Israel Bentrok dengan Unilever Soal Boikot Penjualan Es Krim

Anak perusahaan Unilever berhenti jual produk di Tepi Barat

Tel Aviv, IDN Times - Sebuah anak perusahaan Unilever yang memproduksi es krim bernama Ben & Jerry's, pada hari Senin (19/07/202), mengumumkan tidak akan menjual produknya di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Oleh Yahudi, wilayah itu disebut Yudea dan Samaria yang direbut setelah perang Arab-Israel pada 1967. Sejak itu, Tepi Barat dan Yerusalem Timur ditinggali oleh warga Israel yang berjumlah sekitar 700.000 orang.

Tindakan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dipandang oleh komunitas internasional sebagai tindakan ilegal. Kebijakan itu juga dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Ben & Jerry's memutuskan tidak akan memperpanjang lisensi penjualan ke perusahaan lokal distributornya di Israel pada akhir tahun ini.

Namun keputusan Ben & Jerry's membuat murka Perdana Menteri Naftali Bennett. Bennett mengancam Unilever karena keputusan anak perusahaannya tersebut. Bennet bahkan berjanji akan mengupayakan jalan apapun untuk menindak Unilever, termasuk mendesak 35 negara bagian AS untuk menghukum perusahaan induk dengan undang-undang anti-boikot.

1. Keputusan tepat dan bermoral Ben & Jerry

Ben & Jerry adalah merek dagang produk es krim dan yogurt yang memiliki basis di Vermont, salah satu negara bagian Amerika Serikat. Perusahaan tersebut telah lama berdiri yakni pada tahun 1978. Didirikan oleh dua orang yakni Ben Cohen dan Jerry Greenfield. Keduanya adalah orang Yahudi.

Pada tahun 2000, Unilever membeli perusahaan tersebut tapi Ben & Jerry's tetap memiliki otoritas independen kebijakan perusahaan. Sudah sejak lama, Ben & Jerry's memiliki perhatian terhadap isu sosial dan isu perubahan iklim.

Keputusan Ben & Jerry's untuk tidak menjual es krim di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada hari Senin (19/7/2021), telah memicu prahara di Israel. Dilansir The Guardian, Aida Touma-Sliman, seorang anggota parlemen Israel menilai bahwa keputusan Ben & Jerry's adalah “tepat dan bermoral”. Dia menambahkan bahwa "wilayah pendudukan bukan bagian dari Israel."

Dukungan lain terhadap Ben & Jerry's datang dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).  Wasel Abu Youssef, mengatakan “kami menyambut baik keputusan perusahaan mana pun untuk menghentikan pekerjaan dan investasinya di permukiman Israel.”

Tapi pemerintahan Israel yang dipimpin oleh PM Naftali Bennett, salah satu politisi Israel yang mendukung pendudukan Tepi Barat marah bukan main. Yair Lapid, Menteri Luar Negeri Israel, sekutu utama Naftali Bennett dalam menumbangkan Benjamin Netanyahu, menyebut keputusan Ben & Jerry's sebagai langkah anti-semitisme.

Baca Juga: Inggris Akan Tempatkan 2 Kapal Perang di Asia Pasifik

2. PM Naftali Bennet mengupayakan langkah untuk menghukum Unilever

Israel Bentrok dengan Unilever Soal Boikot Penjualan Es KrimNaftali Bennett (tengah), Perdana Menteri Israel pengganti Benjamin Netanyahu. (Twitter.com/PM of Israel)

Produk Ben & Jerry's adalah salah satu produk es krim yang sangat populer di Israel. Keputusan perusahaan menimbulkan gesekan baru yang membuat pemerintah Israel marah. Pada Selasa (20/7/2021) PM Naftali Bennet mengatakan bahwa, "Ini adalah tindakan yang memiliki konsekuensi berat, termasuk hukum, dan (Israel) akan mengambil tindakan tegas terhadap boikot yang ditujukan terhadap warganya," katanya seperti dilansir BBC.

Selain ancaman hukuman, Ben & Jerry's juga mendapatkan banyak lawan yang protes dan memutuskan untuk tidak menjual produk perusahaan itu di toko atau distributor di banyak negara.

Kosher Authority (KA), salah satu organisasi pemberi lisensi "halal" versi Yahudi yang ada di Sydney menghapus produk Ben & Jerry's dari daftar "halal"nya. "Ya, ini adalah sikap kecil dalam skala global, tetapi kami telah memilih untuk melakukannya," kata KA seperti dilansir Times of Israel.

Di New York, sebuah perusahaan bernama Morton Williams yang memiliki jaringan 16 supermarket mengatakan akan mengurangi produk Ben & Jerry's hingga 70 persen dan berhenti mempromosikannya.

"Tindakan ini diambil sebagai tanggapan atas boikot Ben & Jerry's terhadap komunitas Yahudi yang menjadi pusat sengketa wilayah di Israel, termasuk Perempatan Yahudi Yerusalem-yang dihuni oleh orang Yahudi selama lebih dari 3.000 tahun," kata Morton Williams dalam sebuah pernyataan.

Menurut CNBC, negara bagian Texas dan Florida di AS juga telah bertindak untuk melawan Ben & Jerry's dan induknya, yakni Unilever. Para investor dilarang untuk memberikan investasi di dua perusahaan tersebut.

Ben & Jerry's ketika diakuisisi pada tahun 2000, memiliki perjanjian unik dengan raksasa Unilever yang berbasis di Inggris tersebut. Dewan Ben & Jerry's memungkinkan peran besar dalam keputusan mengenai masalah sosial, seperti keputusan untuk memprakarsai menarik diri dari Israel.

Namun Unilever sebagai perusahaan induk mengatakan, “Kami tetap berkomitmen penuh kehadiran kami di Israel, di mana kami telah berinvestasi pada pegawai, merek, dan bisnis kami selama beberapa dekade.”

3. Pengusaha Yahudi yang tidak sepakat dengan Israel

Tidak semua orang Yahudi yang tersebar di dunia ini sepakat dengan apa yang dilakukan oleh kebijakan pemerintah Israel. Khususnya, perilaku Israel terhadap Palestina. Faktanya yang nyata dari hal tersebut adalah Ben Cohen dan Jerry Greenfield, orang Yahudi yang menjadi pengusaha sukses dan mendirikan perusahaan Ben & Jerry's.

Pemerintah Israel hampir selalu menuding bahwa gerakan boikot penjualan produk apapun di wilayahnya memiliki agenda yang dalam, yang bertujuan mendelegitimasi dan menghancurkan negara itu. Airbnb pernah tersandung kasus serupa, yang juga dituding oleh Israel sebagai gerakan anti-semitisme.

Melansir laman Al Jazeera, Jeremy Ben-Ami, pemimpin J Street, sebuah kelompok lobying liberal AS pro-Israel membela Ben & Jerry's. Ia mengatakan, “Ketika sebuah perusahaan es krim besar yang awalnya didirikan oleh dua pengusaha Yahudi memutuskan untuk tidak menjual produknya di wilayah pendudukan, itu bukan anti-semitisme.”

Selain itu, Ben-Ami juga memberikan alasan lain yakni "perang melawan anti-semitisme akan sangat terbantu jika pemerintah Israel dan para pemimpin Yahudi AS berhenti menggunakan istilah tersebut terhadap mereka yang menarik perbedaan prinsip dan rasional antara transaksi komersial di negara Israel dan mereka yang berada di wilayah yang didudukinya," katanya menjelaskan.

Baca Juga: UNESCO Copot Liverpool Dari Status Warisan Dunia 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya