Kelompok Bersenjata Tembak Mati Hakim Afghanistan

Pemerintah salahkan Taliban

Kabul, IDN Times – Rentetan aksi kekerasan masih terus melanda Afghanistan. Padahal diplomasi antara pemerintah dengan Taliban masih terus berjalan dan hingga kini belum mencapai titik akhir. Aksi kekerasan terbaru menyasar dua hakim di Afghanistan dan keduanya adalah hakim yang bekerja di Mahkamah Agung.

Insiden mengerikan itu terjadi pada hari Minggu, 17 Januari 2021, ketika hari masih pagi. Dua hakim yang dibunuh sedangan melakukan perjalanan ke tempat kerja mereka. Di tengah perjalanan, mereka disergap oleh kelompok bersenjata tak dikenal dan ditembaki secara membabi-buta. Dua hakim meninggal ditempat kejadian.

1. Pembunuhan terarah

Kelompok Bersenjata Tembak Mati Hakim AfghanistanLedakan roket mortir terjadi di wilayah dimana banyak gedung kedubes. (twitter.com/Shay Zaad)

Personel kepolisian yang bertanggung jawab di Kabul, Afghanistan, saat ini sedang melakukan penyelidikan lebih jauh atas insiden mengerikan yang telah menyebabkan dua hakim Mahkamah Agung meninggal. Penyerangan itu telah menambah daftar penjang korban aksi kekerasan di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.

Ada tren baru serangan oleh para milisi pemberontak yakni, mereka mengarahkan aksi terhadap orang-orang atau tokoh terkenal. Melansir dari laman Al Jazeera, Mahkamah Agung Afghanistan telah menjadi target pembunuhan sejak Februari 2017. Bom bunuh diri saat itu membuat setidaknya 20 pegawai meninggal dunia (17/1).

Beberapa orang tekemuka di Afghanistan juga menjadi target sasaran seperti politisi, jurnalis, aktivis, dokter dan jaksa. Aksi penyerangan dan penyergapan dilakukan di siang hari bolong dan telah menimbulkan teror baru sehingga membuat penduduk di Kabul, banyak yang khawatir dan cemas.

2. Pemerintah tuding Taliban

Kelompok Bersenjata Tembak Mati Hakim AfghanistanAshraf Ghani, pemimpin Afghanistan. (Wikimedia.org/GODL)

Dalam beberapa bulan terakhir, intensitas serangan kelompok milisi semakin meningkat. Serangan dilakukan dengan pelbagai cara yakni dengan bom mobil, bom bunuh diri, penyergapan langsung atau dengan serangan roket.

Sebenarnya, pemerintah Afghanistan dan petinggi Taliban telah mengukir sejarah, dimana kedua kelompok tersebut untuk pertama kalinya bersedia untuk berunding. Kedua kelompok tersebut kini masih berada di Doha, Qatar untuk membicarakan berbagai kesepakatan yang telah berlangsung lama dan belum meraih keputusan akhir.

Dalam serangan terbaru yang membuat dua hakim Mahkamah Agung meninggal tersebut, pemerintah telah menuduh bahwa Taliban bertanggung jawab atas serangan.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mengatakan “teror, kengerian, dan kejahatan bukanlah solusi untuk masalah Afghanistan dan memohon kepada Taliban untuk menerima ‘gencatan senjata permanen’” katanya seperti dikutip dari kantor berita Reuters (17/1).

Meningkatnya kekerasan di Kabul dan di beberapa wilayah Afghanistan semakin memperumit kesepakatan perdamaian yang dilakukan di Qatar. Ketika Washington mulai memutuskan untuk menarik pasukannya, secara berkala gencatan senjata yang disepakati, rupanya tidak efektif dan serangan demi serangan masih tetap terjadi di beberapa wilayah Afghanistan dengan korban nyawa yang terus berjatuhan.

Baca Juga: Serangan Bom di Afghanistan Tewaskan Wakil Gubernur Kabul 

3. Taliban membantah telah melakukan serangan

Kelompok Bersenjata Tembak Mati Hakim AfghanistanIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Pihak berwenang hingga sejauh ini tidak merilis secara rinci identitas korban yang meninggal. Namun menurut pernyataan juru bicara Mahkamah Agung, Ahmad Fahim Qawim, diketahui bahwa dua korban tersebut adalah hakim perempuan yang bekerja di Mahkamah Agung Afghanistan.

Melansir dari laman Associated Press, pemerintah Afghanistan telah berulangkali menyalahkan kelompok Taliban atas beberapa aksi kekerasan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini. Namun menurut Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, dia mengabarkan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas serangan terbaru (17/1).

Kelompok pemberontak lain yang berafiliasi dengan pecahan ISIS, termasuk kelompok pecahan ISIS sendiri, telah mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan yang dilancarkan di ibukota.

Serangan terhadap salah satu universitas terkenal di Afghanistan, yang menyebabkan puluhan mahasiswa tewas juga diklaim oleh mereka. Serangan roket yang dilancarkan untuk menargetkan pangkalan utama AS juga diklaim dilakukan oleh pihak ISIS. Serangan roket itu tidak menyebabkan korban jiwa.

Baca Juga: Ledakan di Afghanistan Tewaskan Belasan Anak

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya