Iran Diusir dari Komisi PBB untuk Perempuan

Pemerintah Teheran dituduh menindas perempuan

Jakarta, IDN Times - Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) mendepak Iran dari Komisi PBB untuk Perempuan (CSW) pada Rabu (14/12/2022). Itu merupakan komisi yang memperjuangkan kesetaraan gender.

Resolusi untuk mengeluarkan Iran dari komisi tersebut diinisiasi oleh Amerika Serikat (AS). Penggunaan kekuatan berlebih dan brutal Teheran terhadap demonstran damai di Iran adalah alasan utama dari resolusi tersebut.

Iran dilanda protes luas atas kematian Mahsa Amini. Perempuan muda berusia 22 tahun itu tewas dalam tahanan polisi moral hanya karena kesalahan tidak mengenakan jilbab secara benar.

1. Noda buruk pada pemerintahan Iran

Iran Diusir dari Komisi PBB untuk Perempuanilustrasi protes dukungan untuk demonstran Iran (Unsplash.com/Neil Webb)

Dewan ECOSOC beranggotakan 54 orang. Sebanyak 29 orang mendukung resolusi, 8 orang menolak, dan sebanyak 16 orang memutuskan untuk abstain.

Para aktivis dan kelompok hak asasi mengatakan, peran Iran dalam komisi tersebut adalah lelucon karena rezim Teheran telah memukuli dan membunuh perempuan yang melakukan protes secara damai.

"Komisi tersebut adalah badan utama PBB untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Itu tidak dapat melakukan pekerjaan pentingnya jika sedang dirusak dari dalam. Keanggotaan Iran saat ini adalah noda buruk pada kredibilitas komisi," kata duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, dikutip dari The Guardian.

Sebelum pemungutan suara di ECOSOC, utusan Iran Amir Saied Iravani menolak resolusi tersebut dan menilai sebagai bagian dari kebijakan bermusuhan Washington terhadap rakyat Iran.

Baca Juga: Ukraina Klaim Tembak Jatuh 13 Drone Rusia Sumbangan Iran 

2. Penindasan terhadap demonstran damai

Iran mengalami guncangan hebat ketika Amini tewas dalam penahanan polisi moral. Ratusan ribu rakyat yang marah atas insiden itu, turun ke jalan di hampir seluruh Iran.

Bentrokan terjadi antara demonstran dengan pasukan keamanan. Demonstrasi dan kekacauan yang berlangsung beberapa bulan itu setidaknya telah menewaskan 488 orang. Sementara 18.200 orang lainnya ditahan oleh pihak berwenang. Mereka yang tewas termasuk para perempuan yang masih remaja.

Iran juga mengeksekusi dua orang dari mereka yang ditahan terkait demonstrasi tersebut dengan cara hukuman gantung.

Dilansir Associated Press, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan bahwa hasil dari resolusi itu menunjukkan AS dan mitranya di seluruh dunia bersepakat bahwa Iran harus bertanggung jawab atas kekejaman kepada para demonstran.

3. Penolakan dan dukungan kepada Iran

Iran Diusir dari Komisi PBB untuk PerempuanBendera Iran (Unsplash.com/Mostafa Meraji)

Wakil duta besar Iran untuk PBB, Zahra Ershadi, dengan tegas menolak resolusi tersebut. Dia menuduh bahwa inisiatif AS memiliki motif politik dan tuduhannya pada Iran adalah klaim tak berdasar dengan argumen yang dibuat-buat.

Dilansir VOA, wakil duta besar China untuk PBB Geng Shuang juga menilai bahwa resolusi yang diinisiasi oleh AS memiliki motf yang buruk dan penuh kekurangan. Dalam pemungutan suara, China memilih untuk menolak resolusi tersebut.

Guatemala yang mendukung untuk mengeluarkan Iran dari CSW mendesak Iran untuk menyelesaikan masalahnya.

"Kami menyadari bahwa tidak ada negara yang memiliki catatan sempurna dan ada banyak tantangan. Namun demikian, menjadi anggota CSW berarti Anda harus mengenali masalahnya dan mengambil tindakan khusus secara nasional untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, Iran tidak pantas menjadi anggota komisi saat ini," kata duta besar Guatemala, Carla Maria Rodriguez Mancia.

Baca Juga: Semakin Terpojok, Iran Dijatuhkan Sanksi Lagi oleh Uni Eropa

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya