Kamerun: 15 Tewas dalam Serangan Kelompok Separatis

Serangan dilakukan di dua tempat terpisah

Jakarta, IDN Times - Kelompok separatis yang aktif di Region du Sud-Ouest, wilayah barat laut Kamerun, telah melancarkan serangan menggunakan alat peledak improvisasi. Bulan ini, serangan tersebut telah menewaskan 15 orang dari kelompok militer dan sipil.

Region du Sud-Ouest adalah wilayah di mana minoritas Anglophone berada. Mereka telah berusaha memisahkan diri dari Kamerun yang sebagian besar berbahasa Prancis, sedangkan Region du Sud-Ouest berbahasa Inggris.

Kelompok separatis di wilayah tersebut telah mendeklarasikan negara Republik Federal Ambazonia dan memerangi militer Kamerun sejak tahun 2017 lalu.

1. Dua serangan terpisah

Konflik di barat laut Kamerun telah berlangsung setidaknya selama kurang lebih lima tahun. Dari konflik itu, sekitar 4.000 nyawa telah menjadi korban. 

Kelompok separatis awalnya melakukan penggerebekan dengan menargetkan pos polisi dan militer. Lalu tindakan itu berubah menjadi pertarungan berlarut-larut hingga saat ini, yang telah menimbulkan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

Dilansir dari kantor berita Reuters, bulan ini, kelompok separatis telah melancarkan dua serangan. Pertama, pada 12 September konvoi militer dihantam dengan alat peledak improvisasi (IED). Selanjutnya pada 16 September, konvoi militer lain di sebuah desa Bamessing juga dihantam IED dan roket anti-tank.

Dari dua serangan itu, korban meninggal berjumlah 15 orang yang terdiri dari pihak militer dan sipil.

2. Kelompok separatis mendapatkan senjata dari luar Kamerun

Baca Juga: Serang Sekolah, 4 Pria Kamerun Dijatuhi Hukuman Mati

Sergapan terhadap konvoi militer di Kamerun dengan menggunakan bahan-bahan peledak yang lebih modern juga dengan roket anti-tank, menurut Kementrian Pertahanan adalah karena pengaruh dari luar.

Menurut Al Jazeera, pihak Kementrian Pertahanan mencatat "adanya hubungan dan pertukaran persenjataan canggih” antara “teroris separatis” dan “entitas teroris lain yang beroperasi di luar perbatasan”, termasuk kelompok garis keras.

Kamerun sebelah barat berbatasan dengan Nigeria. Sementara Nigeria selama hampir dua dekade memerangi kelompok pejuang Boko Haram. Dalam beberapa tahun terakhir, Nigeria juga disibukkan untuk menetralisir kekuatan para kelompok bandit bersenjata, yang sering beraksi dengan melakukan penculikan siswa sekolah.

Meski begitu, tidak ada rincian yang pasti apakah kelompok separatis Kamerun bekerja sama dengan kelompok pejuang pemberontak di Nigeria.

3. Pelanggaran kemanusiaan terjadi dari kedua belah pihak

Konflik yang melanda wilayah Kamerun barat daya telah menjadi perhatian khusus. Sejak bulan Juni tahun 2021 ini, beberapa insiden kekerasan melibatkan kelompok separatis dan kelompok pasukan pemerintah.

Menurut Human Rights Watch, kedua kelompok tersebut sama-sama telah melakukan pelanggaran kemanusiaan.

Pasukan pemerintah diketahui telah membunuh dua warga sipil, merudapaksa seorang perempuan berusia 53 tahun, menghancurkan dan menjarah sedikitnya 33 rumah, toko, serta rumah pemimpin tradisional pada 8 dan 9 Juni 2021.

Di sisi sebaliknya, kelompok separatis telah membunuh seorang anak lelaki berusia 12 tahun pada 6 Juni, membunuh seorang guru berusia 51 tahun pada 1 Juli dan pada 25 Juni menculik empat pekerja kemanusiaan.

Ilaria Allegrozzi, seorang peneliti senior di Afrika Tengah dari HRW mengatakan "pihak berwenang Kamerun harus menyelidiki dan menuntut para penyerang dan komandan mereka, sementara Dewan Keamanan PBB dan mitra regional dan internasional lainnya harus menjatuhkan sanksi yang ditargetkan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran berat hak asasi manusia."

Baca Juga: Kamerun: Nelayan-Penggembala Terlibat Bentrokan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya