Iran Ancam Akan Serang Israel jika Menganggu

Ibrahim Raisi memberikan ancaman langsung pada Israel 

Jakarta, IDN Times - Dalam peringatan Hari Tentara Nasional pada Senin (18/4/22), Presiden Iran Ibrahim Raisi memperingatkan Israel akan jadi target serangan jika melakukan langkah terkecil apa pun kepada negaranya. Peringatan ini datang ketika pembicaraan Iran tentang nuklir di Wina terhenti.

Israel menentang kesepakatan itu dan mengatakan bahwa kesepakatan tidak cukup untuk mengekang program nuklir Teheran. Iran telah menegaskan bahwa pengembangan nuklirnya adalah untuk tujuan damai.

Kesepakatan nuklir Iran dalam Joint Comprehensive Plan of Action (JCPoA) rusak empat tahun lalu ketika Donald Trump keluar dan menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran. Karena langkah tersebut, Teheran memperluan kerja nuklirnya yang telah membuat negara lain khawatir.

Baca Juga: Bela Rusia di Ukraina, Pejabat Iran Sebut Joe Biden Sampah Rasis

1. Ibrahim Raisi memberikan ancaman langsung pada Israel

Iran Ancam Akan Serang Israel jika MengangguSayyid Ebrahim Raisol-Sadati atau Ebrahim Raisi, Presiden Iran (Twitter.com/ Government of the Islamic Republic of Iran)

Iran memperingati Hari Tentara Nasional dengan melakukan parade militer. Jet tempur, helikopter, drone, sistem pertahanan udara, tank militer, rudal dan kapal angkatan laut turut dipamerkan.

Dalam acara tersebut Presiden Ibrahim Raisi memberikan pidato di hadapan para tentara yang berbaris dan perwira militer. Dalam salah satu pidatonya itu, Raisi mengeluarkan komentar langsung yang ditujukan kepada Israel.

"Rezim Zionis (Israel), Anda harus tahu bahwa jika Anda mengambil tindakan sekecil apa pun terhadap bangsa kami, angkatan bersenjata kami akan menargetkan jantung rezim Zionis," kata Raisi dikutip Associated Press.

Israel, diyakini secara luas adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki bom atom. Mereka mengatakan tidak akan terikat oleh kesepakatan nuklir Iran dan akan dapat mengambil tindakan sepihak terhadap situs nuklir Iran.

Baca Juga: Presiden Iran Datang ke Rusia di Tengah Negosiasi Nuklir Wina

2. Pembicaraan nuklir Iran kembali terhenti

Iran terlibat dalam kesepakatan nuklir JCPoA yang disepakati pada 14 Juli 2015, bersama lima anggota Dewan Keamanan PBB, ditambah Jerman dan Uni Eropa. Tapi pada 2018, Donald Trump meninggalkan sepihak kesepakatan itu dan meningkatkan sanksi maksimum pada Iran.

Iran kemudian bereaksi dengan meningkatkan aktivitas nuklirnya hingga melampaui ambang batas bahan baku nuklir yang menjadi kesepakatan. Kekhawatiran kemudian muncul atas peningkatan aktivitas tersebut dan kini ada upaya untuk kembali lagi melakukan pembicaraan.

Namun pembicaraan kali ini kembali terhenti karena beberapa masalah yang belum terselesaikan. Dilansir Reuters, Iran sepertinya meminta AS untuk menghapus Korps Pengawal Revolusi Iran dari daftar Organisasi Teroris Asing AS sebelum pembicaraan dilanjutkan.

Iran juga menuduh Israel telah melakukan beberapa serangan terhadap fasilitas nuklir dan membunuh ilmuwan nuklir Teheran. Israel tidak membantah tuduhan itu, tapi juga tidak membenarkannya.

Iran menegaskan program nuklirnya untuk perdamaian. "Strategi kami adalah pertahanan dan bukan pelanggaran. Tentara Iran menggunakan kesempatan sanksi dengan sangat baik untuk memberdayakan dirinya sendiri dan industri militer kami sedang dalam kondisi terbaik," kata Raisi.

Baca Juga: Iran Disebut Kirim Rudal Buat Rusia via Milisi Syiah di Irak

3. Mandiri dalam mengembangkan industri militer

Iran Ancam Akan Serang Israel jika Mengangguilustrasi jet tempur (Pixabay.com/12019)

Iran adalah salah satu negara di dunia yang telah mendapatkan pukulan sanksi dari AS. Tapi sanksi maksimum yang diberikan setelah Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir, telah berdampak pada ekonomi dalam negeri.

Meski begitu, Iran bersesumbar telah mengatasi sanksi dan embargo itu dengan berusaha mandiri dalam memproduksi peralatan militernya.

Dilansir Al Jazeera, Yousef Ghorbani, komandan Penerbangan Angkatan Darat Iran, mengatakan "kami sekarang telah melewati era ketika kendaraan kami dilarang terbang karena kekurangan suku cadang."

Dia juga menegaskan bahwa Iran telah mampu memproduksi helikopter sendiri, membuat suku cadang jet tempur sendiri, serta telah membuat kemajuan yang signifikan yang dapat diselesaikan di masa mendatang.

Dalam acara peringatan Hari Tentara Nasional itu, Iran juga memamerkan rudal permukaan-ke-permukaan, sistem pertahanan rudal jarak menengah, dan lebih dari selusin drone. Jet tempur buatan dalam negeri juga terlihat terbang dalam acara tersebut.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya