Kamp Kebakaran, Para Pengungsi Bosnia Terlantar
Kebakaran di kamp Lupa di Bosnia, sebabkan ratusan pengungsi kehilangan tempat tinggal. (twitter.com/IOM-UN Migration)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sarajevo, IDN Times – Pada hari Rabu, 23 Desember 2020, sebuah kamp pengungsian di Bosnia dan Herzegovina terbakar hebat. Kebakaran menyebabkan kehancuran sebagian besar bangunan. Kamp pengungsian itu terletak di Bihac, daerah perbatasan antara Bosnia dengan Kroasia. Bihac terletak sekitar 300 kilometer arah barat laut ibukota Sarajevo.
Sebagian besar pengungsi berasal dari daerah-daerah konflik seprti dari Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Utara. Mereka telah berusaha mencari suaka ke negara-negara Uni Eropa akan tetapi tertahan di Bosnia-Herzegovina. Kamp yang tebakar tersebut rencananya akan ditutup bulan ini tetapi pemerintah Bosnia belum menemukan lokasi yang tepat sebagai pengganti akomodasi para pengungsi.
Pemerintah Bosnia telah mendapatkan kritik keras karena ketidakmampuanya memberikan tempat layak huni bagi pengungsi. Konflik antara politisi lokal dan pejabat pusat menyebabkan nasib para pengungsi tidak ada kejelasan. Sebagian warga Bosnia yang terdiri dari berbagai etnis, banyak yang frustrasi dengan kehadiran imigran, dimana mereka tidak mengizinkan tinggal di daerahnya.
1. Kebakaran disebabkan oleh para pengungsi
Pengungsi di Bosnia mencari tempat perlindungan. Ilustrasi (twitter.com/Natalkajarv)Asap hitam besar yang mengepul ke udara dari kebakaran di kamp sementara Lipa, 25 kilometer dari Bihac, telah membuat ribuan orang pengungsi yang masih berada di lokasi tersebut melarikan diri. Kamp Lipa tersebut dibangun untuk menampung sekitar 1.200 pengungsi. Rencananya, kamp dibangun sementara sebagai tanggapan terhadap virus corona pada bulan April dan akan ditutup pada bulan ini karena kekurangan listrik dan pemanas.
Penyebab kebakaran diduga dilakukan oleh para pengungsi itu sendiri. Peter Van der Auweraert yang bekerja untuk International Organisation for Migration (IOM) mengatakan “Sejauh yang kami ketahui sekarang, sekelompok mantan pengungsi membakar tiga tenda dan kontainer setelah sebagian besar migran meninggalkan kamp,” katanya seperti dikutip dari The Guardian (23/12).
Jadwal penutupan kamp tersebut sepertinya telah membuat beberapa penghuni kamp kecewa. Banyak diantara penghuni kamp sudah meninggalkan tempat itu sebelum ditutup. Mereka bergabung dengan sekitar 1.500 migran lain yang berada di perbatasan antara Bosnia dan Kroasia. Namun ratusan orang yang bertahan di kamp Lipa, kini tidak memiliki tempat tinggal dan harus berada di luar ruangan dengan udara dingin yang mencapai -4C.
2. Desakan kepada Bosnia untuk membuat kamp
Bosnia didesak untuk membuat kamp penampungan baru sementara. (twitter.com/IOM-UN Migration)Beberapa minggu lalu sebelum kamp Lipa akan ditutup, ada lebih dari 1.200 pengungsi yang tinggal di tempat tersebut. Kini ratusan pengungsi, termasuk diantaranya anak-anak, nasibnya terlantar. Mereka tidak memiliki tempat berlindung lagi.
Uni Eropa dan IOM telah mendesak kepada pemerintah Bosnia untuk membangun kamp penampungan guna menghadapi cuaca dingin yang membeku. Melansir dari laman Deutsche Welle, para pejabat Uni Eropa mengatakan kepada pihak berwenang Bosnia untuk “bertindak dengan sangat mendesak menangani kebutuhan semua pengungsi” yang saat ini tidak memiliki tempat berlindung sehingga tidak membahayakan nyawa mereka (23/12).
Editor’s picks
Para pejabat Uni Eropa juga telah mendesak pihak Bosnia untuk mengesampingkan perseteruan politik antara para pejabat lokal dengan pejabat federal agar dapat segera menyelesaikan masalah ribuan migran. Kamp lain yang bernama Bira, juga di daerah Bihac, diharap dapat dibuka kembali setelah ditutup pada akhir september lalu.
Menurut Paola Lucchesi, mantan jurnalis dan yang kini ketua LSM Centar za Odrzivi Razvoj “Una” mengatakan “apa yang terjadi di Bihac adalah krisis politik yang telah terjadi selama hampir dua tahun lamanya”. Hal itu membuat persoalan penanganan pengungsi semakin tidak jelas.
Baca Juga: Kebakaran di Badalona Melanda Hunian Migran, 3 Orang Tewas
3. Puluhan juta euro digelontorkan kepada Bosnia untuk menangani masalah pengungsi
Bosnia diharapkan membuka kembali kamp Bira untuk menampung pengungsi. (twitter.com/Peter Van der Auweraert)Para migran dan pengungsi memiliki tujuan bisa mencapai negara-negara Uni Eropa yang lebih kaya. Namun, persoalan rupanya tidak semudah yang mereka bayangkan. Kini, ratusan diantara mereka yang terlantar, bermalam tanpa tempat berlindung.
Bylal, seorang pengungsi dari Pakistan mengatakan kepada kantor Reuters, “saya tidak bisa tidur tadi malam, saya duduk sepanjang malam” (24/12). Puluhan pengungsi lainnya telah mencoba mencapai Kroasia dengan melewati hutan dan menghindari wilayah yang memiliki tanda ranjau darat, bekas peperangan masa lalu.
Yasin, seorang pengungsi yang juga berasal dari Pakistan berharap kamp Bira dibuka lagi. “Tolong buka kamp Bira, sehingga semua orang pergi ke sana, sangat bagus di sana.” Dia menjelaskan bahwa kamp Lipa sangat dingin dan saat ini mereka bertahan kelaparan tanpa makanan.
Pihak pejabat lokal yang mengurusi Bira saat ini tidak sepakat dengan pejabat federal untuk membuka kembali kamp Bira. Para penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, tidak mengizinkan keberadaan para pengungsi migran tinggal di daerahnya.
Padahal, Uni Eropa sebenarnya telah menggelontorkan banyak dana kepada Bosnia untuk mengatasi persoalan pengungsi tersebut. Uni Eropa telah memberikan 60 juta euro atau sekitar satu triliun rupiah guna mendukung Bosnia dan menjanjikan lagi sebanyak 25 juta euro atau sekitar 413 miliar rupiah.
Pada hari Rabu, 23 Desember, pihak Uni Eropa mengatakan “Kami mendesak pihak berwenang untuk mengatasi pertimbangan politik untuk sementara waktu membuka kembali kamp Bira di Bihac” katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Kebakaran Semak Menghanguskan Setengah Pulau Fraser, Australia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
