Kejam! Pembantaian Massal di Mali Renggut Lebih dari 130 Nyawa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Selama akhir pekan, terduga kelompok militan bersenjata telah membantai lebih dari 130 warga sipil di wilayah Mopti, Mali tengah. Itu merupakan pembunuhan massal terbaru di wilayah gurun Sahel.
Pejabat lokal Mali menjelaskan, pembunuhan massal didalangi oleh militan bersenjata di desa Diallassagou dan dua desa sekitarnya di lingkaran kota Bankass. Kelompok itu juga membakar rumah, gubuk, dan menjarah ternak.
Kelompok militan bersenjata itu diduga adalah kelompok Katiba Macina yang berafiliasi dengan jaringan Al Qaeda, kelompok militan yang telah lama mengacau di wilayah gurun Sahel.
1. Kelompok militan membunuh dan menjarah
Mali tengah telah lama menjadi salah satu sarang kelompok militan bersenjata. Selama akhir pekan lalu, kelompok tersebut menyerang dan membunuh warga sipil di desa Diallassagou dan desa lain sekitarnya di lingkaran kota Bankass.
"Mereka juga telah membakar gubuk, rumah, dan mencuri ternak, ini benar-benar gratis untuk semua," kata seorang pejabat yang berbicara dengan syarat anonim, dikutip dari France24.
Dia dan para pejabat lain berhasil melarikan diri dari desanya. Dalam penjelasannya, jumlah korban tewas akibat peristiwa kelam itu masih dihitung hingga Senin (20/6/2022).
Baca Juga: Pemimpin ISIS di Mali Berhasil Ditangkap Prancis
2. Korban tewas bisa lebih tinggi dari jumlah yang diumumkan
Editor’s picks
Pemerintah Mali secara resmi mengumumkan bahwa korban sipil akibat peristiwa pembantaian itu lebih dari 100 orang. Nouhoum Togo, kepala sebuah partai di Bankass, mengatakan jumlah korban bisa lebih tinggi dari 132 orang yang diumumkan oleh pemerintah.
Dilansir Al Jazeera, kelompok militan yang melakukan serangan disinyalir adalah Katiba Macina. Mereka adalah kelompok bersenjata pimpinan Amadou Kouffa.
"Penyelidik berada di tempat hari ini untuk mencari tahu persis apa yang terjadi," kata Moulaye Guindo, Wali Kota Bankass.
Ratusan anggota kelompok militan bersenjata itu berjalan sekitar dua kilometer, membunuh, dan menembaki warga sipil.
3. Mali umumkan masa berkabung tiga hari
Stabilitas keamanan Mali telah lama dirobek oleh ancaman kelompok militan sejak 2012. Awalnya, kelompok tersebut beroperasi di Mali utara. Usai digempur pasukan Mali yang mendapat bantuan dari Prancis, kelompok militer menyebar ke gurun Sahel, termasuk ke Mali tengah.
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi dalam negeri Mali sendiri telah terguncang. Negara itu mengalami kudeta militer dua kali dalam jarak sembilan bulan, yang kali ini Mali dipimpin oleh Jenderal Assimi Goita.
Dikutip dari Associated Press, Goita mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari setelah pembantaian terjadi di Mali tengah.
Misi penjaga perdamaian PBB di Mali mengunggah pernyataan di media sosial, bahwa mereka prihatin dengan serangan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh kelompok ekstremis. Serangan tersebut telah menyebabkan korban dan perpindahan penduduk.
Baca Juga: Pasukan Perdamaian PBB Tewas Diserang Bom Rakitan oleh Teroris Mali
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.