Kisah di Balik Bebek Karet Jadi Simbol Perlawanan Demonstran Thailand 

Ada juga simbol lain yang digunakan demonstran 

Bangkok, IDN Times – Gelombang besar demonstrasi di Thailand belum juga memudar. Aksi yang dipelopori oleh anak-anak muda dan para aktivis pro demokrasi tersebut masih terus menuntut reformasi konstitusi, menuntut Perdana Menteri mundur dan menuntut untuk membatasi monarki Thailand.

Meskipun para demonstran telah “diserang” dengan surat penangkapan dan ancaman hukuman dengan undang-undang lesse-majeste, mereka tetap memenuhi jalanan dengan aksi protesnya. Para demonstran juga tidak terpengaruh dengan kemungkinan ancaman kekerasan yang akan terjadi pada mereka.

Pada hari Jum’at, 27 November 2020, ribuan demonstran kembali menggelar aksi protesnya. Mereka memenuhi sebuah persimpangan jalan di pusat ibukota Bangkok. Dalam demonstrasi tersebut, para demonstran selain membanjiri jalanan juga membawa simbol perlawanan baru yakni mereka membawa serta bebek karet berwarna kuning cerah.

1. Bebek karet yang dapat ditiup sebagai maskot

Kisah di Balik Bebek Karet Jadi Simbol Perlawanan Demonstran Thailand Anak-anak dibawah umur dalam barisan demonstran yang sedang merekam aksi demo. (instagram.com/d.w.s.smith)

Demonstrasi yang dilakukan pada hari Jum’at dan membawa serta bebek karet kuning itu adalah sebuah demonstrasi yang menurut informasi, latihan untuk menangkal kemungkinan kudeta militer. Laman Associated Press melaporkan bahwa ada kekhawatiran jika pemerintah merasa tidak mampu mengendalikan protes, maka akan diberlakukan darurat militer atau akan digulingkan oleh kudeta militer (27/11).

Titik penting dalam aksi protes pada hari Jum’at adalah menolak upaya kudeta. Panupong “Mike Rayong” Jadnok, yang menjadi salah satu pemimpin aksi menekankan untuk mendesak dengan perlawanan simbolis dan aktual jika militer mencoba kembali mengambil alih. Thailand, yang mendeklarasikan sebagai negara demokrasi sejak tahun 1930-an, telah berulangkali mengalami kudeta militer dan memakan banyak korban jiwa.

2. Mengapa bebek karet kuning kembali dibawa dalam aksi demonstrasi?

Kisah di Balik Bebek Karet Jadi Simbol Perlawanan Demonstran Thailand Penjepit rambut demonstran berbentuk bebek kuning. (instagram.com/d.w.s.smith)

Bebek karet kuning yang membesar dengan cara ditiup itu, menjadi maskot baru sebagai simbol perlawanan para demonstran Thailand. Mereka turut membawa serta bebek-bebek karet kuning dalam aksi pada hari Jum’at. Sekitar 5.000 orang yang ikut berpartisipasi dalam aksi dan banyak diantara mereka membawa bebek karet kuning besar diatas kepala.

Bebek karet kuning itu, awalnya digunakan sebagai lelucon pada aksi di depan parlemen Thailand yang dilakukan pada 17 November. Namun rupanya bebek karet kuning raksasa itu berguna ketika polisi menembakkan meriam air. Rebecca Ratcliffe, jurnalis The Guardian melaporkan bahwa bebek karet kuning itu kemudian berfungsi sebagai tameng (20/11).

Aksi pada 17 November menjadi aksi paling brutal, karena demonstran pro demokrasi terlibat bentrok dengan demonstran pro pemerintah. Bebek karet kuning itu yang awalnya digunakan sebagai lelucon namun berfungsi menjadi tameng akhirnya kini menjadi simbol atau maskot perlawanan, keberanian dan kepahlawanan para demonstran.

Baca Juga: Anak-anak Sekolah Ikut Protes Besar Tuntut Reformasi Thailand

3. Selain bebek karet kuning, ada juga dinosaurus yang dijadikan sebagai simbol

Kisah di Balik Bebek Karet Jadi Simbol Perlawanan Demonstran Thailand Dinosaurus dijadikan simbol ejekan ide-ide kuni pemerintah Thailand. (twitter.com/Matthew Toshevin)

Dalam gelombang demonstrasi anti pemerintah di Thailand, mereka melibatkan budaya-budaya pop yang menjadi konsumsi harian mereka dan dijadikan simbol. Selain anak-anak muda dan para mahasiswa, demonstran juga diikuti oleh siswa-siswa sekolah menengah bahkan ada yang dibawah umur.

Dinosaurus jenis T-Rex muncul dalam sebuah demonstrasi. Dinosaurus itu dijadikan sebagai simbol bahwa apa yang dipikirkan dan dibuat sistem oleh pemerintah sudah kedaluwarsa. Melansir dari laman ABC, tiga ekor dinosaurus T-Rex dipakai sebagai kostum dan memegang meteorit. Simbol dinosaurus itu mengejek ide-ide kuno pemerintah dan meteorit dalam simbol masa depan yang coba digenggam dengan cara kuno (25/11).

Dalam liputan yang dilaporkan oleh Rebecca Ratcliffe, seorang penyelenggara protes mengatakan “Kami akan bertindak sebagai meteorit dan menghantam cara-cara kuno generasi tua di negara ini. Kami akan membicarakan semua topik yang dinosaurus tidak ingin dengar” katanya dikutip dari laman The Guardian (22/11).

4. Balon alien sebagai ejekan untuk menangkis tuduhan

Kisah di Balik Bebek Karet Jadi Simbol Perlawanan Demonstran Thailand Simbol salam tiga jari sebagai bentuk protes demonstran Thailand (twitter.com/May Wong)

Selain bebek karet kuning dan dinosaurus, ada juga balon alien yang dibawa oleh para demonstran. Mereka membawa balon-balon bergambar alien untuk mengejek pemerintah. Sebelumnya pemerintah menuduh para demonstran dibiayai oleh asing dalam aksi-aksinya. Akhirnya pada aksi yang dilakukan hari Jum’at, melansir dari laman Associated Press, balon alien dibawa serta dan digunakan untuk mengejek bahwa asing atau “alien” sama sekali tidak memiliki andil dalam membiayai aksi protes (28/11).

Bebek karet yang dijadikan simbol pahlawan dan keberanian, dan dinosaurus yang dijadikan sebagai simbol ide-ide kuno sebagai bahan ejekan, lalu balon bergambar alien digunakan sebagai simbol ejekan “asing”, menjadikan para demonstran Thailand ini sebagai kelompok yang sangat kreatif untuk mengekspresikan diri dalam protes menentang pemerintah.

Selain simbol-simbol tersebut ada simbol utama yang digunakan oleh demonstran yakni salam tiga jari. Simbol ini muncul dalam film “The Hunger Games”, yang juga digunakan sebagai simbol tuntutan demonstran pro-demokrasi Thailand.

Baca Juga: Thailand Mulai Memberi Dakwaan kepada Para Pemimpin Pro-demokrasi 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya