Ketua Uni Afrika: Krisis di Benua Ini Makin Parah Imbas Invasi Rusia

Afrika sudah sangat terdampak pandemik dan terorisme

Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi Uni Afrika (AU), Moussa Faki Mahamat, pada Rabu (25/5/2022) mengatakan bahwa negara-negara Afrika telah menjadi korban dari Perang Rusia-Ukraina. Pernyataan itu disampaikan bertepatan dengan momen perayaan ulang tahun Uni Afrika. 

Jutaan orang Afrika menghadapi kemiskinan ekstrem akibat COVID-19 dan kini diperkuat dengan konflik Rusia-Ukraina. Ancaman kelangkaan pangan terjadi karena pasokan global terganggu akibat perang tersebut.

1. Dampak perang Rusia-Ukraina mengancam Afrika

Ketua Uni Afrika: Krisis di Benua Ini Makin Parah Imbas Invasi Rusiailustrasi (Unsplash.com/Paz Arando)

Organisation of African Unity (OAU) didirikan pada 25 Mei 1963 dan menjadi African Union pada Juli 2002. Pada 25 Mei 2022, organisasi tersebut merayakan ulang tahun ke-20.

Dalam kesempatan itu, Mahamat memberikan pidato tentang situasi Afrika terkini. Dia menilai bahwa negara-negara Afrika saat ini menjadi korban jaminan perang dari konflik Rusia-Ukraina.

"Afrika telah menjadi korban tambahan dari konflik jarak jauh, antara Rusia dan Ukraina. Dengan sangat mengganggu keseimbangan geopolitik dan geostrategis global yang rapuh, hal itu juga memberikan sorotan tajam pada kerapuhan struktural ekonomi kita," kata Mahamat dilansir Al Jazeera.

"Tanda paling simbolik dari kerentanan ini adalah krisis pangan setelah gangguan iklim, krisis kesehatan COVID-19, yang diperkuat hari ini oleh konflik di Ukraina. Krisis ini ditandai dengan menyusutnya pasokan produk pertanian dunia dan melonjaknya inflasi harga pangan," tambahnya.

Baca Juga: Ketua Uni Afrika Akan Kunjungi Rusia-Ukraina: Kami Ingin Perdamaian!

2. Afrika berjuang tanpa henti melawan terorisme

Selain mengomentari tentang dampak perang Rusia-Ukraina terhadap Afrika, Mahamat juga menjelaskan bahwa benua itu telah lama memerangi ancaman terorisme dan kejahatan transnasional.

"Terorisme khususnya terus meningkat. Saat ini, banyak negara mencurahkan sebagian besar sumber daya dan energi mereka untuk memerangi atau melindungi diri mereka sendiri dari fenomena ini, merampas sektor vital seperti kesehatan dan pendidikan dari sumber daya yang mereka butuhkan," kata Mahamat dikutip dari Anadolu.

Mahamat juga menilai, pemerintahan yang buruk di beberapa negara Afrika telah menimbulkan bencana. Pasalnya, keburukan tak lagi dapat ditutupi oleh tuntutan transparansi imbas populasi yang semakin terbuka lewat teknologi informasi dan komunikasi.

3. Strategi untuk mengatasi masalah di Afrika

Ketua Uni Afrika: Krisis di Benua Ini Makin Parah Imbas Invasi Rusiailustrasi (Unsplash.com/R. du Plessis)

Menurut Africa News, perayaan ulang tahun ke-20 AU dilaksanakan dengan tema 'Memperkuat Ketahanan Gizi dan Ketahanan Pangan di Benua Afrika.'

Mahamat membeberkan beberapa strategi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah terkini benua sesuai dengan tema tersebut.

Dilansir Ahram, reformasi kelembagaan telah dimulai sejak 2016 demi meningkatkan tata kelola lembaga dan menjadi pemain kunci dalam multilateralisme di Afrika.

Afrika juga membuat African Continental Free Trade Area (AfCFTA) yang mulai berlaku pada tahun 2021. Dengan strategi itu, Afrika akan jadi pasar bersama terbesar di dunia untuk mempercepat integrasi benua.

Dalam menanggapi krisis pangan dan gizi, AU telah mengambil inisiatif seperti Program Pengembangan Pertanian Afrika Komprehensif (CAADP).

"Hasilnya tidak selalu sesuai dengan ambisi kami. Tapi kami berada di jalan yang benar," tegas Mahamat.

Baca Juga: Putin Permudah Syarat Pindah Warga Negara Rusia bagi Penduduk Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya