari saksi selamat dalam penyelidikan yang menyebutkan ada tentara Ukraina beroperasi di dalam dan di luar gedung.

James Gow, seorang profesor keamanan internasional di King's College London, menjelaskan pendokumentasian serangan teater Mariupol penting dilakukan untuk mencari tahu pola kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Rusia di Ukraina.

Gow mengatakan "kesaksian (para) saksi yang kuat ini akan menjadi penting dalam menetapkan bahwa perilaku (ilegal Rusia) tersebar luas atau sistematis." Selain ahli keamanan, Gow juga menjadi saksi ahli di Pengadilan Kriminal Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bekas Yugoslavia.

Baca Juga: Vladimir Putin Setuju dengan PBB untuk Evakuasi Warga Mariupol

3. Kuburan massal terbesar di Mariupol

Serangan Rusia ke Teater Mariupol, Kuburan Massal Terbesar di Ukrainasalah satu kota di Ukraina yang diserang Rusia (Pexels.com/Алесь Усцінаў)

Penyelidikan untuk menentukan jumlah korban serangan Rusia ke gedung teater Mariupol dilakukan oleh Associated Press. Media tersebut melakukan pemindaian secara 3D untuk mencari tahu lokasi rinci di mana saja orang-orang berlindung, berdasarkan informasi dari para penyintas yang mengalami trauma mendalam.

Dari mulai basement, lantai satu, lantai dua, dan lantai tiga, semuanya menjadi tempat perlindungan. Bahkan dapur di belakang gedung juga menjadi tempat sekitar 100 pengungsi untuk berlindung namun mereka semua tidak ada yang selamat.

Oksana Syomina, salah satu penyintas menjelaskan, dia berhasil selamat bersama sekitar 30 orang dan keluar dari gedung dengan cara menginjak-injak mayat yang bergelimpangan di lantai.

"Semua orang masih di bawah reruntuhan, karena puing-puing itu masih ada, tidak ada yang menggali. Ini adalah salah satu kuburan massal yang besar," kata Syomina.

Satu hari sebelum serangan, sekitar 1.200 orang berdesakan di gedung teater, tidur di kantor, koridor, balkon dan ruang bawah tanah. Itu menjadi tempat perlindungan dari bom Rusia terbesar di Mariupol. Tapi serangan yang terjadi telah mengubahnya menjadi kuburan massal terbesar di kota tersebut.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya