Kecelakaan Kapal di Kongo, Ratusan Penumpang Hilang 

Kapal kelebihan muatan 

Kinshasa, IDN Times – Sebuah kecelakaan kapal di Republik Demokratik Kongo atau disebut Kongo, menjadi salah satu bencana yang mengerikan awal tahun ini. Kecelakaan tersebut melibatkan sebuah kapal penangkap ikan paus dengan lebih dari 700 penumpang.

Penduduk di Kongo sejauh ini lebih suka untuk menggunakan transportasi air dibandingkan dengan transportasi darat. Hal itu karena pemerintah Kongo belum membangun jalanan beraspal secara meluas sehingga jalur air dipilih karena lebih lebih cepat.

Akan tetapi dengan jumlah kapal yang sedikit, kecelakaan kerap terjadi. Kecelakaan kapal yang terbaru, menjadi salah satu tragedi yang memprihatinkan karena ratusan penumpang hilang dan sampai saat ini belum ditemukan.

1. Sedikitnya 60 orang meninggal

Kecelakaan Kapal di Kongo, Ratusan Penumpang Hilang Kecelakaan kapal di Kongo membuat puluhan orang meninggal dan ratusan lainnya hilang. (Unsplash.com/Nick Jio)

Kapal penangkap ikan paus yang dijadikan sebagai kapal penumpang itu berangkat dari ibukota Kinshasa menuju Mbandaka yang jauh di utara. Kapal tersebut menyusuri sungai dan membawa lebih dari 700 penumpang beserta kargo bawaannya.

Ketika memasuki provinsi Mai-Ndombe di sebelah utara ibukota, kapal mengalami masalah di dekat desa Longola Ekoti. Melansir dari laman The Guardian, kapal tersebut kemudian tenggelam dan menyebabkan ratusan orang penumpangnya hilang. Sejauh ini, korban meninggal yang berhasil ditemukan ada 60 orang. Jumlah korban kemungkinan bertambah.

Menteri Urusan Kemanusiaan, Steve Mbikayi menjelaskan bahwa hanya sekitar 300 orang yang ditemukan selamat. Itu berarti lebih dari 200 penumpang lainnya hilang dan belum ditemukan. Tim penyelamat masih melakukan operasi pencarian.

2. Kelebihan muatan

https://www.youtube.com/embed/MiUqhD2rL1w

Penduduk Republik Demokratik Kongo memang lebih memilih transportasi air karena dianggap lebih cepat dari pada transportasi darat. Jaringan jalan raya di Kongo sangat buruk meski negara tersebut kaya akan mineral. Namun seringkali kapal yang ditumpangi mengangkut jauh lebih banyak dari batas yang diperbolehkan.

Bencana karamnya kapal di Mai-Ndombe tersebut juga termasuk disebabkan oleh kelebihan muatan. Melansir dari laman Al Jazeera, Mbikayi mengatakan “Penyebab utama tenggelamnya kapal karena kelebihan barang dan kelebihan penumpang. Navigasi malam juga ikut berperan,” katanya menjelaskan. Kapal tersebut berlayar dari Kinshasa pada malam hari.

Karena banyak penduduk memilih transportasi air tapi pelayanan transportasi tidak memadahi, kecelakaan kapal yang terjadi di Kongo sering menyebabkan korban jiwa. Para penumpang juga tidak memiliki pelampung untuk dipakai.

Satu bulan sebelumnya, yakni pada Januari, kecelakaan kapal juga terjadi di Danau Kivu, jauh di sebelah timur negara Kongo. Dalam kecelakaan tersebut, dua anak-anak dan satu wanita menjadi korban meninggal.

Baca Juga: Otoritas Kesehatan Kongo Berlomba Atasi Penyebaran Ebola

3. Perjalanan yang dilarang

Kecelakaan Kapal di Kongo, Ratusan Penumpang Hilang Mai-Ndombe, lokasi kapal mengalami kecelakaan dan karam. (Twitter.com/Eons Intelligence)

Pada hari Minggu (14/2), penduduk di desa Longola Ekoti memberi tahu bahwa mereka menemukan mayat yang mengapung di sungai. Mayat tersebut rupanya adalah mayat para penumpang dari kapal yang karam, yang sedang melakukan perjalanan dari Kinshasa ke Mbandaka pada malam sebelumnya.

Pemerintah Kongo sendiri sebenarnya telah melarang perjalanan malam hari namun tidak jelas mengapa kapal tersebut nekat melakukan perjalanannya. Melansir dari laman BBC, Charles Mbuntamutu, juru bicara pemerintah mengatakan penemuan mayat oleh warga itu dilaporkan pada Minggu malam sekitar pukul 20.00 waktu setempat.

Beberapa saksi juga menjelaskan bahwa kapal sempat menabrak batu di timur ibukota Kinshasa pada malam hari.

Steve Mbikayi telah memerintahkan sanksi terhadap mereka yang terlibat bersalah di sektor transportasi terkait. Dia juga mengucapkan belasungkawa yang mendalam terhadap keluarga para korban kecelakaan dan tim penyelamat yang dikirim sampai saat ini masih terus melakukan operasi pencarian dan penyelamatan penumpang yang hilang.

Tahun lalu, pada bulan April, dua kecelakaan di Danau Kivu juga terjadi dan menyebabkan setidaknya 167 orang tewas. Penumpang jarang diberi jaket pelampung dan mereka juga tidak memiliki kemampuan berenang yang baik.

Baca Juga: Puluhan Petani di RD Kongo Tewas Dibunuh Pemberontak

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya