Iran Tuduh Israel Sabotase Fasilitas Nuklir Natanz

Iran bersumpah akan balas dendam 

Teheran, IDN Times - Pada hari Senin (12/4), Iran melemparkan tuduhan bahwa musuh bebuyutannya, Israel, telah melakukan sabotase di fasilitas nuklirnya. Fasilitas nuklir yang dimaksud adalah fasilitas Natanz yang berada 250 kilometer sebelah selatan Teheran.

Sabotase telah membuat pemadaman listrik di salah satu ruang produksi bawah tanah pabrik pengayaan uraniumnya dan membuat beberapa sentrifugal rusak. Iran bersumpah bahwa ia akan membalas tindakan yang telah dilakukan oleh Israel. 

1. Tindakan terorisme nuklir

Iran dan Amerika Serikat sedang melakukan upaya diplomatik untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 yang bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Upaya menghidupkan kembali kesepakatan tersebut juga melibatkan negara-negara besar di Uni Eropa.

Amerika Serikat meninggalkan kesepakatan secara sepihak ketika negara itu dipimpin oleh Donald Trump tiga tahun lalu. Donald Trump justru kemudian menjatuhkan sanksi maksimum kepada Iran. Setelah AS meninggalkan kesepakatan secara sepihak, Iran membalas dengan melanggar kesepakatan dengan meningkatkan pengayaan uraniumnya.

Kini upaya untuk kembali ke JCPOA coba dirajut lagi. Namun ditengah upaya diplomatik untuk kembali menghidupkan kesepakatan tersebut, fasilitas nuklir Iran di Natanz disabotase. Melansir dari kantor berita Reuters, Iran menyebut bahwa sabotase itu sebuah tindakan "terorisme nuklir."

Secara eksplisit, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menyalahkan Israel sebagai pelaku. "Zionis ingin membalas dendam karena kemajuan kami mencabut sanksi. Kami tidak akan jatuh ke dalam perangkap mereka. Kami tidak akan membiarkan tindakan sabotase ini mempengaruhi pembicaraan nuklir," kata Zarif.

2. Israel tidak akan membiarkan Iran memperoleh kemampuan nuklir

Iran Tuduh Israel Sabotase Fasilitas Nuklir NatanzBenjamin Netanyahu. (Twitter.com/Jewish Community)

Sabotase di fasilitas nuklir Natanz Iran, tidak hanya menyebabkan pemadaman listrik tapi juga telah merusak mesin sentrifugalnya. Melansir dari laman Associated Press, Iran tidak secara terbuka mengakui serangan di fasilitas nuklir itu. Namun beberapa media Israel melaporkan bahwa  negara itu telah mengatur serangan dunia maya yang menghancurkan dan menyebabkan pemadaman listrik di fasilitas nuklir.

Israel telah berusaha untuk menghentikan kesepakatan nuklir antara AS-yang kini dipimpin oleh Joe Biden dengan Iran. Bahkan PM Israel Netanyahu meyakinkan akan berusaha dengan segala cara untuk menghentikan kesepakatan tersebut.

Pada hari yang sama ketika fasilitas nuklir Iran terganggu, PM Netanyahu sedang melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin. Austin sedang melakukan kunjungan ke Israel dan melakukan pembicaraan bilateralnya.

Usai pertemuan tersebut, PM Netanyahu mengatakan keapada wartawan bahwa "kebijakan saya sebagai perdana menteri Israel jelas: saya tidak akan pernah membiarkan Iran memperoleh kemampuan nuklir untuk melakukan tujuan genosidanya, untuk melenyapkan Israel," kata Netanyahu.

Baca Juga: Iran Desak Biden Bawa AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran

3. Iran bersumpah akan balas dendam

Insiden di fasilitas nuklir Natanz membuat Menteri Luar Negeri Iran bersumpah akan melakukan balas dendam terhadap Israel. Melansir dari laman Al Jazeera, Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran juga menegaskan bahwa Natanz akan dibangun lebih kuat dari sebelumnya, menggunakan sentrifugal yang lebih canggih.

Javad Zarif mengatakan "jika mereka (Israel) mengira tangan kita dalam perundingan sudah melemah, sebenarnya tindakan pengecut (sabotase) ini akan memperkuat posisi kita dalam perundingan,” ujarnya.

Otoritas Iran mengatakan orang yang melakukan pemadaman listrik dan mengganggu sistem kelistrikan di fasilitas nuklir Natanz telah diidentifikasi oleh kementrian intelijen negara tersebut. Iran disebut juga sudah "mulai berkomunikasi dengan otoritas internasional dan PBB" untuk secara hukum mengejar serangan di Natanz.

Fasilitas nuklir Natanz di Iran oleh lembaga atom internasional (IAEA) disebutkan bahwa pada tahun 2009 lalu memiliki sekitar 7.000 sentrifugal dan 5.000 di antaranya digunakan untuk melakukan pengayaan uranium tingkat ringan.

Pada Juni 2020, fasilitas nuklir Natanz pernah dilanda ledakan yang menimbulkan kebakaran besar. Insiden itu juga diduga diatur oleh Israel. Dengan kurang dari setahun sejak "serangan" dan kini terjadi "serangan" kembali, sistem keamanan fasilitas Natanz Iran dipertanyakan oleh Mohsen Rezaei, mantan panglima tertinggi Korps Pengawal Revolusi Iran.

Baca Juga: Iran Lepaskan Kapal Tanker Milik Korea Selatan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya