Israel Blokir Pengiriman Vaksin Sputnik V ke Palestina 

Tindakan Israel berkaitan dengan penduduk yang ditawan 

Yerusalem, IDN Times – Israel adalah salah satu negara yang telah disebut melakukan kampanye vaksinasi virus corona per kapita tercepat. Hampir 10 juta orang telah menerima vaksin. Kerja sama negara itu dengan produsen vaksin Pfizer-BioNTech saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat.

Meski begitu, Israel telah mendapatkan kritik keras karena terjadi kesenjangan pasokan vaksin yang terjadi dengan Palestina. Penduduk di wilayah Jalur Gaza yang dikurung oleh Israel telah terkunci dari dunia luar, termasuk akses mereka terhadap vaksin.

Palestina rencananya akan mendapatkan vaksin dari Rusia, yaitu Sputnik V. Namun dalam pengiriman vaksin tersebut ke Jalur Gaza, pejabat Palestina mengatakan bahwa Israel telah memblokirnya.

1. Tergantung pada keputusan politik

Baca Juga: Meski Dekat, Biden Belum Hubungi PM Israel Sejak Terpilih 

Jalur Gaza disebut-sebut sebagai salah satu penjara terbuka terbesar di dunia. Israel telah mengurung wilayah tersebut sejak tahun 2006 silam. Sekitar lebih dari dua juta penduduk berdesakan tinggal di wilayah itu.

Coordination of Government Activities in the Territories (Cogat) adalah pihak yang bertanggung jawab bagi ekspor-impor dua arah dari Jalur Gaza dan lembaga itu adalah milik Israel. Kini ketika Palestina memesan 2.000 vaksin Sputnik V dari Rusia, vaksin tersebut tertahan dan diblokir oleh Cogat.

Melansir dari laman Middle East Eye, Mai al-Kaila menyebut bahwa Israel adalah pihak yang bertanggung jawab penuh atas aktivitas pemblokiran tersebut. “Hari ini, 2.000 vaksin Sputnik V Rusia dikirim ke Palestina untuk memasuki jalur Gaza, tetapi otoritas pendudukan mencegah masuknya vaksin,” kata al-Kaila.

Israel mengatakan bahwa penahanan kiriman vaksin ke otoritas Palestina (PA) karena menunggu “keputusan politik.” Padahal vaksin tersebut akan digunakan untuk memvaksin para tenaga medis garis depan, namun Israel bercuriga bahwa vaksin akan digunakan untuk para tokoh politik Hamas yang menguasai Gaza.

2. Hamas menawan dua orang Israel

Israel Blokir Pengiriman Vaksin Sputnik V ke Palestina Ilustrasi Borgol (Dok. IDN Times)

Gaza sejauh ini belum menerima vaksin apa pun. Pihak berwenang di wilayah tersebut melaporkan bahwa sudah ada 53.000 orang yang terinfeksi virus corona sejak pertama kali pandemi muncul. Kematian akibat virus itu sudah mencapai 537 orang.

Meski Israel adalah satu negara yang telah melakukan kampanye vaksinasi per kapita tercepat di dunia, namun negara tersebut mengatakan tidak pernah memiliki niat untuk membagi persediaan vaksin kepada Palestina. Palestina sendiri belum secara terbuka meminta pasokan dari Israel.

Namun menurut Associated Press, awal bulan ini Israel mengizinkan vaksin Moderna sebanyak 2.000 dosis diizinkan dikirim ke Tepi Barat. Vaksin itu untuk mengobati para petugas medis. Pemerintah Hamas juga diyakini menawan dua wartawan Israel kelahiran Ethiopia serta jenazah tentara Israel. Merea berniat untuk menukarnya dengan tahanan Palestina di Israel.

Ada kemungkinan bahwa penahanan wartawan dan jenazah tentara Israel itulah yang membuat pemerintahan pimpinan PM Benjamin Netanyahu memblokir vaksin. Namun keterangan dari pejabat Israel yang tidak mengatakan namanya, “Itu tidak diblokir. Mereka (pemerintah Israel) masih memikirkannya,” katanya.

3. Melanggar hukum internasional

Israel Blokir Pengiriman Vaksin Sputnik V ke Palestina Israel blokir vaksin Sputnik V yang dikirim ke Palestina. Ilustrasi (Twitter.com/Sputnik V)

Lebih dari satu dekade, Gaza telah dikepung oleh Israel dan Mesir. Selama itu, Israel telah melancarkan tiga kali serangan militer di jalur tersebut dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur termasuk fasilitas kesehatan. Jalur ini dikuasai oleh Hamas yang disebut kelompok garis keras, berbeda dengan Fatah yang menguasai Tepi Barat.

Tindakan Israel memblokir vaksin ke Gaza telah mendapatkan kritik keras dari para pejabat Hamas. Melansir dari laman Al Jazeera, tindakan Israel tersebut adalah “kejahatan nyata dan pelanggaran semua hukum internasional dan standar kemanusiaan,” kata juru bicara Hamas, Hazem Qaseem.

Mohammad Shtayyeh, Perdana Menteri Palestina mengatakan “Ada penundaan dalam kedatangan vaksin,” namun dia tidak memberikan rincian tentang penundaan tersebut. Otoritas Palestina mengharapkan sekitar dua juta dosis vaksin dari berbagai produsen, termasuk dari COVAX WHO, Sputnik V dan Moderna.

Otoritas Palestina sejauh ini telah melaporkan hampir 115.000 penduduk yang terinfeksi virus corona di Tepi Barat. Mereka juga mengatakan bahwa korban meninggal akibat infeksi virus hampir mencapai 1.400 orang.

Baca Juga: Arkeolog Israel Temukan Masjid Kuno Era Awal Islam 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya