Kisah Korban yang Lolos dari Penjara Perempuan Nazi

Sipir penjara perempuan Nazi sangat mengerikan 

London, IDN Times – Seorang perempuan Yahudi bernama Selma van de Perre telah menerbitkan buku berjudul My Name Is Selma. Buku tersebut rilis pada bulan September tahun lalu dan akan terbit di negara-negara lain, termasuk di Jerman.

Menurut BBC, buku itu bercerita tentang pengalaman Selma ketika ditahan di kamp konsentrasi Ravensbruck, sekitar 80 kilometer arah utara ibukota Berlin. Kini Selma berusia 98 tahun dan tinggal di London.

Reporter BBC, Damien McGuinnes, berhasil mewawancarainya lewat sambungan telepon dan menceritakan bagaimana perempuan-perempuan tentara Nazi mampu melakukan tindakan mengerikan seperti menyiksa dan membunuh para tahanan.

1. Selma adalah pejuang perlawanan dari Yahudi Belanda

Kisah Korban yang Lolos dari Penjara Perempuan NaziSelma van de Perre yang sudah sepuh. (Twitter.com/Dutch Center)

Selma adalah seorang Yahudi Belanda. Ketika Nazi menduduki negara tersebut, dia bekerja untuk membantu para keluarga Yahudi melarikan diri saat usianya 20an tahun. Orang tua dan adiknya terbunuh di sebuah kamp konsentrasi. Dia sendiri akhirnya ditahan sebagai tahanan politik pada tahun 1944 di kamp Ravensbruck.

Dia bertahan di Ravensbruck yang kemudian berhasil bebas setelah pasukan Soviet datang dan membereskan kamp itu. Melansir dari laman Times of Israel, ada beberapa misi konyol yang pernah dia lakukan ketika menjadi pejuang perlawan. Ada juga misi tabu yang harus dia lakukan seperti bercumbu dengan perwira Nazi untuk mencapatkan dokumen penting.

Salah satu misi konyol menurutnya adalah menyusup ke markas besar Jerman di Prancis untuk mengirimkan sebuah amplop. Dia juga akan mendapatkan amplop lain, secara ilegal tentunya, yang berisi informasi untuk menyelamatkan para pejuang yang di tahan di Prancis.

Dalam misi penyusupan itu, Selma yang cantik dan masih muda, harus memutuskan untuk membuat strategi. Dia menggoda para prajurit di gerbang, agar bisa masuk ke dalam markas. Karenanya, dia mengingat, saat itu dia menjadi pusat perhatian prajurit-prajurit muda Nazi sebab ulah genitnya.

2. “Mereka orang-orang yang mengerikan” kata Selma

Kisah Korban yang Lolos dari Penjara Perempuan NaziSalah satu rumah sipir penjara Ravensbruck yang masih berdiri hingga saat ini. (Instagram.com/theorodweigel)

Selama di penjara Ravensbruck, Selma memiliki pengalaman yang menyedihkan. Penjara itu, adalah kamp konsentrasi khusus perempuan terbesar milik Nazi. Ada lebih dari 120.000 perempuan yang ditahan dari seluruh Eropa. Diperkirakan, setidaknya 30.000 orang diantaranya tewas di Ravansbruck tersebut.

Jumlah sipir lebih dari 40.000 orang dan lebih dari 3.500nya adalah perempuan. Semua sipir penjara perempuan Nazi mengawali karirnya di Ravensbruck. Lalu banyak diantaranya dipindahkan di kamps Auschwitz-Birkenau dan Bergen-Belsen.

Perempuan-perempuan narapidana yang ditahan di Ravensbruck, banyak diantaranya yang mati digantung atau dimasukkan ke dalam kamar gas. Banyak juga yang dibiarkan kelaparan dan terserang penyakit.

Selma mengatakan “mereka orang-orang yang sangat mengerikan”, ujarnya merujuk para sipir perempuan. Menurut Selma, mereka, para sipir perempuan Nazi itu, “menyukainya karena itu memberi mereka kekuatan. Itu memberi mereka banyak kekuasaan atas narapidana. Beberapa narapidana diperlakukan dengan sangat buruk seperti dipukuli.”

Baca Juga: Pasangan Kulit Putih di AS Pakai Masker Nazi saat Belanja

3. Tawaran gaji bagus dan tempat tinggal gratis

Kisah Korban yang Lolos dari Penjara Perempuan NaziTahanan di Ravensbruck. (Wikimedia.org/Budesarchiv Bild 183-1985-0417-15)

Saat ini di Ravensbruck, berdiri museum peringatan. Banyak pengunjung yang datang ke tempat itu untuk mengenang dan menyaksikan, bagaimana para perempuan bisa bertindak mengerikan dan sekejam itu. Selma sendiri setiap tahun berusaha menyempatkan diri untuk mengunjungi bekas penjara yang pernah mengurungnya.

Dr. Andrea Genest yang menjadi direktur museum peringatan mengaku bahwa para pengunjung yang datang sering bertanya tentang perempuan-perempuan sipir penjara. Menurut pengakuannya, banyak dari para sipir yang berasal dari keluarga yang lebih miskin.

Upah yang tinggi dan akomodasi yang nyaman serta kemandirian finansial menjadi beberapa sebab mengapa banyak yang mendaftar untuk menjadi sipir. “Itu lebih menarik dari pada bekerja di pabrik” kata Genest.

“Mereka merasa mendukung masyarakat untuk melawan musuh-musuhnya” tambah Dr Genest menjelaskan. Banyak pendaftar yang diterima, telah diindoktrinasi sejak awal agar percaya pada ideologi Hitler.

Baca Juga: Mantan Penjaga Kamp Nazi Berusia 93 Tahun Dihukum Penjara

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya